1 Korintus 7:12-16
Konteks7:12 Ada beberapa saran yang ingin saya tambahkan. Saran-saran ini bukan perintah yang langsung dari Tuhan, tetapi pada hemat saya saran-saran ini baik. Apabila seorang Kristen beristrikan orang yang bukan-Kristen, tetapi bagaimanapun si istri ingin tetap hidup bersama dengan dia, janganlah ia meninggalkannya atau menceraikannya. 1 7:13 Dan apabila seorang wanita Kristen bersuamikan seseorang yang bukan-Kristen dan suaminya ingin supaya ia tetap mendampinginya, maka janganlah ia meninggalkan laki-laki itu. 7:14 Sebab suami yang bukan-Kristen mungkin sekali menjadi orang Kristen dengan bantuan istrinya dan istri yang bukan-Kristen mungkin sekali menjadi orang Kristen dengan bantuan suaminya. Kalau keluarga terpecah-pecah, anak-anak dalam keluarga itu mungkin tidak akan mengenal Tuhan. Tetapi keluarga yang tetap utuh mungkin sekali dengan rencana Allah mendatangkan keselamatan bagi anak-anaknya. 2 7:15 Tetapi, apabila suami atau istri yang bukan-Kristen itu ingin berpisah, hal itu tidak dilarang. Dalam hal seperti itu janganlah suami atau istri yang beriman itu memaksa teman hidupnya supaya tetap tinggal, sebab Allah ingin supaya anak-anak-Nya hidup rukun dan damai. 7:16 Sebab sebenarnya tidak ada jaminan bagi si istri bahwa suaminya akan menjadi Kristen kalau ia tinggal; demikian pula bagi si suami mengenai istrinya.


Nas : 1Kor 7:12
Di sini Paulus tidak semata-mata mengajukan pandangannya sendiri; tetapi sebenarnya ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki firman dari Yesus untuk meneguhkan apa yang akan ditulisnya. Akan tetapi, ia menulis sebagai seorang yang mempunyai wewenang rasuli dan sedang berada di bawah ilham ilahi (bd. ayat 1Kor 7:25,40; 14:37).
Nas : 1Kor 7:14
Apabila seorang percaya terikat dalam suatu pernikahan dengan seorang yang tidak percaya, baik pernikahannya itu maupun anak yang dilahirkan dalam pernikahan itu adalah absah di hadapan Allah. Karena itu, orang percaya itu harus hidup bersama dengan yang tidak percaya itu dan jangan mencari jalan untuk memecah-belah pernikahan atau rumah tangga itu. Apa lagi, oleh karena suami atau istri itu adalah orang percaya, maka ia bisa mempunyai pengaruh yang khusus sehingga pasangannya itu dapat dibimbing untuk menerima Kristus (bd. 1Pet 3:1-2).