Resource > 1001 Jawaban >  Kehidupan Kristen >  Buku 555 > 
482. Apakah Mungkin Tidak Berdosa? 

Pertanyaan: 482. Apakah Mungkin Tidak Berdosa?

Seringkali terjadi kebingungan mengenai konflik yang muncul dalam pernyataan-pernyataan dalam bagian-bagian I Yohanes 1:8 dan 3:9. Dalam yang pertama, setiap orang diwakili sebagai berdosa, dan dalam yang terakhir jelas dinyatakan bahwa Barangsiapa yang lahir dari Allah tidak dapat berbuat dosa. Mengasumsikan bahwa tidak ada yang berdosa yang diperanakkan oleh Allah akan mengecualikan setiap orang, seperti yang diakui oleh Yohanes sendiri dalam kutipan pertama yang kami sebutkan. Satu penjelasan adalah bahwa penulis berbicara tentang sifat ilahi yang ditanamkan dalam orang percaya. Ia tidak pernah melakukan atau membenarkan dosa, tetapi selalu menentangnya. Penjelasan kedua adalah bahwa orang yang diperanakkan oleh Allah tidak melanjutkan dalam dosa. Jika dikhianati oleh sifat jasmaniahnya ke dalam dosa, ia bertobat, mencari pengampunan, dan berjaga-jaga agar tidak mengulanginya. Bagaimanapun tinggi orang Kristen menetapkan idealnya sebagai pengikut Kristus, ia menyadari, pada akhirnya, bahwa usahanya jauh dari Teladan Agung dan bahwa kekurangannya tidak dapat disangkal. Pada saat yang sama, dapat dikatakan dengan benar bahwa ia tidak lagi berada di bawah perbudakan dosa, karena setelah meletakkan beban hidupnya pada Pembawa Beban Agung, dosa tidak lagi dihitung kepadanya.

Question: 482. Is Sinlessness Possible?

It frequently happens that confusion arises concerning the apparent conflict of statements in the passages in I John 1:8 and 3:9. In the first of these, every one is represented as sinning, and in the latter it is clearly stated that "Whoso is born of God cannot sin." To suppose that none who sin are begotten of God would exclude every one, as John himself admits in the first passage we quote. One explanation is that the writer is speaking of the divine nature implanted in the believer. It never commits or condones sin, but always protests against it. A second explanation is that the man who is begotten of God does not continue in sin. If betrayed by his fleshly nature into sin, he repents, seeks pardon, and watches against a repetition of it. However high the Christian may set his ideal as a follower of Christ, he realizes, after all, that his efforts are sadly short of the Great Exemplar and that his imperfections are beyond dispute. At the same time, he can be said truly to be no longer under the bondage of sin, since, having laid his burden on the Great Burden-Bearer, sin is no longer imputed to him.

[555-AI]


TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA