Pertanyaan: 61. Mengapa Daud Menjadi Seorang Pria yang Menjadi Kekasih Hati Allah?
Pertanyaan ini sering kali diajukan, baik oleh orang yang mencemooh maupun yang serius. David, memang benar, telah jatuh ke dalam dosa yang dalam berkali-kali; tetapi perjuangannya, penyesalannya, pertobatannya, upayanya untuk memperbaiki--semua ini juga harus dipertimbangkan. Dia hidup di zaman yang kasar dan penuh perang. Seluruh hidupnya, seperti yang dikatakan oleh seorang biografer, adalah perjuangan setia dari jiwa manusia yang sungguh-sungguh menuju apa yang baik dan terbaik--perjuangan yang sering kali terhalang, namun tidak pernah berakhir. Inilah karakter dari seorang pria yang terkenal sebagai prajurit, gembala, penyair, raja, nabi; yang menyulut patriotisme, menyatukan Israel, dan menjadikannya bangsa yang besar, dan yang mengusir penyembahan dewa-dewa asing di tanah itu. Dengan mempertimbangkan semua berkat yang diperoleh oleh bangsa Ibrani melalui pemerintahan David; dengan mempertimbangkan juga sumpah yang diucapkan kepada David, dan banyak bukti pertobatannya dan kepercayaannya kepada Allah, seperti yang terungkap dalam Mazmur-mazmur, karirnya harus dipandang sebagai keseluruhan daripada dinilai berdasarkan tindakan-tindakan spesifik, jika kita ingin mencoba mencari tahu bagaimana David dalam beberapa hal pantas mendapatkan pujian yang diberikan oleh para sejarawan suci.
Question: 61. Why Was David A Man After God's Own Heart"?
This question has often been asked, both by scoffers and the serious. David, it is true, had fallen into deep sin many times; but his struggles, his remorse, his repentance, his efforts at reparation--these also must be considered. He lived in a rude and warlike age. His whole life, as one biographer says, was "the faithful struggle of an earnest human soul toward what was good and best--a struggle often baffled, yet never ended." This was the character of the man who was illustrious as soldier, shepherd, poet, king, prophet; who kindled patriotism, united Israel, and made it a great nation, and who drove out the worship of strange gods in the land. In view of all the blessings that came to the Hebrew race through David's reign; in view also of "the oath sworn unto David," and of the many evidences of his repentance and his trust in God, as expressed in the Psalms, his career must be regarded as a whole rather than judged of by specific acts, if we would try to find out how David in any degree merited the commendation which the sacred historians accord him.