Daftar Isi
BROWNING: KALENDER
ENSIKLOPEDIA: KALENDER

kalender

KALENDER [browning]

Bertambah besar dan menyusutnya *bulan menentukan pembagian tahun ke dalam 12 bulan. Selama masa *pembuangan, biasanya ditandai dengan bilangan, menggantikan nama-nama Kanaan purba yang digunakan sebelumnya. Namun, bulan *Nisan Babel (yang dikaitkan dengan bulan April), dalam Neh. 2:1 dan Est. 3:7, didapati sebagai bulan pertama, dan pada tanggal 14 bulan ini persiapan *Paskah dimulai. Nama-nama *Babel lainnya juga diadopsi. Lihat *bulan.

Pada bagian awal abad kedua sM, Kitab *Yubelium, sebuah tafsiran Kitab Kejadian, menolak kalender bulan, dan kalender matahari dengan 364 hari, yang merupakan kalender resmi, kemungkinan diterima oleh komunitas Laut Mati di *Qumran, yang di sana salinan-salinan bagian Kitab Yubelium ditemukan di antara gulungan-gulungan.

KALENDER [ensiklopedia]

I. Dalam PL

Tidak ada kata Ibrani yg persis sama artinya dengan kata Latin calendarium, Indonesia 'kalender'. Orang Ibrani menandai bagian-bagian tahun dengan menunjuk kepada bulan-bulan, musim pertanian atau perayaan-perayaan pokok.

a. Tahun (Ibrani syana -- disebut demikian karena perubahan atau urutan musim) pertama-tama dihitung mulai dengan bulan musim rontok (yg ketujuh), yaitu bulan Tisyri (Kel 23:16; 34:22), juga awal tahun sabat (Im 25:8-10). Sewaktu bangsa Ibrani di Mesir agaknya mereka menerima tahun matahari, yg terdiri dari 12 bulan, masing-masing 30 hari, ditambah 5 hari, jadi 365 hari (Herodotus, 2.4). Jika demikian perubahan terjadi kemudian dan 'bulan awal' atau bulan pertama dari tahun itu ditetapkan pada musim semi (Kel 12:2; Ul 16:1, 6). Setelah itu tahun Ibrani mengikuti kalender Semit Barat dengan satu tahun terdiri dari 12 bulan menurut peredaran bulan, bukan menurut peredaran bumi (1 Raj 4:7; 1 Taw 27:1-15). Tidaklah pasti apakah awal tahun di musim semi (Nisan) hanya dipakai untuk upacara keagamaan; ada beberapa petunjuk yg diperuntukkan bagi tahun sipil, yg kadang-kadang dihitung dari bulan musim semi, bulan Tisyri. *KRONOLOGi PL.

b. Bulan (lih daftar pada hlm 498). Tahun Ibrani terdiri dari beberapa bulan. Perhitungannya mengikuti peredaran bulan, dimulai dari sejak bulan sabit terkecil pertama kali muncul setelah matahari terbenam. Hari pertama dari bulan yg baru muncul demikian dianggap suci (*BULAN). Bulan kalender itu (Ibrani yerah, 'bulan') dihitung 29/30 hari. Karena tahun yg perhitungannya berdasarkan peredaran bulan kr 11 hari lebih pendek dibandingkan tahun berdasarkan peredaran bumi, maka secara berkala disisipkanlah bulan ketiga belas, agar hari tahun baru tidak jatuh pada hari sebelum musim semi tahun itu (Maret -- April). Belum diketahui rincian metode yg dipakai orang Ibrani untuk mencocokkan musim-musim pertanian dengan tahun yg perhitungannya berdasarkan peredaran bulan. Mungkin mereka menempatkan suatu bulan Adar (bulan ke-12) yg kedua, atau bulan Elul (bulan ke-6) yg kedua setiap 3, 6, 11, 14, 17, atau 19 thn.

