Yehezkiel 24:1-27
Konteks[24:2] 1 Full Life : TULISKANLAH TANGGAL HARI INI.
Nas : Yeh 24:2
"Tanggal hari ini" adalah 15 Januari 588 SM. Yehezkiel menerima berita ini pada hari yang sama dengan permulaan pengepungan Yerusalem oleh pasukan Babel. Serbuan ini berlangsung sekitar dua tahun dan mengakibatkan kebinasaan seluruh Yerusalem.
[24:3] 2 Full Life : TARUHLAH KUALI DI ATAS API.
Nas : Yeh 24:3-12
Allah memberi suatu perumpamaan kepada Yehezkiel untuk diberitakan kepada umat-Nya yang memberontak. Yerusalem akan menjadi seperti sebuah kuali dan penduduknya akan seperti potongan daging dan tulang pilihan. Daging dan tulang akan dimakan pasukan Babel; setelah isi kuali itu habis, kuali itu akan dimurnikan selanjutnya dengan api hukuman hingga tembaganya menjadi merah, kotorannya hancur dan karatnya hilang (ayat Yeh 24:11).
[24:13] 3 Full Life : TIDAK MENJADI TAHIR ... SAMPAI.
Nas : Yeh 24:13
Karena Yerusalem menolak untuk membiarkan Allah membersihkanya dari kenajisannya, maka ia harus berhadapan dengan murka Allah yang hebat. Demikian pula, semua bangsa akan menghadapi murka Allah pada akhir zaman. Hanya oleh hukuman Allah yang adil dunia dapat dibersihkan dari dosa (pasal Wahy 5:1-22:21).
[24:16] 4 Full Life : YANG SANGAT KAUCINTAI.
Nas : Yeh 24:16
Allah mengatakan kepada Yehezkiel bahwa dia akan kehilangan istrinya, yang amat dicintainya, namun dia tidak boleh meratapi kematiannya itu di hadapan umum atau mengadakan upacara perkabungan yang biasa diadakan. Akan tetapi, dengan perintah ini Allah tidak melarang Yehezkiel untuk bersedih hati secara pribadi atas kematian istrinya. Tidak menunjukkan perasaan sedih secara lahiriah dimaksudkan menjadi tanda untuk para buangan bahwa kejatuhan Yerusalem dan Bait Suci akan demikian hebat sehingga penduduknya tidak sempat menyatakan kesedihan mereka.
[24:18] 5 Full Life : AKU MELAKUKAN SEPERTI DIPERINTAHKAN.
Nas : Yeh 24:18
Ketaatan Yehezkiel dalam situasi ini semestinya termasuk tugasnya yang paling berat selaku nabi. Sekalipun merasa sangat sedih atas kematian istrinya, ia masih harus bernubuat hari lepas hari kepada bangsa yang pemberontak itu. Ia ikut merasakan penderitaan Allah, karena Allah sendiri sebentar lagi akan kehilangan umat-Nya, kota-Nya dan Bait Suci-Nya, sama seperti nabi setia ini telah kehilangan istrinya yang tercinta. Setia kepada Allah dapat meminta pengorbanan besar. Dalam cara yang sama orang percaya PB dipanggil untuk turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus (lih. 2Kor 1:7; 4:10-11).