Kecil yang Berakibat Besar
Topik : -Nats : Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan (Pengkhotbah 10:1)
Bacaan : Pengkhotbah 9:16-10:10
Bermula dari sebuah benih yang tumbuh di lereng pegunungan Colorado sekitar 500 tahun yang lalu. Selama berabad-abad ia tumbuh menjadi pohon yang tinggi, tahan angin keras, sambaran petir, badai salju, bahkan tanah longsor. Namun kini, pohon yang dulunya menjulang itu, tinggal gundukan kayu yang membusuk.
Apa penyebabnya? Sekelompok kumbang telah menyerangnya, menggerogotinya, sehingga pencakar langit alami tersebut akhirnya menyerah pada hama-hama kecil itu dan tumbang.
Demikian pula cerita tragis dari banyak orang Kristen. Selama bertahun-tahun mereka berdiri teguh bagi Allah. Mereka bertahan terhadap pencobaan, krisis, dan dikuatkan dengan kekuatan ilahi. Tetapi dosa-dosa kecil mulai menggerogoti hidup mereka: kebohongan-kebohongan kecil, kompromi-kompromi ringan dengan nafsu dan keserakahan dosa-dosa yang perlahan-lahan mengikis karakter baik mereka. Dan tiba-tiba saja mereka telah jatuh.
Kidung Agung 2:15 menyatakan, "Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!" Ayat Perjanjian Lama yang penuh nuansa ini kiranya menjadi peringatan keras dalam hati nurani kita. Kita tidak boleh membiarkan kejahatan-kejahatan kecil memakan akar kehidupan kita. Jika tidak, kesaksian kita bagi Kristus yang dahulu kuat akan menjadi basa-basi akibat dosa. Mari kita akui dosa-dosa "kecil" itu di hadapan Allah saat ini juga, sebelum mereka menghempas kita dengan keras [VCG]
Nothing between, like worldly pleasure,
Habits of life, though harmless they seem,
Must not my heart from Him ever sever --
He is my all! There's nothing between. --Tindley