Mengamati waktu siang dan waktu malam salah satu had musim rontok, yaitu pada 'akhir tahun' (lih Kel 23:16) dan mengamati waktu siang dan waktu malam salah satu hari musim semi, yg disebut 'pergantian tahun' (2 Taw 36:10) penting bagi pengaturan kalender, dan dengan demikian juga bagi pengaturan hari-hari raya. Demikianlah tahun dimulai dengan bulan baru yg terdekat dengan waktu siang dan malam yg sama pada musim semi, yaitu jika matahari berada di Aries (Jos. Ant., 3, 8, 4) dan Paskah pada hari ke-14 bulan Nisan bertepatan dengan bulan purnama yg pertama (Kel 12:2-6).

Nama-nama yg lebih tua yg dipakai untuk menyebut bulan-bulan, barangkali ialah sebutan-sebutan setempat dari orang-orang Palestina untuk menunjuk kepada musim-musim, yg berbeda dengan nama-nama bulan yg disebut dalam naskah yg berasal dari Siria (Ras Syamra, Alalah, Mari),, Abib, 'gandum menguning' (Kel 23:4); Ziv (1 Raj 6:1, 37); Etanim (1 Raj 8:2) dan Bul (1 Raj 6:38), yg artinya tidak dapat dipastikan, ialah nama-nama yg asalnya dari zaman ini. Di segala zaman bulan-bulan itu biasanya disebut dengan bilangan: pertama (Kel 12:2); kedua (Kej 7:11); ketiga (Kel 19:1); keempat (2 Raj 25:3); kelima (Bil 33:38); keenam (1 Taw 27:9); ketujuh (Kej 8:4); kedelapan (Za 1:1); kesembilan (Ezr 10:9); kesepuluh (Kej 8:5); kesebelas (Ul 1:3); kedua belas (Est 3:7). Pada zaman setelah pembuangan nama-nama bulan dari Babel diikuti.

c. Musim-musim -- tahun pertanian. Sekalipun orang Ibrani memakai kalender yg didasarkan atas bulan-bulan yg perhitungannya mengikuti peredaran bulan, namun mereka, sebagai petani, cenderung menyebut bagian-bagian tahun dengan musim daripada dengan nama-nama atau bilangan-bilangan bulan. Demikianlah, tahun yg di Palestina dibagi kr menjadi musim kemarau (April -- September) dan musim hujan (Oktober -- Maret), dapat dibagi lagi secara umum menjadi 'musim menabur' (November -- Desember) dan 'musim panen' (April -- Juni; Kej 8:22). Nama-nama yg lebih khusus lagi dipakai oleh penduduk setempat, menunjuk kepada bulan yg persis, ump musim menuai gandum (Kej 30:14; Hak 15:1), atau musim menuai jelai (2 Sam 21:9; Rut 1:22) menunjuk kepada bulan Maret -- April; 'musim menuai' (Kel 34:21) mestinya Maret; dan 'musim hulu hasil anggur' (Bil 13:20), bulan Tamuz (Juni -- Juli). 'Hujan awal' (yg didasarkan atas kalender sipil yg kuno yg dimulai pada bulan Tisyri) jatuh pada bulan September -- Oktober, dan 'hujan akhir' pada bulan Maret -- April. 'Buah-buahan musim panas' (qayits) dari Agustus -- September, memberi namanya pada musim 'panas'. Bulan-bulan Tebet dan Syebat ialah bulan-bulan 'dingin'.

