Topik : Kebangkitan

26 Februari 2003

Di Pekuburan

Nats : Barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25)
Bacaan : Yohanes 11:25-44

Saat orang yang kita kasihi meninggal, kita pergi ke kuburan untuk mengikuti prosesi yang panjang. Kita mungkin akan duduk atau berdiri di sekitar makam dan mendengarkan dengan khidmat saat pendeta membacakan ayat Alkitab tentang kebangkitan. Lalu jenazah diturunkan ke liang kubur. Kemudian kita mungkin akan tinggal sejenak untuk menaburkan bunga dan berdiri dengan kepala tertunduk untuk mengenang dan menghormati almarhum. Orang yang kita kasihi telah meninggal, dan kita sadar bahwa kita tidak dapat membawanya kembali.

Berbeda saat Yesus datang ke pemakaman Lazarus, sahabat-Nya yang baru saja meninggal. Ketika tiba di kuburnya, Dia menggunakan wewenang dan kuasa-Nya dengan memberi perintah: "Angkat batu itu" (Yohanes 11:39). "Lazarus, marilah keluar!" (ayat 43). "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi" (ayat 44).

Kita mungkin berharap sepenuh hati dapat mengembalikan orang yang kita kasihi, tetapi meskipun kita memberikan perintah seperti yang Yesus ucapkan, tak ada yang akan terjadi. Namun, Yesus memiliki kuasa untuk itu, karena Dia adalah "kebangkitan dan hidup" (ayat 25). Kuasa-Nya nyata saat Lazarus keluar dari kubur, dan hidup kembali!

Kelak, Yesus akan datang lagi ke kubur dari orang-orang percaya. Dan ketika Dia memberikan perintah, maka semua jenazah orang mati yang percaya kepada-Nya akan "keluar dan bangkit" (Yohanes 5:28,29; 1 Tesalonika 4:16). Betapa luar biasa hari itu kelak! --Dave Egner

11 April 2003

Usaha yang Mustahil

Nats : Tetapi Allah membangkitkan Dia [Yesus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu (Kisah Para Rasul 2:24)
Bacaan : Matius 27:62-28:8

Saat itu sehari setelah Yesus disalibkan. Jenazahnya disimpan di kubur. Namun para imam kepala dan orang-orang Farisi yang memimpin penyaliban-Nya merasa gelisah dan berpikir bahwa penyaliban ini mungkin bukanlah akhir dari kisah Yesus. Itu sebabnya mereka menghadap Pilatus dan mengatakan kepadanya bahwa para murid Yesus mungkin akan mencuri jenazah-Nya untuk meyakinkan orang-orang bahwa Dia telah menggenapi nubuat-Nya, yakni bangkit dari kubur. Pilatus menanggapi, “Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik- baiknya” (Matius 27:65).

Mereka pun menempatkan para penjaga di sana dan memeterai kubur itu (ayat 66). Para pemimpin agama dan politik telah berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan bahwa jenazah Yesus akan tetap berada di dalam kubur. Padahal mereka mengusahakan suatu hal yang mustahil. Maut tidak dapat menguasai Anak Allah yang tidak berdosa. Maka, pada hari yang ketiga Dia bangkit seperti yang telah difirmankan-Nya (20:19; 27:63; 28:1-8).

Setelah kebangkitan Yesus, para imam kepala menyuap para serdadu dan mengatakan kepada mereka supaya menyebarkan kabar yang menggelikan bahwa para murid telah mencuri jenazah Yesus (28:11-14). Sampai saat ini, orang-orang skeptis masih saja saling melontarkan teori yang tak masuk akal. Mereka berusaha menyangkal kebangkitan Yesus. Meskipun mereka terus berusaha menimbulkan keraguan atas bukti sejarah, tetapi kebenarannya adalah: Yesus bangkit dari kubur.

Kita melayani Juruselamat yang hidup! --Herb Vander Lugt

20 April 2003

Kenyataan Kebangkitan

Nats : Aku adalah ... Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya (Wahyu 1:17,18)
Bacaan : Lukas 24:1-12

Para murid dan pengikut mula-mula Tuhan kita menegaskan dengan penuh semangat dan dengan sepenuh hati bahwa Yesus dari Nazaret adalah Juruselamat yang hidup, bukan guru atau filsuf yang mati karena membela ajaran-Nya. Mereka memegang kebenaran ini sedemikian kuat sehingga rela menderita siksaan dan rela mati daripada meninggalkan keyakinan itu.

Kabar yang mengejutkan ini semakin menguatkan pelayanan mereka sehingga kesaksian mereka “mengacaukan seluruh dunia” (Kisah Para Rasul 17:6). Hal itu masih berlaku sampai sekarang: Roh Kudus menghargai kesaksian mereka yang menyatakan bahwa Yesus telah bangkit. Kesaksian mereka yang utama bukanlah tentang hukum moral, ritual keagamaan, atau pengakuan iman secara teologis (suatu hal yang baik jikalau mereka memiliki semua itu), melainkan tentang Allah yang menjelma menjadi manusia, satu-satunya yang dapat menyelamatkan. Pada zaman ini, ketika kemurnian iman telah mati dan banyak terjadi kemurtadan rohani, kita seharusnya melihat hanya kepada Dia yang “hidup untuk selamanya” (Wahyu 1:18).

Seorang profesor yang sombong dan tidak saleh berkata kepada seorang anak kecil yang percaya kepada Tuhan Yesus, “Gadis kecilku, kamu tidak tahu kepada siapa kamu percaya. Ada banyak kristus di dunia ini. Kristus mana yang kamu percayai?” “Saya tahu siapa yang saya percayai,” sahut anak itu. “Saya percaya kepada Kristus yang bangkit dari antara orang mati!”

