Pertanyaan: 379. Apakah Tuhan Memperhatikan Hal-Hal Kecil Kita dalam Doa?
Kristus mengasumsikan sikap seorang teman terhadap semua pengikutnya. Ia berkata kepada murid-murid-Nya: Mulai sekarang Aku tidak menyebut kamu hamba lagi, sebab hamba tidak tahu apa yang dikerjakan oleh tuannya; sebaliknya, Aku menyebut kamu teman, sebab Aku telah memberitahukan segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku kepada kamu. Kita bekerja bersama dengan-Nya seperti teman dengan teman; kepentingan kita identik dengan-Nya dan kepentingan-Nya identik dengan kita. Berdasarkan ini, adalah rasional untuk percaya bahwa Dia akan memberikan segala bantuan yang kita butuhkan dalam pekerjaan yang kita usahakan untuk-Nya. Kristus tentu mengetahui segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita; juga Dia tidak akan membiarkan apa pun terjadi yang akan merusak atau secara serius menghambat pekerjaan kita. Paulus percaya bahwa Setan berusaha menghalangi dia; di satu tempat ia dengan tegas mengatakan bahwa Setan menghalangi dia, benar-benar mencegah dia untuk mencapai tempat yang diinginkannya (1 Tesalonika 2:18). Sikap yang benar adalah meminta kepada Allah untuk memajukan tugas-tugas kita dan kemudian dengan penuh kepahlawanan dan kesabaran terus melakukannya. Kita juga harus ingat bahwa sejumlah kesulitan dan penderitaan memang diperlukan untuk mengembangkan karakter Kristen yang paling teguh. (Lihat Ibrani 12:1-11; 2 Timotius 2:3; Ibrani 11, dll.) Seorang Kristen harus berhati-hati dalam berdoa dengan egois. Seorang prajurit yang berani hampir tidak akan berdoa untuk cuaca cerah, kecuali jika itu akan membantu pertempuran. Kita tentu dapat berdoa untuk kekuatan; dan sukacita akan datang saat kita melupakan diri dalam mengasihi dan melayani Sang Guru. Tetapi kita tidak boleh melupakan bahwa ketika Allah dalam hikmat-Nya memberi kita mata untuk melihat, lidah untuk berbicara, otak untuk berpikir dan akal untuk membedakan dan membimbing kita dalam penilaian kita, Dia bermaksud agar kemampuan-kemampuan ini digunakan untuk melayani. Dia memberi kita tanah yang subur, tetapi kita harus melakukan pengolahan dan penanaman. Iman kepada Allah tidak berarti bahwa kita harus mengandalkan-Nya untuk melakukan hal-hal yang kita mampu lakukan sendiri. Ketika kita melakukan bagian kita, maka kita dapat mengulurkan tangan iman dan meraih tangan pimpinan-Nya, yang akan membawa kita melewati segala sesuatu yang tidak dapat kita lakukan sendiri.
Question: 379. Does God Regard Our "Little Things" in Prayer?
Christ assumes toward all his followers the attitude of a friend. He said to his disciples: "Henceforth I call you not servants, but I have called you friends." We "work together" with him as friend with friend; our interests are identical with his and his with ours. On this basis it is perfectly rational to believe that he will give us all the help we need in the work we are trying to do for him. Christ certainly knows all about all the "little things" that come into our lives; also he will allow nothing to happen which will spoil or seriously hinder our work. Paul believed that Satan was trying to hamper him; in one place he says definitely that Satan hindered him, really prevented him from getting where he wanted to go (I Thess. 2:18). The right attitude is to ask God to further our tasks and then heroically and patiently keep at them. We must remember, too, that a certain amount of hardship and suffering is really necessary to develop the most stalwart Christian character. (See Heb. 12:1-11; II Tim. 2:3; Heb. 11, etc.) The Christian must beware of praying selfishly. A brave soldier would hardly pray for fair weather, except as it would aid the battle. We may certainly pray for strength; and the joy will come as we forget self in loving and serving the Master. But we should not forget that when God in his wisdom gave us eyes to see, a tongue to speak, a brain to think and reason to discriminate and guide us in our judgment, he meant these faculties to be of service. He gives us the fertile soil, but we must do the plowing and the planting. Faith in God does not imply that we should look to him to do for us what he has made us capable of doing for ourselves. When we do our part, then we can reach out the hand of faith and grasp his leading hand, which will carry us through in all we cannot do for ourselves.


. [