Pertanyaan: 541. Bagaimana Seseorang Bisa Bahagia di Surga Jika Dia Tahu Orang-orang Terkasihnya Hilang?
Sulit, mengingat sedikit yang kita ketahui tentang surga dan kehidupan mereka yang diterima di sana, untuk membayangkan perasaan dan kondisi mereka. Semua yang kita ketahui menunjukkan kondisi kebahagiaan; itu pasti. Mungkin saja di hadapan Allah kebenaran menjadi pertimbangan yang sangat penting, dan dosa terlihat begitu mengerikan dan keji sehingga jiwa yang ditebus dan disucikan menjauhinya sebagai sesuatu yang sangat menjijikkan, bahkan ketika itu ada pada orang-orang yang dicintai dalam kehidupan duniawinya. Jiwa-jiwa suci mungkin terasa lebih dekat satu sama lain di surga daripada jiwa-jiwa yang tidak suci, meskipun mereka memiliki hubungan duniawi. Ketika Kristus diberitahu bahwa ibu dan saudara-saudaranya ingin berbicara dengan-Nya, Ia berkata (Matius 12:50): Setiap orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku, dialah saudara-Ku dan saudari-Ku dan ibu-Ku, seolah-olah untuk mengatakan bahwa kesamaan rohani lebih berarti baginya daripada hubungan fisik. Jiwa-jiwa yang ditebus, dalam menjadi seperti-Nya, mungkin tidak menderita kesedihan yang begitu menusuk seperti yang tampaknya tak terhindarkan bagi kita sekarang.
Question: 541. How Can One Be Happy in Heaven if He Knows His Dear Ones Are Lost?
It is difficult, in view of the very little we know about heaven and the life of those admitted there, to conceive of their feelings and condition. All that we do know indicates a condition of happiness; that is certain. It may be that in the presence of God righteousness becomes so paramount a consideration, and sin is seen to be so dreadful and heinous a thing that the redeemed and purified soul shrinks from it as utterly loathsome, even when it exists in persons be loved in his earthly life. Pure souls may seem nearer to one in heaven than impure souls, though they may have had an earthly relationship. Christ being told that his mother and brethren desired to speak to him, said (Matt. 12:50): "Whosoever shall do the will of my Father the same is my brother and sister and mother," as much as to say that spiritual likeness counted for more with him than physical relationship. Redeemed souls, in becoming like him, therefore, may not suffer such poignant sorrow as to us now seems inevitable.