Yesus hidup (Lukas 24:1-12). Hidup kekal Anda bergantung pada kenyataan ini --Henry Bosch

21 April 2003

Anda Pun Bisa Percaya

Nats : Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup (Kisah Para Rasul 1:3)
Bacaan : Kisah Para Rasul 1:1-11

Pada tahun 1957, Letnan David Steeves berjalan keluar dari Pegunungan Sierra di Nevada, Kalifornia, setelah 54 hari pesawat jet pelatih Air Force-nya menghilang. Ia menceritakan kisah yang tak masuk akal tentang bagaimana ia bertahan hidup di belantara bersalju setelah terjun dengan parasut dari pesawatnya yang mati mesin. Sebelum ia menunjukkan bahwa dirinya masih hidup, sebenarnya secara resmi ia dinyatakan telah mati. Saat penyelidikan selanjutnya gagal menemukan bangkai pesawat, Steeves dianggap berbohong dan ia dipaksa mengundurkan diri karena ceritanya diragukan. Lebih dari 20 tahun kemudian, kisahnya terbukti dengan ditemukannya bangkai pesawat oleh sebuah regu Pramuka.

“Kisah bertahan hidup” lain yang terjadi berabad-abad lalu juga masih kontroversial sampai saat ini. Seorang lelaki bernama Yesus Kristus yang berjalan keluar dari padang gurun Yudea membuat banyak pernyataan yang sulit dipercaya banyak orang. Lalu Dia dihukum mati dan dinyatakan mati. Namun, tiga hari kemudian Dia muncul dan menunjukkan bahwa diri-Nya hidup. Sejak itu muncul berbagai pandangan skeptis.

Namun, renungkanlah kenyataan tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus. Integritasnya tidak diragukan lagi. Para nabi telah menubuatkan kedatangan-Nya. Mukjizat menjadi bukti keilahian- Nya. Para saksi mata membenarkan kebangkitan-Nya. Dan kini, kepada semua orang yang mencari kebenaran, Roh Kudus menegaskan bahwa Yesus hidup.

Ya, Anda pun bisa percaya! Percayakah Anda? --Mart De Haan II

27 April 2003

Dia Ada di Sini

Nats : Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36)
Bacaan : Lukas 24:36-45

Kejutan! Kejutan! Kesebelas rasul berkumpul bersama pada hari kebangkitan Yesus. Mereka sedang membicarakan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi hari-hari itu, dan baru saja mendengar sebuah laporan dari dua orang yang mengatakan telah melihat Yesus. Lalu, tiba-tiba saja Dia hadir di situ! Sang Juruselamat berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36).

Saya bertanya-tanya apakah kita sadar bahwa ketika berkumpul bersama teman-teman di gereja, di rumah, di persekutuan doa, dan di berbagai pertemuan, sesungguhnya Yesus juga ada di sana. Dia berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Apakah kita sungguh-sungguh percaya Dia bersama kita, mendengarkan setiap ucapan kita, dan melihat semua yang kita lakukan?

Beberapa pelajar membicarakan tentang pengarang-pengarang besar di masa lalu. Lalu seseorang bertanya, “Bagaimana jika Milton tiba-tiba masuk ruangan ini?” “Ah!” jawab yang lain. “Kita akan menghormatinya dan memberi perhatian lebih karena ia hanya menerima sedikit pengakuan semasa hidup.” Orang ketiga berkomentar, “Bagaimana jika Shakespeare yang datang? Tidakkah kita semua akan berdiri dan memproklamirkannya sebagai Raja Penyair?” Kemudian seseorang memberanikan diri berkata, “Dan, jika Yesus Kristus yang datang?” Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya seseorang berkata, “Tapi teman-teman, Dia kan ada di sini!”

Ya, ingatlah bahwa Yesus ada di sini! Dia melihat, Dia mendengar, dan Dia tahu segalanya! --M.R. DeHaan, M.D.

1 Agustus 2003

Tetap Membicarakan Yesus

Nats : Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25)
Bacaan : 1Korintus 15:51-57

Dalam upacara pemakaman seorang jemaat, Pendeta Eloy Pacheco mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita kepadanya dan berkata, "Semua pendeta memang sama saja. Yang selalu Anda bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!"

"Benar," jawabnya ramah. "Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?"

Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, "Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus."

Cepat atau lambat orang yang kita cintai akan meninggal, dan kita ingin dihibur. Pelukan, ungkapan belasungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, bisa sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua ini tidak akan menjawab pertanyaan- pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita cintai itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali di surga? Bagaimana saya bisa mendapat kepastian mengenai kehidupan kekal?

Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Korintus 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya (Yohanes 11:25).

Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan bisa menemukan penghiburan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya. Maka marilah kita tetap membicarakan Yesus--Dennis De Haan

8 November 2003

Dia Hidup!

Nats : Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup (Kisah Para Rasul 1:3)
Bacaan : Kisah Para Rasul 1:1-10

Ketika menara World Trade Center runtuh disertai suara gemuruh bangunan yang hancur berkeping-keping, warga kota New York mengalami apa yang sudah dialami oleh banyak orang dari belahan dunia lain, yaitu ketakutan akan terorisme. Berbagai serangan susulan di negara-negara lain telah meningkatkan keprihatinan bahwa umat manusia mungkin sedang menuju kehancuran diri.

Semua kerusuhan di dunia mungkin membuat kita berpikir bahwa masa depan kita tampak begitu suram. Kita bahkan mungkin menyimpulkan bahwa dunia ini bukanlah tempat yang layak untuk membesarkan anak-anak.

