Alasan untuk Berharap
Topik : -Nats : TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya (Ratapan 3:25)
Bacaan : Ratapan 3:19-26
Dukacita menguasai hati penduduk Yerusalem (Ratapan 1). Kota agung tersebut hancur menjadi puing dan penduduknya terancam mengalami pembuangan. Sion yang megah telah jatuh ke tangan tentara Babel.
Penghancuran Yerusalem pada tahun 586 SM merupakan akibat dari penghakiman Allah terhadap bangsa yang tidak mau bertobat. Karena kita juga sering bertanya-tanya bagaimana kita dapat kembali bersekutu dengan Allah setelah meninggalkan Dia, maka pelajaran yang harus dialami oleh bangsa yang putus asa tersebut patut diperhatikan.
Penduduk Kota Kudus yang dikalahkan tersebut, dan juga kita, dapat memperoleh pengharapan akan pemulihan dalam Ratapan 3. Dimulai dengan, "Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap" (ayat 21).
Kita memiliki pengharapan karena keagungan karakter Allah, yang ditandai oleh sifat-sifat berikut: belas kasihan dan rahmat (ayat 22), kesetiaan (ayat 23), kebaikan (ayat 25) dan keselamatan (ayat 26).
Walaupun kita tidak dapat memahami sepenuhnya kesedihan orang-orang Yerusalem yang terbuang itu, tetapi kita tahu bagaimana rasanya hidup menjadi kosong saat dosa memutus persekutuan kita dengan Allah. Namun, kita dapat dipulihkan karena Dia akan mengampuni kita saat kita bertobat dari dosa-dosa kita. Rahmat-Nya "selalu baru tiap pagi" (ayat 23). Dia sendiri memberi harapan yang baru, sehingga kita dapat menyatakan, "Besar kesetiaan-Mu" --JDB
We're thankful, Lord, that when we fall
We can begin anew
If humbly we confess our sin,
Then turn and follow You. --Sper