Dalam versi-versi Alkitab:
Siftan: TB TLSiftan [MYSABDA]
Siftan male person |
Definisi | : | Ayah Kemuel; Seorang Bani Efraim |
Nomor Strong | : | H8204 |
Kata Asli | : | שִׁפְטָן |
Keturunan | : | Kemuel ![]() |
Siftan [AI-PEDIA]
Siftan: Tokoh Kecil dengan Peran Penting
Siftan bukanlah tokoh sentral dalam Alkitab, namun kemunculannya yang singkat memberikan kita pelajaran berharga tentang pentingnya ketaatan dan bahaya kesombongan.
Biodata:
- Nama: Siftan (Ibrani: שִׁפְטָן, Shifṭān , yang berarti "hakim" atau "orang yang menghakimi")
- Asal: Suku Yehuda, anak dari Ela
- Masa Hidup: Sekitar abad ke-13 SM (masa Keluaran)
- Disebutkan dalam: Bilangan 13:5
Peristiwa Penting:
Siftan terpilih menjadi salah satu dari dua belas pengintai yang diutus Musa untuk mengintai tanah Kanaan (Bilangan 13:1-3). Tugasnya adalah mengamati dan melaporkan keadaan tanah tersebut, termasuk penduduknya, kekuatan militernya, dan kesuburan tanahnya.
Sayangnya, Siftan, bersama sepuluh pengintai lainnya, kembali dengan laporan yang buruk dan dipenuhi rasa takut. Mereka membesar-besarkan kekuatan penduduk Kanaan dan meremehkan kuasa Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada bangsa Israel (Bilangan 13:25-33). Laporan negatif ini membuat bangsa Israel ketakutan dan memberontak kepada Tuhan. Akibatnya, mereka dihukum untuk mengembara di padang gurun selama 40 tahun.
Ayat Alkitab Terkait:
- Bilangan 13:4-5: "Inilah nama orang-orang itu: dari suku Ruben, Syalu bin Zakhur; dari suku Simeon, Safat bin Hori; dari suku Yehuda, Kaleb bin Yefune dan Siftan bin Ela;..."
- Bilangan 13:31-33: "Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia itu berkata: "Kita ini tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Lalu mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kita lalui untuk diintai itu adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kita lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya."
Pelajaran dari Siftan:
Meskipun Siftan hanya disebutkan sekali dalam Alkitab, kisahnya memberikan pelajaran penting:
- Pentingnya Ketaatan: Siftan gagal dalam tugasnya karena ia tidak taat sepenuhnya kepada Tuhan. Ia lebih memilih untuk mempercayai apa yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri daripada janji Tuhan.
- Bahaya Kesombongan: Ketakutan dan keraguan Siftan menunjukkan kurangnya iman kepada Tuhan. Ia lebih mengandalkan kekuatan manusia daripada kuasa Tuhan yang tak terbatas.
Kisah Siftan mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan untuk tidak membiarkan rasa takut menguasai hati kita.
Pertanyaan untuk Refleksi:
- Bagaimana kita bisa menghindari jebakan rasa takut dan keraguan seperti yang dialami Siftan?
- Bagaimana kita bisa memperkuat iman kita kepada Tuhan dalam menghadapi tantangan hidup?
Meskipun Siftan bukanlah tokoh yang ingin kita tiru, kisahnya memberikan peringatan bagi kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dan taat kepada-Nya.
