Penina

Ibrani

Strongs #06444: hnnp P@ninnah

6444 Pninnah pen-in-naw'

Penina: Madu Yang Pahit

Penina adalah salah satu tokoh perempuan dalam Alkitab yang kisahnya singkat namun sarat makna. Ia adalah istri pertama Elkana, seorang Lewi dari Efraim, dan hidup sezaman dengan Imam Besar Eli. Sayangnya, Alkitab tidak mencatat silsilah atau latar belakang keluarganya secara detail.

Peristiwa Penting:

Kisah Penina terjalin erat dengan Hana, madunya, dalam perebutan kasih sayang Elkana dan keinginan untuk memiliki keturunan.

• Saingan Hana (1 Samuel 1:1-8): Penina diceritakan memiliki anak-anak, sementara Hana mandul. Penina memanfaatkan situasi ini untuk menyakiti hati Hana. Ia terus menerus menyombongkan kesuburannya dan menghina kemandulan Hana, terutama saat Elkana mempersembahkan korban di Silo.
• Penghinaan yang Mendalam (1 Samuel 1:6-7): Tindakan Penina sangat menyakiti hati Hana. Ia digambarkan "menggerakkan amarahnya" dengan maksud "memakinya" karena kemandulannya. Hal ini menunjukkan bahwa penghinaan Penina bukanlah sekadar ejekan, melainkan serangan yang terencana dan kejam.
• Tidak Disebutkan Lagi (1 Samuel 1:8 - 2:21): Setelah Hana berdoa memohon anak kepada Tuhan di Silo dan dikaruniai Samuel, Alkitab tidak lagi menyebutkan tentang Penina. Tidak diketahui bagaimana reaksinya terhadap kelahiran Samuel, ataupun bagaimana akhir hidupnya.

Ayat-ayat Alkitab Terkait:

• 1 Samuel 1:1-8: Memperkenalkan Penina dan Hana sebagai istri Elkana, serta konflik di antara mereka.
• 1 Samuel 1:6-7: Menjelaskan secara detail bagaimana Penina menghina Hana.

Pelajaran dari Penina:

Meskipun kisah Penina singkat, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita petik:

• Bahaya Iri Hati: Penina menjadi contoh nyata bagaimana iri hati dapat merusak seseorang. Ketidakmampuannya untuk bersukacita atas kebahagiaan orang lain membuatnya bertindak jahat dan menyakiti hati Hana.
• Pentingnya Empati: Penina tidak menunjukkan rasa empati sedikitpun terhadap penderitaan Hana. Sebaliknya, ia memanfaatkan situasi tersebut untuk meninggikan dirinya sendiri.
• Kedaulatan Tuhan: Kelahiran Samuel menjadi bukti bahwa Tuhan berdaulat atas hidup manusia. Ia tidak terikat pada standar manusia dan dapat memberikan anak kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.

Meskipun Alkitab tidak mencatat akhir hidup Penina, kisahnya menjadi pengingat bagi kita untuk menjauhi iri hati dan memilih kasih serta empat terhadap sesama.