Meskipun demikian, tetap ada secercah cahaya pengharapan yang dapat menerangi pandangan kita akan masa depan. Bill Gaither menggambarkan hal itu dalam lagunya yang berjudul "S'bab Dia Hidup". Gagasan tentang lagu itu muncul di kepalanya pada akhir tahun 1960-an. Saat itu sedang terjadi kerusuhan sosial di AS dan konflik di Asia Tenggara. Istrinya, Gloria, sedang hamil, dan mereka berpendapat bahwa saat itu bukanlah saat yang tepat untuk melahirkan seorang anak ke dunia. Namun ketika anak laki-lakinya lahir, Bill berpikir tentang Juruselamat yang hidup, lalu kata-kata ini melintas di dalam benaknya: "Anak ini dapat menghadapi hari-hari yang tidak pasti karena Dia hidup."

Dua ribu tahun yang lampau Yesus bangkit dari kubur dan memberikan "banyak tanda" bahwa Dia hidup (Kisah Para Rasul 1:3). Karena itu, kita dapat terus melangkah saat menghadapi ketakutan. Sebab Yesus hidup, kita dapat menghadapi hari esok --Dave Branon

27 Maret 2004

Hidup dengan Pengharapan

Nats : Berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama (Yohanes 20:3,4)
Bacaan : Yohanes 20:1-10

Tatkala hari gelap yang mewarnai penyaliban Yesus berakhir, tampaknya segala yang terindah dalam kehidupan ini telah berakhir pula. Selama beberapa tahun yang singkat, Kristus telah membuat takjub banyak orang dan para pengikut-Nya melalui hikmat pengajaran serta mukjizat-Nya yang luar biasa. Namun Yesus memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya dari kayu salib, dan kini kehidupan-Nya telah berakhir. Tampaknya tak ada lagi yang dapat diharapkan dari diri-Nya.

Namun, pengharapan tersebut kembali muncul pada pagi-pagi benar di hari pertama kebangkitan-Nya. Sebuah lukisan karya Eugene Burnand menggambarkan Petrus dan Yohanes sedang berlari-lari menuju kubur Yesus. Tak lama setelah fajar menyingsing, Maria Magdalena memberi tahu mereka bahwa ia dan teman-temannya telah mendapati kubur Yesus tersebut telah kosong. Dalam lukisan Burnand, wajah Petrus dan Yohanes tampak sangat sedih sekaligus lega, berduka sekaligus terkejut. Dengan putus asa dan keheranan mereka berlari menuju kubur Yesus. Tatapan mata mereka yang tampak penuh kesungguhan telah menarik perhatian orang-orang lain untuk mengarahkan pandangan ke kuburan tersebut. Apa yang mereka jumpai? Kubur Yesus yang telah kosong—Sang Juruselamat telah bangkit!

Kristus tetap hidup. Namun banyak dari kita yang menjalani hidup ini dari hari ke hari seolah-olah Dia masih berada di dalam kubur. Alangkah lebih baik bila kita mengarahkan pandangan melintasi kubur yang kosong kepada Pribadi yang dapat memenuhi hidup kita dengan kuasa kebangkitan-Nya! —Dave Egner

11 April 2004

Harapan yang Pasti

Nats : Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal (1 Korintus 15:20)
Bacaan : 1 Korintus 15:12-20

Konrad Adenauer, mantan kanselir Jerman Barat, berkata, “Jika Yesus Kristus hidup, maka dunia memiliki harapan. Jika tidak, saya tidak dapat melihat seberkas pun sinar harapan bagi dunia.” Kemudian ia menambahkan, “Saya percaya kebangkitan Kristus merupakan salah satu fakta sejarah yang paling sahih.”

Kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita adalah satu. Demikianlah pemikiran Paulus dalam 1 Korintus 15. Dan jika Kristus tidak bangkit dari kubur, apa yang tersisa? Pengajaran yang kosong (ayat 14), kesaksian palsu (ayat 15), iman yang sia-sia (ayat 17), dosa yang tidak terampuni (ayat 17), tidak adanya kehidupan setelah kematian (ayat 18), dan tidak adanya harapan (ayat 19).

Namun, Kristus benar-benar bangkit dari kubur. Paulus menegaskan bukti kebangkitan-Nya dalam ayat 1-11. Ia menyebutkan daftar para saksi terpercaya yang menyaksikan kebangkitan Tuhan: Petrus (ayat 5), 500 orang (ayat 6), semua murid (ayat 7), dan Paulus sendiri (ayat 8).

Ketika filsuf Yunani Sokrates terbaring sekarat, teman-temannya bertanya, “Akankah kita hidup lagi?” Ia hanya bisa menjawab, “Saya harap demikian.” Sebaliknya, malam sebelum penulis dan penjelajah Sir Walter Raleigh dipenggal kepalanya, ia menulis dalam Alkitabnya, “Dari bumi ini, kubur ini, debu ini, Allahku akan membangkitkan aku.”

Jika kita memercayai Kristus sebagai Juruselamat, kita tidak akan mengatakan, “Saya harap demikian” mengenai kebangkitan kita. Kebangkitan Kristus memberikan harapan yang pasti kepada kita —Dennis De Haan

11 Oktober 2004

Permohonan yang Munafik

Nats : Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus (Matius 16:4)
Bacaan : Matius 16:1-4

Sekelompok pemuka agama meminta Yesus untuk memberikan kepada mereka suatu "tanda dari surga" (Matius 16:1). Sebenarnya mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus, tetapi mereka meremehkan atau menganggap semua itu dari Setan. Orang-orang Farisi menuntut Yesus untuk melakukan suatu mukjizat yang lain, mungkin seperti Yosua yang memerintahkan matahari dan bulan agar berhenti (Yosua 10:12-14), atau seperti Elia yang memanggil api dari langit (1 Raja-raja 18:30-40). Mereka melakukan hal ini untuk mencobai Yesus.

