WAKTU [browning]
Bagi orang Ibrani, yang penting dari waktu ialah lamanya: berlangsung berapa lama: sebentar (1Sam. 9:16), atau lebih lama (Pkh. 3:1) atau tidak tentu (Mi. 4:7).
Dalam PB kata Yunani khronos digunakan untuk suatu waktu tertentu (Yoh. 7:33), sedangkan kairos untuk suatu saat yang tepat, atau saat untuk memutuskan (Yoh. 7:8). Suatu kata ketiga, aion, menyatakan suatu era, dan digunakan untuk membedakan era atau zaman ini dari era atau zaman yang akan datang, seperti dalam Ef. 1:21.
WAKTU [ensiklopedia]
I. Waktu dan musim
Mengherankan bahwa PL dan orang Ibrani tidak mempunyai kata khusus untuk 'waktu penanggalan', walaupun mereka mempunyai cara mengukur perjalanan waktu. Tapi mereka mempunyai beberapa kata untuk waktu dan musim dalam pengertian waktu yg ditentukan, waktu yg tepat, kesempatan untuk suatu kegiatan atau tindakan tertentu. Kata yg paling biasa ialah 'et (lih Pkh 3:1 untuk pemakaian yg khas); zeman mempunyai arti yg sama. mo'ed, akar katanya berarti 'menentukan', dan dipakai untuk masa-masa seperti bulan baru (mis Mzm 104:19) dan pesta-pesta tertentu (mis Bil 9:2). Secara khusus semua kata ini dipakai untuk menunjuk kepada waktu-waktu yg ditentukan Allah; kesempatan-kesempatan yg diberikan-Nya (mis Ul 11:14; Mzm 145:15; Yes 49:8; Yer 18:23). Cara ini diteruskan dalam PB oleh kata Yunani kairos (bnd Luk 19:44; Kis 17:26; Tit 1:3; 1 Ptr 1:11).
Jadi Alkitab tidak menekankan kesinambungan waktu yg abstrak, melainkan menekankan isi yg diberikan Allah terhadap waktu-waktu tertentu dalam sejarah. 'Pandangan' waktu ini boleh disebut linear (lurus memanjang) sebagai lawan dari 'pandangan' waktu yg siklis (berputar-putar) yg biasa di dunia kuno. Allah bergerak untuk mencapai penggenapan tujuan-Nya; peristiwa-peristiwa tidak terus berlangsung begitu saja atau kembali ke titik awalnya. Tapi jika 'pandangan' waktu alkitabiah ini disebut linear, hal itu tidak boleh dinalar seolah-olah mengisyaratkan bahwa waktu dan sejarah terus berjalan dalam urutan peristiwa-peristiwa yg tak terelakkan. Alkitab justru menekankan 'waktu-waktu', tatkala Allah sendiri memajukan tujuan-Nya dalam dunia ini. Allah berdaulat dalam menentukan saat-saat ini, maka bahkan AnakNya sendiri selama pelayanan jabatanNya di bumi tidak mengetahui hari atau saat dari penggenapan tujuan Allah (Mrk 13:32; Kis 1:7). Kedaulatan Allah mencakup juga saat-saat dari hidup perseorangan. *HARI TUHAN.
Dalam Dan (yg ditulis dgn bh Aram) kata 'iddan menunjuk kepada periode kronologis (saat-saat atau masa-masa dari waktu yg masuk dlm penanggalan) (mis 2:9; 3:15), sering artinya adalah suatu tahun, sekalipun tidak Semua penafsir sependapat mengenai ini (mis 4:16; 7:25). Kedaulatan Allah sekali lagi ditekankan.
Dalam PB kata khronos, seperti dalam bh Yunani umum, melulu mengartikan perjalanan waktu (mis Luk 20:9; Kis 14:28). Kait naskah bisa memberikan pengertian 'penundaan' atau 'saat menanti-nanti' (mis Kis 18:20, 23; Why 10:6). Kis 1:7 bisa berarti bahwa Allah-lah yg memberi saat-saat kesempatan dan keputusan (kairoi) dan Allah juga yg memutuskan, kapan saat-saat itu akan mulai dan berakhir (khronoi). Bnd Kis 7:17; Gal 4:4.
II. Kekekalan
Kata-kata Ibrani 'ad dan 'olam mengartikan suatu masa yg batasnya menuju ke satu arah tidak tentu, seperti panjangnya umur seseorang yg tidak diketahui sebelumnya (bnd 1 Sam 1:22, 28) atau umur bukit-bukit (Kej 49:26). Di atas segala-galanya, kata-kata ini diterapkan kepada Allah, yg diriNya tidak dibatasi oleh waktu mana pun (Mzm 90:2). Alpanya batas waktu ini terkait juga kepada semua sifat Allah dan kasih setia-Nya terhadap umat-Nya (bnd Yer 31:3; 32:40; Hos 2:19). Untuk mengungkapkan lebih tajam dan lebih tegas keyakinan bahwa Allah tidak dibatasi oleh waktu mana pun, bh Ibrani memakai bentuk puitis ganda yg menguatkan (mis Mzm 145:13; Dan 9:24) atau bentuk pengulangan (mis Mzm 132:14).
Pemakaian aion dalam PB juga sama; dapat dipakai untuk mengartikan seluruh masa hidup seseorang (1 Kor 8:13) atau suatu waktu yg tidak tentu pada masa lalu (Luk 1:70) atau pada masa yg akan datang (Mrk 11:14). Kata itu dipakai untuk menguatkan dalam beberapa ungkapan seperti eis tous aionas ton aionon (mis Gal 1:5). Bahwa pemakaian ini lebih bermaksud menguatkan daripada bermakna ganda yg memandang sederet zaman di dunia, diisyaratkan dalam Ibr 1:8; di situ dikatakan aiona tou aionios dalam bentuk tunggal (terjemahannya 'untuk seterusnya dan selamanya'). Tapi ungkapan-ungkapan ini memang khusus menunjuk ke waktu sejak penciptaan, karena dikatakan bahwa Allah telah aktif pro ton aionon, 'sebelum dunia dijadikan' (1 Kor 2:7).
Kata sifat aionios sesuai pemakaian aion yg merujuk kepada Allah, diberi tambahan arti waktu 'selama-lamanya' yg hakikat nadanya 'bersifat ilahi' atau 'tak dapat mati'. Kecenderungan ini dibantu oleh kenyataan bahwa kemudian dalam bh Ibrani 'olam berarti 'dunia ini'; dan itulah asal terjemahan aion sebagai 'dunia yg akan datang' dalam Mrk 10:30 dan Ef 1:21.
III. Kedua zaman
PB mencakup satu di antara waktu yg ditentukan Allah sebagai yg menentukan. Catatan pertama dalam pemberitaan Yesus ialah 'Waktunya telah genap' (Mrk 1:15). Hidup dan pekerjaan Yesus mencirikan kegenapan tujuan-tujuan Allah (Ef 1:10). Inilah kesempatan besar (2 Kor 6:2), yg harus dimanfaatkan orang Kristen sebaik-baiknya (Ef 5:16; Kol 4:5). Dalam masa pelayanan Yesus di bumi, perhatian makin tertuju pada saat kematian dan kebangkitan-Nya (bnd Mat 26:18; Yoh 7:6).
Yg membuat pengharapan Yahudi berbeda dari pengharapan Kristen, ialah bahwa bagi orang Yahudi saat yg menentukan ini masih belum datang, padahal bagi orang Kristen sudah genap pada masa lampau. Orang Yahudi menanti-nantikan tibanya campur tangan Allah yg menentukan pada masa yg akan datang, orang Kristen mempunyai pengharapan yg malahan lebih jelas mengenai penggenapan segala sesuatu, sebab ia tahu bahwa saat yg menentukan sudah genap 'sekali untuk selamanya'. Saat-saat terakhir sudah pada zaman kita sekarang (Kis 2:17; Ibr 1:2; 1 Yoh 2:18; 1 Ptr 1:20).
PB membuat perbedaan mencolok dalam pembagian waktu kontemporer orang Yahudi antara zaman sekarang dan zaman yg akan datang. Masih ada masa peralihan di hari depan antara waktu kini dan waktu yg akan datang (Mrk 10:30; Ef 1:21; Tit 2:12-13), tapi ada pengharapan akan penggenapan itu, sebab di dalam Yesus tujuan Allah telah tuntas digenapi seutuhnya. Pemberian Roh Kudus adalah tanda dari pengharapan ini, dalam Dia kita mengecap kekuasaan dunia yg akan datang (Ef 1:14; Ibr 6:4-6; bnd Rm 8:18-23; Gal 1:4). Justru Yohanes dengan mantap menekankan bahwa sekarang ini kita telah beroleh hidup yg kekal, zoe aionios (mis Yoh 3:36). Bukanlah bahwa kualifikasi aionios melebih-lebihkan; Yohanes khas menekankan kenyataan bahwa orang Kristen sekarang ini telah beroleh hidup, yg akan mereka jalani kelak sepenuhnya sesudah kebangkitan dari antara orang mati (Yoh 11:23-25). Sifat tindih-menindih dari kedua zaman itulah mungkin maksud Paulus dalam 1 Kor 10:11.
IV. Waktu dan kekekalan
Bahasan filosofis mengenai hubungan waktu dengan kekekalan tidak terdapat dalam Alkitab. Ungkapan-ungkapan yg dipakai untuk mengartikan sifat Allah yg tak terbatas -- ungkapan-ungkapan itu sendiri pada diriNya adalah bersifat temporer.
Banyak filsuf Kristen tetap mempertahankan bahwa ungkapan yg kuat tentang waktu dalam Alkitab menunjuk pada Diri Allah yg dalam filsafat dapat tepat diungkapkan sebagai gagasan mengenai kekekalan, yg sedikit banyak sifatnya berbeda dari sifat waktu.
Ahli-ahli lain menalar bahwa gagasan mengenai Diri Allah yg sifatnya tidak terkait dengan waktu, adalah tidak berdasarkan Alkitab. Menurut mereka, bahasa manusia harus berkaitan dengan waktu, dan karena itu tak dapat kita bicara tentang makhluk yg tidak terkait dengan waktu tanpa menghadapi risiko, yaitu mengkhayalkan makhluk itu demikian terasing dari dunia ini'sehingga tak dapat lagi digambarkan mempengaruhi hidup di dunia ini secara langsung. Jadi jika pandangan Kristen mengenai Allah yg bertindak dalam sejarah akan dipertahankan, kita harus lebih bertaut kepada bahasa Alkitab daripada peristilahan Plato yg mempertentangkan dunia serba waktu 'di sini' dengan dunia serba kekal 'di sana'. Namun demikian PB melampaui pertentangan sederhana dari dunia ini dengan dunia yg akan datang, dunia 'sekarang' dan dunia 'nanti' melalui ajarannya tentang pengharapan.
Apa pun hasil perdebatan filsafat itu, Alkitab seutuhnya menekankan bahwa Allah tidak dibatasi oleh waktu seperti manusia, dan bahwa Dia-lah 'Raja segala zaman' (1 Tim 1:17; bnd 2 Ptr 3:8).
KEPUSTAKAAN. J Barr, Biblical Words for Time, 1962; O Cullmann, Christ and Time, 1951; J Marsh, The Fulness of Time, 1952, H Sasse, artikel aion dalam TWNT. MHC/MHS/HAO