Pertanyaan: 209. Bagaimana mungkin Yesus, yang sudah sempurna, bertambah dalam hikmat?
Pernyataan dalam Lukas 2:52 sangat jelas dan tidak ada alasan untuk meragukannya. Yesus tunduk pada kondisi dan keterbatasan manusia sejauh sifat ilahi dapat tunduk. Kita membaca bahwa Dia lelah, lapar, dan haus, dan kita diyakinkan bahwa Dia dicobai dalam segala hal seperti kita, yang semuanya menunjukkan bahwa dalam sifat fisik-Nya, Dia adalah manusia. Tanpa keraguan, Dia akan dididik seperti anak-anak lainnya, dan mungkin kesadaran-Nya akan ketuhanan-Nya akan bertahap, dan mungkin tidak lengkap sampai empat puluh hari di padang gurun. Beberapa otoritas menganggap bahwa saat Dia bertanya kepada para ahli di Bait Allah (Lukas 2:46), bukanlah untuk mengajukan pertanyaan keagamaan kepada mereka, melainkan untuk mendapatkan informasi.
Question: 209. How Could Jesus, Being Already Perfect, Increase in Wisdom?
The statement in Luke 2:52 is explicit and there is no reason for doubting it. Jesus was subject to human conditions and limitations so far as the divine nature could be subjected. We read of His being weary, of his being hungry and thirsty, and we are assured that He was tempted in all points like as we are, which all show that in His physical nature He was human. Doubtless He would be educated like other boys, and probably His consciousness of divinity would be gradual, and possibly not complete until the forty days in the desert. His questioning the doctors in the Temple (Luke 2:46) is supposed by some authorities to have been not catechizing them but to obtain information.