Yesus melihat kemunafikan yang ada di dalam hati mereka. Dia pun berkata bahwa mereka sanggup meramal cuaca dengan melihat langit, tetapi mereka tidak dapat membaca "tanda-tanda zaman" yang jauh lebih jelas yang dinyatakan di dalam pelayanan pengajaran dan penyembuhan-Nya (ayat 3).

Sebagian orang mengatakan kepada saya bahwa mereka mau percaya kepada Yesus asalkan Dia menunjukkan mukjizat-mukjizat seperti yang tertulis di dalam Injil. Tetapi apakah mereka akan memberi tanggapan yang berbeda dengan para pemuka agama pada zaman Yesus?

Setiap orang yang mencari kebenaran dengan tulus memiliki semua bukti yang diperlukan untuk beriman. Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa sejarah yang dapat diandalkan. Kuasa Kristus yang bangkit dapat dilihat di dalam diri para pengikut-Nya. Kitab Perjanjian Baru berbicara kepada akal budi dan hati dari setiap jiwa yang tulus dan haus akan kebenaran. Meminta lebih daripada itu merupakan permohonan yang munafik --Herb Vander Lugt

27 Maret 2005

Fakta, Bukan Dongeng

Nats : Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu (1Korintus 15:17)
Bacaan : 1Korintus 15:1-19

Kebangkitan Yesus Kristus adalah batu penjuru iman kristiani. Tanpa itu, kita tak memiliki pengharapan di hidup ini, juga mengenai hidup yang akan datang. Itulah alasan betapa pentingnya mengenali bahwa kepercayaan kita pada kebangkitan Kristus tidak berdasar pada perasaan agamawi atau rumor yang tak berdasar. Kepercayaan kita berdasar pada fakta sejarah dengan bukti kuat yang mendukung.

Satu abad lalu, sekelompok pengacara bertemu di London untuk membahas bukti-bukti alkitabiah mengenai kebangkitan Yesus. Mereka ingin membuktikan apakah tersedia cukup informasi agar kasus itu layak disidangkan di pengadilan. Mereka pun menyimpulkan bahwa kebangkitan Yesus merupakan satu dari banyak fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri.

Dalam bukunya, Countdown, G.B. Hardy mengajukan beberapa pertanyaan yang menggugah tentang kebangkitan Yesus: "Hanya ada dua buah persyaratan penting: (1) Adakah orang yang mengalahkan kematian dan membuktikannya? (2) Dapatkah saya melakukannya?" Kemudian Hardy menjelaskan bahwa hanya kubur Yesus yang kosong. Dan karena Yesus telah menang atas dosa dan maut, maka kita yang beriman kepada-Nya pun akan turut bangkit bersama Dia.

"Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu," tulis Paulus dalam 1 Korintus 15:17. Bukti sejarah dan banyaknya hidup yang berubah telah menyaksikan bahwa kebangkitan Yesus adalah sebuah fakta. Apakah Anda telah menaruh pengharapan pada Kristus yang telah bangkit? —DCE

8 April 2006

Bertahan Hidup

Nats : Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)
Bacaan : Filipi 3:1-11

Isaac Asimov menceritakan kisah penyeberangan di laut yang berombak besar. Selama penyeberangan, Pak Jones mabuk laut. Di saat yang sulit itu seorang pelayan yang ramah menepuk pundak Pak Jones sambil berkata, "Pak, kondisi seperti ini memang mengerikan. Tetapi ingatlah, tak pernah ada orang yang mati karena mabuk laut." Pak Jones mengangkat wajahnya yang pucat pasi, memandang pelayan yang penuh perhatian itu, "Nak, jangan berkata begitu! Justru pengharapan yang indah akan kematianlah yang membuat saya bertahan hidup."

Perkataan Pak Jones ini bukanlah sekadar ironi. Kata-katanya itu menggemakan perkataan Paulus kepada jemaat di Filipi. Ia mengatakan bahwa pengharapan yang indah akan kematianlah yang membuatnya terus bertahan (1:21). Namun demikian, ia tidak mencari pembebasan dari penderitaannya. Pengharapan Paulus berakar di dalam Kristus, yang telah mati di kayu salib bagi para pendosa, yang bangkit dari kubur pada pagi Paskah pertama, yang hidup di surga, dan yang suatu hari kelak akan membawa pulang Paulus ke hadirat-Nya.

Namun, bagaimana pengharapan untuk melihat Kristus, entah setelah kematian atau ketika Dia datang kembali, dapat membuat Paulus bertahan hidup? Pengharapan itu memberi makna pada setiap momen kehidupannya. Pengharapan itu memberinya alasan untuk hidup bagi Kristus. Itu juga memberinya semangat untuk memerhatikan sesama yang membutuhkan dorongannya. Paulus mengenal Kristus sebagai kehidupannya.

Ya Bapa, terima kasih atas Kristus yang telah bangkit. Dialah yang menjadi alasan bagi kami untuk hidup --MRD

16 April 2006

Penakluk yang Agung

Nats : Aku, manusia celaka! Siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (Roma 7:24)
Bacaan : Ibrani 12:1-16

Siapa yang tidak terinspirasi oleh seorang pesaing yang berhasil bangkit kembali setelah pernah jatuh dan ambruk! Seorang pelari yang terjatuh sewaktu meninggalkan balok start namun kemudian lambat laun kembali memimpin, menggugah imajinasi kita semua. Tim yang tadinya tertinggal di belakang, namun pada saat-saat terakhir meraih kemenangan akan lebih membuat kita merasa gembira dibandingkan tim yang sedari awal telah memimpin sejak babak pertama pertandingan.

Yesus membuat kebangkitan yang paling menakjubkan yang pernah dilihat dunia. Setelah direndahkan, dihina, diludahi, dicambuk, didera, dan dipaku di kayu salib, para pembunuh-Nya menyatakan diri menang dan memberitakan kematian-Nya. Seorang prajurit menjaga kuburan-Nya. Bagaimana mungkin ada orang yang lebih sengsara dari kondisi-Nya itu?

Namun, perjuangan belum sampai pada titik akhir, itu baru permulaan. Tiga hari kemudian, Dia bangkit dari kubur dan menampakkan diri kembali sebagai pemenang atas dosa, kematian, dan neraka -- kebangkitan yang lain daripada yang lain dalam sejarah.

Apakah pada saat ini Anda merasa tidak mampu lagi untuk berlari? Apakah Anda telah terjatuh sedemikian parah? Renungkanlah penderitaan Yesus. Renungkanlah kebangkitan-Nya. Mintalah kemenangan dari-Nya. Cukup bayangkan saja apa yang telah ditawarkan-Nya kepada Anda, tak peduli sedalam mana Anda jatuh sekarang!

Tidak ada seorang pun yang dapat mengatasi masalah seperti Tuhan kita --MRD

15 November 2006

Kebenaran yang Mengubah

Nats : Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari antara orang mati (Yohanes 21:14)
Bacaan : Yohanes 21:14-17

Kebenaran tetaplah kebenaran walaupun kebenaran tersebut tidak langsung berdampak pada kehidupan kita. Akan tetapi, kebenaran Allah tidak saja membuka pintu surga bagi kita, tetapi juga akan mengubah kehidupan kita.

Ron Sider, penginjil tersohor yang membela kaum papa, bercerita tentang perbincangannya dengan Wolfhart Pannenberg, seorang teolog Jerman. Ketika mereka berdiskusi tentang kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, teolog tersebut berkata, "Bukti kebangkitan Yesus sangatlah kuat, sehingga tidak ada seorang pun yang akan mempertanyakannya, kecuali tentang dua hal ini: Pertama, kebangkitan ini adalah kejadian yang luar biasa atau yang kedua, jika kita memercayai apa yang telah terjadi, maka kita harus sungguh-sungguh mengubah cara hidup kita."

Kalimat di atas benar-benar penuh tantangan. Jika kita percaya bahwa Yesus bangkit, maka keyakinan ini memerintahkan kita untuk mengubah hidup. Kehidupan Petrus berubah drastis ketika ia menyaksikan kebangkitan Tuhan. Dari seorang murid yang keras hati, yang menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan saat Yesus ditangkap, ia berubah menjadi saksi yang berani untuk Tuhan (Yohanes 18: 17,25,27; Kisah Para Rasul 2:14-36).

Apakah kebangkitan Tuhan telah mengubah hidup Anda? Apakah tujuan dan prioritas Anda menjadi berbeda dari yang semula? Apakah Anda menjadi lebih baik, lebih sabar, dan lebih bersedia memaafkan? Mintalah petunjuk dari Allah apa yang Dia ingin untuk Anda lakukan, kemudian bekerja samalah dengan-Nya untuk membuat perubahan itu --VCG

4 Desember 2006

Takut Setengah Mati

Nats : Juru Selamat kita Yesus Kristus, yang melalui Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (2 Timotius 1:10)
Bacaan : 1 Korintus 15:51-58

Baris pembuka sebuah lagu country, "Sarabeth is scared to death ..." [Sarabeth takut setengah mati] menggambarkan kepada pendengarnya mengenai hati seorang gadis remaja yang sangat ketakutan karena didiagnosa menderita penyakit kanker. Lirik lagu Skin (Sarabeth) memaparkan pergumulan yang dihadapinya. Pergumulannya itu tidak hanya berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya, tetapi juga berhubungan dengan bukti nyata dari pergumulannya, yaitu rambutnya yang rontok (judul lagu tersebut diambil dari sini). Ini adalah lagu kemenangan yang menyentuh di tengah-tengah suatu tragedi, ketika Sarabeth menghadapi ketakutan hidup-dan-mati yang memang mengerikan akibat kanker yang dideritanya tersebut.

Bayangan kematian menghadang setiap manusia. Namun, entah kita menghadapi kenyataan tersebut dengan rasa takut atau dengan penuh keyakinan, tidak tergantung pada ada atau tidaknya pandangan hidup yang baik atau sikap positif. Cara kita menghadapi kematian, seluruhnya tergantung pada apakah kita memiliki hubungan pribadi dengan Yesus, yang memberikan diri-Nya untuk mati supaya kematian itu sendiri dapat dipatahkan.

Rasul Paulus pernah menulis kepada Timotius bahwa Juru Selamat kita adalah Dia yang "melalui Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa" (2 Timotius 1:10). Dengan demikian, kita tidak perlu merasa takut setengah mati pada saat melewati masa-masa hidup yang paling sulit sekalipun.

Kita dapat hidup dengan penuh keyakinan dan harapan karena Yesus telah menaklukkan maut --WEC

3 Februari 2007

Pengharapan yang Hidup

Nats : Allah ... telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati (1 Ptr. 1:3)
Bacaan : Yohanes 6:39-54

Pagi hari setelah ibu saya meninggal, saya membaca Alkitab dan mengungkapkan kesedihan kepada Tuhan. Bacaan Alkitab Setahun yang saya baca saat itu diambil dari Yohanes 6.

Ketika sampai pada ayat 39, Tuhan membisikkan penghiburan pada hati saya yang sedih, "Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman." Roh Ibu sudah bersama dengan Tuhan, tetapi saya tahu kelak ia akan dibangkitkan dan diberi tubuh yang baru.

Saat saya melanjutkan membaca, saya perhatikan bahwa dalam Yohanes 6, Yesus berfirman sebanyak tiga kali lagi bahwa Dia akan membangkitkan umat-Nya dari kematian pada akhir zaman. Dia mengulang-ulang kebenaran ini kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya pada zaman dulu dan kepada hati saya hari itu.

Pengharapan kita mengenai kebangkitan akan terwujud saat Yesus datang kembali. "Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah" (1 Kor. 15:52). Setelah kebangkitan, orang-orang yang percaya kepada Yesus akan mendapatkan tubuh baru dan upah bagi mereka yang melayani dengan setia (1 Kor. 3:12-15; 2 Kor. 5:9-11).

Kebangkitan adalah pengharapan yang hidup bagi orang kristiani. Apakah Anda memiliki pengharapan tersebut? --AMC

Yesus bangkit dan menaklukkan maut;
Dia merenggut sengat dan kuasanya;
Kelak Dia pasti kembali menjemput,
Meskipun kita tak tahu harinya. --D. De Haan

19 Februari 2007

Hidup atau Mati

Nats : Setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus (Luk. 24:3)
Bacaan : Yohanes 20:1-8

Setiap hari terlihat antrean panjang pengunjung dari seluruh penjuru dunia yang menunggu dengan sabar untuk mengunjungi makam Lenin dan melihat jenazahnya yang dibalsem. Walaupun ia telah meninggal tahun 1924, jenazah pemimpin komunis itu tetap tidak mengalami pembusukan. Ia seolah-olah tampak masih hidup. Dan, penampilannya memang memerdaya kita. Beberapa seniman andal memantau jenazah yang diawetkan ini, mewarnai wajahnya, dan memoles setiap garis atau lubang terkecil yang terjadi akibat pembusukan di tubuhnya dengan menggunakan lilin.

Orang-orang juga secara teratur mengunjungi Yerusalem untuk melihat tempat Yesus wafat dan dikuburkan. Namun, ada perbedaan yang mencolok -- tidak ada jenazah Kristus yang tersalib di sana. Ya, di sana memang ada kubur batu pahatan yang menurut tradisi, jenazah Kristus yang dipaku, ditusuk tombak, dan dimahkotai duri itu terbaring. Namun, karena kuasa Allah Bapa membangkitkan-Nya, Sang Juru Selamat menanggalkan kain kafan-Nya ketika Dia keluar dari kubur-Nya, seperti kupu-kupu keluar dari kepompongnya.

Yesus hidup, dan Anda dapat merasakan hadirat-Nya saat ini. Karena kematian-Nya yang menebus dosa kita dan kubur-Nya yang kosong, Anda dapat memperoleh hidup kekal (1 Kor. 15:20-22). Anda hanya perlu mengakui bahwa Anda berdosa dan menginginkan keselamatan-Nya. Dia akan memberi Anda hidup baru saat ini, dan kelak Anda akan bertemu dan tinggal bersama Dia selamanya (1 Ptr. 1:3-5) --VCG

Kubur, di manakah kemenanganmu kini?
Cahaya wajah-Nya seterang matahari!
Betapa pembaringan batu itu kosong sunyi,
Kristus telah bangkit dari dunia orang mati! --Chisholm

8 April 2007

Selamat Hari Natal!

Nats : Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25)
Bacaan : Yohanes 3:13-18

Saat berjalan memasuki gereja pada pagi Paskah tahun yang lalu, saya berpapasan dengan seorang teman saya dan menyapanya, "Selamat Natal!" Namun, setelah menyadari kesalahan saya, saya segera mengoreksi diri sendiri. "Maksud saya, Selamat Paskah!"

"Kita tidak dapat merayakan yang satu tanpa merayakan yang lainnya," jawabnya dengan tersenyum.

Benar sekali! Tanpa Natal, tidak akan ada Paskah. Dan tanpa kebangkitan, hari ini hanyalah hari biasa. Bahkan, bisa jadi kita tidak akan berada di gereja.

Natal dan Paskah merupakan perayaan yang paling menggembirakan bagi umat kristiani. Pada hari Natal, kita merayakan penjelmaan Allah (Allah mengambil rupa manusia dan datang ke dunia). "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ..." (Yohanes 3:16).

Pada hari Paskah, kita merayakan kebangkitan Yesus. "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit," kata malaikat (Lukas 24:6). Sejak awal zaman, kedua hari ini berhubungan erat dalam rencana besar Bapa. Yesus lahir untuk mati bagi dosa-dosa kita dan untuk mengalahkan maut agar kita dapat hidup.

Manakah yang lebih penting? Natal -- kelahiran bayi Yesus? Atau Paskah -- kematian dan kebangkitan Anak Allah? Keduanya sangat penting -- dan dua-duanya merupakan bukti nyata kasih Bapa bagi kita.

Selamat Natal! Dan Selamat Paskah! --CHK


Yesus Penebus meninggalkan surga,
Datang ke dunia melayani dengan cinta;
Dilepas-Nya kemuliaan, didatangi-Nya kita,
Membawa keselamatan melalui iman dalam nama-Nya. --Hess

17 Mei 2007

Kenaikan Kristus

Nats : Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah (Ibrani 4:14)
Bacaan : Ibrani 4:9-16

Hari ini merupakan Hari Kenaikan Kristus ke surga -- hari yang sering diabaikan. Hari yang kita peringati setiap 40 hari setelah Paskah ini menandai peristiwa naiknya Kristus ke tempat Bapa di dalam kemuliaan.

Dalam The International Standard Bible Encyclopedia, W.H. Griffith Thomas menulis, "Kenaikan Kristus bukan sekadar fakta besar dalam Perjanjian Baru, tetapi sekaligus menjadi faktor besar dalam kehidupan Kristus dan orang kristiani, sedangkan gambaran mengenai Yesus Kristus tidak akan lengkap tanpa menyertakan peristiwa kenaikan beserta semua konsekuensinya."

Kemudian, Thomas menyimpulkan arti peristiwa kenaikan itu bagi orang percaya. Kenaikan Kristus menyatakan penebusan yang telah digenapi (Ibrani 8:1), karya imamat Sang Juru Selamat (Ibrani 4:14), ketuhanan-Nya atas gereja (Efesus 1:22), peran-Nya sebagai perantara kita dengan Bapa surgawi (1Timotius 2:5), turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:33), kehadiran-Nya bersama kita saat ini (Matius 28:20), serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke bumi ini (1Tesalonika 4:16).

Pikirkanlah! Yesus tidak hanya mati, tetapi Dia juga bangkit dari kubur, pulang kepada Bapa, dan sedang menjadi perantara kita saat ini. Dia akan datang kembali.

Semoga Hari Kenaikan Kristus menjadi suatu momen istimewa bagi kita untuk bersukacita dan mengucap syukur kepada Allah --RWD


Suatu hari kubur tak sanggup lagi menahan Dia,
Suatu hari batu pun terguling dari pintu makam;
Lalu Dia bangkit, maut pun ditaklukkan-Nya;
Kini Dia naik ke surga, Tuhanku sepanjang masa. --Chapman

10 Juli 2007

Mukjizat atau Sihir?

Nats : Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bap (Yohanes 10:38)
Bacaan : Yohanes 10:22-42

Apakah Yesus sungguh berjalan di atas air atau hanya melangkah di atas pasir sepanjang pantai? Apakah Dia sungguh menggandakan roti dan ikan untuk memberi makan 5.000 orang atau hanya menyihir orang banyak, sehingga mereka berpikir Dia memberi mereka makan? Apa yang Yesus lakukan; mukjizat atau sihir?

Ketika ilusionis kristiani, Brock Gill membahas berbagai pertanyaan itu dalam sebuah program televisi BBC, ia mengesampingkan pendapat pribadinya supaya dapat menilai berbagai mukjizat alkitabiah secara terbuka. Sang produser, Jean-Claude Bragard berkata, "Bahkan, bila seorang ateis dipilih untuk menjadi pembawa acaranya, kesimpulan ini tak akan berubah." Dalam setiap kasus, Gill menyimpulkan Yesus tak mungkin menipu orang banyak untuk memercayai bahwa apa yang mereka saksikan adalah mukjizat.

Namun, orang-orang yang telah melihat berbagai mukjizat Yesus tidak mau percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka siap membunuh Yesus karena mengaku bahwa Dialah Allah (Yohanes 10: 30,31). Yesus berkata kepada mereka, "Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan [mukjizat-mukjizat] itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa" (ayat 37,38).

Berbagai mukjizat Yesus menyatakan identitas-Nya sebagai Putra Allah, Juru Selamat yang telah datang untuk memberi hidup-Nya demi menebus dosa dunia. Karya-karya dan kebangkitan-Nya bukan tipuan sihir, melainkan mukjizat kasih dan anugerah --DCM

23 Maret 2008

Menyongsong Masa Depan

Nats : Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu (1Korintus 15:14)
Bacaan : 1Korintus 15:12-23

Seorang anggota kelompok Jesus Seminar bernama John Dominic Crossan, membuat marah banyak orang kristiani ketika ia mengatakan bahwa Yesus tidak bangkit, sebab mayat-Nya dimakan anjing! Yang parah adalah ia menyatakan hal ini dengan sembrono. Tentu saja pernyataannya itu salah. Ini adalah salah satu dari banyaknya teori serta dalih para penentang kekristenan yang bermuara pada pernyataan pokok: Yesus tidak bangkit.

Memang tidak ada yang menyaksikan peristiwa bangkitnya Yesus dari kematian. Namun waktu surat Korintus ini ditulis, banyak saksi berani menceritakan bahwa mereka berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Tujuan kesaksian banyak orang ini, termasuk Paulus, adalah agar umat menjadi percaya (ayat 11) dan supaya umat memiliki pengharapan yang teguh. Itulah intisari pergumulan yang ditulis Paulus dalam perikop hari ini. Bila Kristus bangkit, maka kita memiliki pijakan kuat untuk meyakini bahwa ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Dengan demikian, kebangkitan Kristus menjadi dasar bagi jemaat untuk mengelola masa kini dan menyongsong masa depan, yakni bahwa perjuangan iman dalam Kristus bukan sesuatu yang kosong, tetapi bermakna.

Orang yang membuka hati dan pikiran terhadap misteri Kristus yang bangkit, akan mengalami bahwa hidupnya berarti. Hidupnya lalu menjadi layak dihidupi. Hidupnya layak dirayakan dan ditempuh dengan sukacita setiap hari, betapa pun sulitnya. Mengapa? Sebab kebangkitan Kristus adalah jaminan bahwa tak percuma kita beriman dalam hidup yang sarat penderitaan dan pertanyaan tentang masa depan ini -DKL

25 Maret 2008

Anda Berharga

Nats : Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau (Yesaya 43:4)
Bacaan : Yesaya 43:1-7

Relakah Anda mengeluarkan uang ratusan juta atau menulis cek bernilai jutaan untuk sebuah barang yang tidak berharga? Tentu tidak! Kita bersedia membayar mahal hanya untuk sesuatu yang kita anggap berharga dan bernilai.

Demikian juga ketika Allah meninggalkan takhta kemuliaan-Nya di surga, turun dan mengambil rupa seorang hamba, serta mati disalib untuk menebus manusia dari dosa. Bukankah ini sebuah harga yang begitu mahal? Lalu, apakah mungkin Allah mau menebus sesuatu yang tidak berarti dengan harga mahal? Tentu tidak! Jika Allah mengurbankan Anak-Nya yang tunggal dan sangat berarti bagi-Nya untuk sesuatu yang tidak berharga, tentu ini sebuah kekonyolan besar!

Mengapa Allah melakukan semua itu demi kita? Sekarang kita memiliki jawaban pasti: karena kita berharga di mata-Nya! Bacaan hari ini memuat beberapa ungkapan tentang betapa berharganya kita sebagai kepunyaan-Nya (ayat 1,3,4). Itu sebabnya Allah mau mengurbankan segala sesuatu untuk menyelamatkan kita. Dia mengejar, mencari, melongok ke tempat gelap untuk mencari manusia yang terhilang.

Biarlah pengertian ini memupus semua cara pandang yang salah tentang diri sendiri. Selama ini mungkin kita merasa tidak berarti dan tidak berharga. Mungkin kita memiliki latar belakang dan masa lalu yang suram. Jangan biarkan hal ini merasuk dan merusak diri kita. Jangan mudah memercayai apa yang dikatakan orang lain atau diri sendiri mengenai diri Anda, tetapi percayalah pada apa yang dikatakan Tuhan tentang diri kita, "Engkau berharga di mata-Ku" (Yesaya 43:4) -PK

26 Maret 2008

Jangan Simpan

Nats : Bagaimana orang mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (Roma 10:14)
Bacaan : Roma 10:8-17

John Geddie, misionaris dari Kanada, memberi diri untuk memberitakan Injil di Kepulauan Vanuatu, Samudra Pasifik bagian selatan. Sejak ia datang, hanya satu hal yang dilakukannya setiap hari: berbagi tentang Kristus yang telah mati dan bangkit kepada orang-orang Vanuatu yang belum pernah mendengarnya! Perjuangannya berpuluh-puluh tahun di sana berbuah nyata. Geddie yang mempelajari bahasa mereka dari nol, akhirnya berhasil menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Vanuatu. Dengan itu, ia telah membawa ribuan orang untuk mengenal, percaya, serta mengikut Kristus.

Geddie setia melayani di pulau itu hingga akhir hayatnya. Saat ia meninggal, orang-orang memasang plakat peringatan bagi Geddie di gereja mereka, yang bertuliskan: "Ketika Geddie datang dan mendarat pada tahun 1848, di sini tidak ada orang kristiani. Ketika ia berpulang pada tahun 1872, di sini tak ada lagi orang yang tidak mengenal Kristus".

Percaya bahwa Kristus menyelamatkan kita lewat pengurbanan-Nya, adalah langkah penting yang pertama (ayat 9). Lalu, bila jiwa kita sudah diselamatkan, pantaskah kita berdiam diri? Paulus dan Geddie telah merasakan anugerah yang tak terukur melimpahi dan memperbarui hidup mereka. Itu sebabnya dengan yakin mereka mengambil langkah kedua: menceritakan kebangkitan Kristus kepada mereka yang belum mendengar tentang Kristus (ayat 14,15), agar mereka menemukan pengharapan bagi jiwa. Setiap hari, pasti ada seseorang yang perlu mendengar kabar baik tentang Kristus. Yesus telah mati untuk semua orang (ayat 12). Adakah kita hendak menyimpannya untuk diri sendiri? -AW

4 Mei 2008

Ibadah Sebatas Kulit

Nats : "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8)
Bacaan : Matius 21:18-22

Orang Farisi dan ahli Taurat adalah para pengajar dan penafsir Perjanjian Lama, khususnya kelima kitab Musa atau yang biasa disebut Pentateukh. Mereka sangat ketat memegang dan menjalankan aturan keagamaan dan adat istiadat, bahkan sampai begitu detail. Misalnya, tentang membawa beban pada Hari Sabat, tentang mencuci tangan, membasuh diri, atau mempersembahkan korban, semuanya punya aturan yang sangat terperinci. Orang yang melanggar atau yang tidak dapat menjalankannya dengan benar dan penuh bisa dikucilkan, dianggap tidak bermoral, bahkan dicap sebagai orang berdosa.

Tuhan Yesus sangat mengecam sikap tersebut. Sebab ibadah kepada Tuhan bukan hanya menyangkut aturan keagamaan (kultis), melainkan juga berkenaan dengan kehidupan sehari-hari (etis). Bukan hanya soal rajin ke gereja, berdoa, berpuasa, memberi persembahan, melainkan juga soal perilaku dan sikap hidup. Apalah artinya rajin ke gereja, tekun berdoa dan berpuasa, tidak pernah absen memberi persembahan, jika kita menutup mata terhadap ketidakadilan, tindakan kita jauh dari nilai kesetiaan, dan hati kita dipenuhi kesombongan? (Mikha 6:8).

Tuhan tidak ingin anak-anak-Nya melakukan ibadah hanya sebatas kulit, tidak mendarah daging; hanya menjalankan, tetapi tidak menjiwai. Sekadar menjadi orang-orang yang rajin mengikuti berbagai aturan keagamaan, tetapi tidak mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang seperti ini seumpama pohon ara yang berdaun lebat, tetapi tidak berbuah (Matius 21:19). Tuhan Yesus pun mengutuknya -AYA



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA