Yeremia 8:18--9:10
Konteks

[8:18] 1 Full Life : HATIKU SAKIT PEDIH.
Nas : Yer 8:18-23
Kata-kata ini mengungkapkan kesedihan mendalam nabi atas dosa dan kebinasaan umat Allah. Dia terkoyak oleh kesetiaan kepada Allah dan ikatan mendalam dengan umat itu; dia demikian sedih sehingga ingin meninggalkan mereka untuk selamanya (Yer 9:2). Orang percaya mengalami kesedihan yang sama ketika menyaksikan anggota keluarga mereka hidup dalam pemberontakan terhadap Allah dan jalan-jalan-Nya yang benar. Mereka seolah-olah mengalami sendiri penderitaan Allah ketika menantikan malapetaka yang akan menimpa orang yang tidak mau bertobat.
[9:1] 2 Full Life : MATAKU JADI PANCURAN AIR MATA.
Nas : Yer 9:1-26
Yeremia terus mengungkapkan kepedihannya atas umat Allah yang memberontak serta penolakan mereka untuk bertobat dan dengannya lolos dari kemusnahan yang akan datang. Ia ingin menangis, tetapi kesedihannya terlalu dalam untuk air mata. Teriakan tentang kutukan, tuduhan bersalah, dan peringatan tentang hukuman yang tidak terelakkan diselang-selingi sepanjang pasal ini. Yeremia sering kali disebut "nabi yang menangis" (bd. Yer 14:17), ia menangis siang dan malam untuk umat yang terlalu keras hati sehingga tidak menyadari dekatnya malapetaka mereka; karena perasaan sedih yang amat hebat, secara tradisional Yeremia dianggap penulis kitab Ratapan
(lih. Pendahuluan kitab Ratapan).