: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
6 April 2003

Melebih-lebihkan

Topik : -

Nats : Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi (Amsal 28:13)
Bacaan : Yakobus 3:1-13

Seorang wanita berkata kepada pendetanya, “Saya punya kebiasaan buruk yaitu suka melebih-lebihkan. Saya suka membesar-besarkan cerita. Orang-orang lalu curiga bahwa ucapan saya tidak benar, dan mereka tak lagi mempercayai saya. Saya tengah berusaha menghilangkannya. Bisakah Anda membantu saya?”

Pendeta itu menjawab, “Mari kita sampaikan hal ini kepada Tuhan.”

Wanita itu pun berdoa, “Tuhan, Engkau tahu saya suka melebih-lebihkan cerita ...” Sampai di sini, si pendeta menyela, “Sebut saja itu kebiasan berbohong, maka Anda akan bisa mengatasinya!” Wanita itu merasa sangat bersalah dan mengakui kesalahannya.

Kita sering memaklumi dosa kita dengan memberinya sebutan yang lebih mudah diterima. Sifat kita yang cepat marah, kita sebut “syaraf tegang”, kebohongan disebut “melebih-lebihkan”, ketidakjujuran disebut “bisnis bagus”. Untuk mengatasinya, kita perlu mengakuinya, jujur menyebutkannya, dan bertobat dengan tulus (Amsal 28:13).

Seorang pria datang ke dokter gigi untuk diperiksa. “Dengan lidah, saya merasa ada lubang besar di gigi saya,” katanya. Dokter itu lalu memeriksanya dan berkata, “Cuma lubang kecil.” “Kok rasanya besar?” tanyanya. “Lidah memang suka melebih-lebihkan,” jawab dokter. Kita mungkin tersenyum mendengarnya, tetapi bukankah kita cenderung melebih-lebihkan ucapan kita? Sesungguhnya, “lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar” (Yakobus 3:5).

Tuhan, ampuni kami bila menyalahgunakan lidah --Henry Bosch



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA