Mazmur 5:7
Konteks5:7 (5-8) Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud u menyembah ke arah bait-Mu v yang kudus dengan takut w akan Engkau.
Mazmur 27:4
Konteks27:4 Satu hal c telah kuminta 1 kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, d menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Mazmur 29:9
Konteks29:9 Suara TUHAN membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya; q dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: "Hormat! r "
Mazmur 65:4
Konteks65:4 (65-5) Berbahagialah orang yang Engkau pilih g dan yang Engkau suruh mendekat 2 h untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, i di bait-Mu yang kudus.
Mazmur 138:2
Konteks138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu n yang kudus dan memuji nama-Mu, o oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; p sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu q melebihi segala sesuatu.
[27:4] 1 Full Life : SATU HAL TELAH KUMINTA.
Nas : Mazm 27:4
Seperti dalam Mazmur Mazm 26:1-12, pemazmur mencari kehadiran Allah; hal itu paling berharga di dalam hidupnya dan dia mendoakannya tanpa mengenal lelah. Allah sendiri memanggil kita semua kepada tujuan yang sama: "mencari wajah-Nya" (ayat Mazm 27:8). Mereka yang melaksanakan hal ini, berusaha untuk tinggal di hadirat-Nya yang kudus, diberikan keyakinan teguh bahwa pencobaan apa pun yang menimpa mereka, Tuhan tidak akan meninggalkan mereka (ayat Mazm 27:9-10). Tidak ada alasan untuk putus asa; kemurahan Allah tersedia bagi mereka (ayat Mazm 27:13-14).
[65:4] 2 Full Life : BERBAHAGIALAH ORANG YANG ENGKAU ... SURUH MENDEKAT.
Nas : Mazm 65:5
Sukacita terbesar kita ialah berada dekat Allah dan menikmati persekutuan dengan Dia; hal ini kini dimungkinkan bagi orang percaya melalui pengorbanan Yesus Kristus (Ibr 10:10-22) dan melalui Roh Kudus yang mendiami kita (Ef 5:18). Alkitab menasihati kita untuk menghampiri Allah senantiasa supaya kita dapat menerima kemurahan dan kekuatan-Nya untuk menolong kita pada waktu kita memerlukannya (Ibr 4:16; 7:25). Keaiban terbesar kita ialah menganggap remeh hak istimewa ini untuk dekat dengan Allah, dengan menganggapnya tidak penting kita usahakan senantiasa (bd. Ibr 10:36-39).