Acuan-acuan PL tersebut di atas dapat dibandingkan dengan kalender pertanian, yg secara kasar ditulis pada sebuah loh, yg barangkali adalah sebuah prasasti yg ditulis oleh seorang pelajar pada abad 10 sM, yg ditemukan di Gezer thn 1908. Terjemahannya tidak dapat dipastikan kebenarannya, tapi prasasti itu mencatat pelaksanaan pertanian bagi ke-12 bulan tahun itu yg dimulai dari musim rontok. Dua bulan bagi penyimpanan. Dua bulan bagi penaburan. Dua bulan bagi pertumbuhan di musim semi. Satu bulan pencabutan rami. Satu bulan penuaian jelai. Satu bulan menuai segala sesuatu yg lainnya. Dua bulan pemangkasan (tanaman anggur). Satu bulan bagi buah-buahan musim panas' (bnd DOTT, hlm 201-203).

d. Cara-cara lain untuk menyebut waktu dan musim ialah memakai kata-kata umum bagi 'waktu' khusus atau hari raya ('iddan, Dan 7:25; mo`ed, Dan 12:7; zeman, Pkh 3:1; Neh 2:6), bnd Mzm 104:27, *WAKTU. Kejadian-kejadian historis biasanya diberi tanggal menurut tahun-tahun pemerintahan raja-raja atau suatu kejadian kebangsaan yg perlu diingat, ump Keluaran; selama di Mesir (Kel 12:40); pembangunan Bait Allah yg pertama (1 Raj 6:17) atau 70 thn pembuangan di Babel (Yeh 33:21); atau gempa bumi pada zaman pemerintahan Uzia (Am 1:1; Za 14:5). DJW/HH

II. Di antara kedua perjanjian

'Zaman pemerintahan Yunani' (1 Makabe 1:10) ialah zaman Seleukus, yg secara resmi berlangsung mulai dari hari pertama bulan Makedonia Dias (September/Oktober) pada thn 310 sM. Zaman inilah yg diikuti dalam 1 Makabe, sekalipun dalam beberapa sumber yg dipakai dalam kitab tsb (karena dipengaruhi oleh perhitungan Babel dari awal thn yg dimulai dan Nisan) zaman itu diberi tanggal yg mulai dari Maret/April, 311 sM.

III. Dalam PB

Tanggal dalam PB kadang-kadang dihitung dengan menunjuk kepada pemerintah-pemerintah non-Yahudi. Contoh paling khas ialah Luk 3:1 dab, di mana awal pelayanan Yohanes Pembaptis diberi tanggal bukan hanya 'dalam thn ke-15 dari pemerintahan kaisar Tiberius' (yaitu thn 2728 M menurut perhitungan yg dipakai pada zaman Seleukus yg mendahuluinya, di mana thn pemerintahan baru dipandang mulai pada bulan September/Oktober), tapi juga menunjuk kepada tokoh-tokoh yg memerintah waktu itu, yg sekuler maupun yg tidak, di Yudea dan di daerah-daerah tetangganya. Bnd penanggalan yg menunjuk kepada kaisar Agustus (Luk 2:1), dan Klaudius (Kis 11:23), wali negeri propinsi Kirenius (Luk 2:2) dan Galio (Kis 18:12), dan Herodes, raja bangsa Yahudi (Mat 2:1; Luk 1:5).

Tapi bagian terbesar penulis PB menghitung waktu dengan istilah-istilah yg biasa dipakai di kalender (atau kalender-kalender) Yahudi. Mereka menunjuk kepada hari raya Yahudi dan kepada kejadian-kejadian suci lainnya. Hal ini secara khusus disebut dalam Injil keempat: bnd Yoh 2:13, 23 (Paskah); 5:1 (barangkali Thn Baru); 6:4 (Paskah); 7:2 (Pondok Daun); dalam 7:37 'hari terakhir, puncak perayaan' ialah hari ke-8; bnd Im 23:36; Bil 29:35; Neh 8:18); 10:22 (Perayaan Penahbisan Mezbah pada tgl 2.5 Kislev; bnd 1 Makabe 4:59); 11:1; Luk 22:1 (Paskah dan Roti Tak Beragi); 20:6 (Roti Tak Beragi); 20:16 (Pentakosta); Kis 27:9 ('waktu puasa' ialah Hari Pendamaian, waktu ketika berjualan di sekitar Laut Tengah berakhir musim dingin); 1 Kor 16:8 (Pentakosta).

Di antara hari-hari sepekan, hari Sabat sering disebut. Dalam Luk 6:1 banyak naskah Yunani memuat sahbato deuteroproto (Sabat pertama yg kedua), yg barangkali adalah istilah teknis, yg artinya sekarang tak diketahui. Terjemahan Indonesia hanya menyebut 'pada suatu hari Sabat'. Jumat ialah 'hari persiapan' (Yunani paraskeue), artinya 'hari sebelum Sabat' (Yunani prosabbaton, Mrk 15:42; bnd Yoh 19:31); 'hari persiapan Paskah' (Yoh 19:14), artinya 'Jumat dari pekan Paskah' (Yunani paraskeue tou paskha). 'Hari pertama pekan itu' (Yunani mia sabbatou atau mia ton sabbaton, yaitu sehari setelah sabat) mendapat arti baru karena hari itu ialah hari kebangkitan; bnd (sebagai tambahan bagi cerita kebangkitan dlm Injil-injil) Kis 15:7; 1 Kor 16:2; juga 'hari Tuhan' (Yunani kyriake hemera) di Why 1:10.

Pada umumnya, kalender Yahudi zaman PB (paling sedikit sebelum thn 70 sM) mengikuti perhitungan kaum Saduki, sebab pelayanan-pelayanan Bait Allah diatur menurut perhitungan itu. Maka hari Pentakosta dihitung sebagai hari yg ke-50 setelah persembahan buah sulung jelas, yaitu hari ke-50 (inklusif) dihitung dari hari Minggu pertama setelah Paskah (bnd Im 23:15 dab); karena itu Pentakosta senantiasa jatuh pada hari Minggu, seperti pada tahun kebaktian Kristen. Perhitungan kaum Farisi, yg menjadi patokan setelah thn 70 M, menafsirkan 'sabat' dalam Im 23:15 sebagai hari raya Roti Tak Beragi, bukan hari sabat mingguan; dalam hal itu Pentakosta senantiasa jatuh pada hari yg sama dari bulan itu (suatu pandangan yg penting bagi mereka yg menganggap Pentakosta sebagai menandai ulang thn pemberian Taurat), tapi tidak pada hari yg sama dalam pekan itu.

Bahkan lebih penting lagi daripada perbedaan-perbedaan kecil di bidang penanggalan yg terdapat di antara kaum Saduki dan kaum Farisi, ialah perpecahan antara kaum Saduki dan kaum Farisi di satu pihak dan mereka di lain pihak, yg mengikuti penanggalan 'bidaah', dikenal dari Kitab Yobel, yg sekarang juga dikenal dari kepustakaan Qumran. Jika Yesus dan murid-Nya mengikuti penanggalan 'bidaah' ini, hal itu dapat menjelaskan mengapa mereka merayakan Paskah sebelum Ia ditangkap, sedang imam-imam besar dan pengikut-pengikut mereka hanya merayakan Paskah setelah penyaliban Kristus (Yoh 18:28).

KEPUSTAKAAN. J Finegan, Handbook of Biblical Chronology, 1964; J. B Segal, VT 7, 1957, hlm 250-307; JSS 7, 1962, hlm 212-221; J. C Dancy, Commentary on I Maccabees, 1954, hlm 48 dst; N Geldenhuys, Commentary on Luke, 1950, hlm 649 dst; A Jaubert, La Date de la Cene, 1957, dan 'Jesus et le calendrier de Qumran', NTS 7, 19601961, hlm 1 dst; J van Goudoever, Biblical Calendars, 1959; LB Segal, The Hebrew Passover from the Earliest Times to AD 70, 1963; E. J Bickennan, Chronology of the Ancient World, 1968; E. J Wiesenberg dll, 'Calendar' dlm EJ; W. M O'Neil, Time and the Calendars, 1975. FFB/HH




TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA