Nil
NIL [browning]
Sungai besar, panjangnya 6.400 km, yang mengalir dari selatan ke utara Afrika, melewati *Mesir dan mempunyai arti mendasar untuk mempertahankan hidup. Luapan-luapan yang dahsyat dari sungai ini sangat berkesan bagi orang-orang *Ibrani yang tidak mengenal hal semacam itu, pada waktu mereka memasuki Palestina. *Firaun memerintahkan supaya semua anak laki-laki Ibrani dibuang ke Sungai Nil, tetapi Musa diselamatkan (Kel. 1:22; 2). Salah satu tulah yang menimpa Mesir adalah berubahnya air Sungai Nil menjadi darah (Kel. 4:9), dan pada sumber *P tidak hanya air Sungai Nil saja, tetapi semua air di Mesir (Kel. 7:19). Bahwa air Sungai Nil berubah menjadi kemerah-merahan dan berbau busuk adalah suatu gejala alam biasa: tetapi dalam hubungan dengan ingatan kebangsaan yang mendalam dari *keluaran itu dan dalam hubungan dengan peribadahan penuh syukur kepada Allah, peristiwa alam tadi menjadi suatu *mukjizat.
NIL, SUNGAI [ensiklopedia]
I. Terminologi
Asal kata Neilos (Yunani) dan Nilus (Latin), yaitu 'Nil' (Nile) tidak pasti. Dalam PL, dengan sedikit kekecualian, kata Ibrani ye'or, 'sungai, aliran, terusan', selalu dipakaf, bila S Nil Mesir yg dimaksud. Kata Ibrani ini sendiri langsung berasal dari kata Mesir itrw dalam bentuk i'r(w) yg mulai berlaku dari Wangsa ke-18 dan selanjutnya, yg berarti 'Sungai Nil, aliran, terusan', yaitu S Nil dengan cabang-cabangnya dan terusan-terusan tambahannya (A Erman dan H Grapow, Wdrterbuch der Aegyptischen Sprache, 1, 1926, hlm 146; T. O Lambdin, JAOS 73, 1953, hlm 151).
Hanya satu kali kata nahar, 'sungai', digunakan untuk Nil sebagai sungai Mesir yg sejajar dengan Efrat; negeri yg dijanjikan kepada Israel terletak di antara perbatasan yg lebar itu (Kej 15:18). Nakhal, 'wadi', jelas tidak pernah dipakai untuk Nil, melainkan untuk Wadi el-'Arish atau 'sungai Mesir', sedangkan Sihor adalah ujung timur Delta Nil. *MESIR, SUNGAI.
II. Jalan sungai
Muasal S Nil adalah beberapa sungai, di antaranya Kagera yg bermuara di Danau Victoria, Tanzania; dari danau ini mengalir sungai ke utara, melalui Danau Albert Nyanza dan rawa-rawa Sud yg luas di Sudan selatan, yg menjadi Nil Putih. Di Khartoum Nil Putih bergabung dengan Nil Biru yg asalnya adalah Danau Tana yg terletak di pegunungan Etiopia (Abyssinia), dan gabungan kedua sungai inilah yg menjadi S Nil.
Setelah bergabung lagi dengan S Atbara kr 320 km di timur laut Khartoum, maka S Nil mengalir kr 2.700 km melalui Sudan dan Mesir ke utara ke Laut Tengah tanpa ada anak sungai yg lain yg bergabung dengannya. Panjang S Nil mulai dari Danau Victoria sampai Laut Tengah adalah kr 5.600 km.
Antara Khartoum dan Aswan ada enam 'bendul' (penghalang) dari batu-batu granit keras yg dilalui sungai itu, dan yg membentuk enam air terjun curam yg menghalangi pelayaran pada bagian-bagian yg curam itu.
Di pedalaman antara Nubia dan Mesir Atas, S Nil mengalir melalui lembah yg sempit. Di wilayah Mesir, lebar lembah itu tidak pernah lebih dari 20 km dan sering lebih sempit lagi, dikelilingi oleh bukit-bukit atau jurang-jurang karang terjal, yg di luarnya membentang gurun-gurun batu ke arah timur dan barat.
Kira-kira 20 km di utara Kairo, S Nil terbagi dua cabang utama dan bermuara di laut di Rosetta di bagian barat dan di Damietta di timur; di antara dan di luar kedua aliran ini terbentang tanah datar dan rawa Delta Mesir. Pada masa firaun-firaun Mesir nampaknya tiga bagian utama Delta Nil cukup terkenal ('Sungai Barat', Cabang Kanopik?; 'Sungai Besar'- mungkin adalah Cabang Damietta sekarang; 'Air Re, Cabang Timur atau Cabang Pelusiak, Ibrani Sihor), disamping cabang-cabang, aliran-aliran dan ranting-rantingnya. Para pelancong dan ahli-ahli ilmu bumi Yunani memperkirakan ada antara 5-7 cabang dan muara Nil. Lih A. H Gardiner, Ancient Egyptian Onomastica, 2, 1947, hlm 153*-170*, peta antara hlm 131* dan 134*, mengenai perinciannya, juga J Ball, Egypt in the Classical Geographers, 1942; M Bietak, Tell El-Dab'a, 2, 1975.
\\==> Image 00207\\
III. Penggenangan dan pertanian
Ciri khas Nil yg paling luar biasa adalah luapan tahunannya -- banjir melampaui tebingnya atau menggenangi sekitarnya. Pada musim semi dan permulaan musim panas di Etiopia dan Sudan Selatan, hujan lebat dan cairan salju dari dataran tinggi mengubah Nil Atas -- teristimewa Nil Biru -- meluap deras menghanyutkan tanah halus yg kemerah-merahan dalam jumlah besar, yg mengendap di kedua bidang tanah pada kedua sisi sungai yg dilanda luapan banjir itu di Mesir dan Nubia. Jadi sebelum dibangun sistem irigasi konstan dengan bendungan-bendungan di Aswan dan di tempat-tempat lain pada abad belakangan ini, seluruh daerah lembah dan Delta Mesir yg berada dalam jangkauan banjir itu menerima tiap tahun tambahan lapisan lumpur tipis yg baru dan subur. Luapan air bercampur lumpur itu biasanya ditampung di lembah-lembah yg dibuat menjadi bendungan-bendungan, kemudian dialirkan bila air Nil surut kembali. Di wilayah Mesir permukaan air Nil paling rendah pada bulan Mei; mulai naik pada bulan Juli dan Agustus, dan mencapai puncaknya pada bulan September, dan lambat laun turun kembali sesudah itu. Tanpa S Nil dan luapan airnya, nampaknya setiap belahan Mesir adalah gurun pasir gersang; di mana air Nil mengalir di situ tumbuh-tumbuhan dapat bertumbuh, kehidupan dapat berlangsung.
Begitu tajamnya beda tanah yg digenangi luapan S Nil dari gurun pasir, seperti perbedaan siang dan malam. Pertanian Mesir secara keseluruhan bergantung pada luapan air Nil, yg genangannya diukur dari permukaan air sungai atau Nilometer. Kedalaman genangan air yg menyebabkan panen berlimpah-limpah membuat kemakmuran pertanian Mesir terkenal. Bila air S Nil merosot cetek seperti kemarau di negeri-negeri lain, berarti bala kelaparan; dan bila air S Nil meluap terlalu tinggi melampaui sarana irigasi dan menimbulkan kerusakan pada saluran-saluran air, tidaklah juga baik. Keteraturan perilaku S Nil Mesir sudah dikenal orang Ibrani (bnd Yes 23:10; Ams 8:8; 9:5), begitu juga ketergantungan petani, nelayan dan rawa-rawa pada air sungai itu (Yes 19:5-8; 23:3).
Lebih satu orang nabi menubuatkan penghakiman atas Mesir berupa pengeringan Nil (Yeh 30:12; bnd 29:10; Za 10:11) seperti negeri-negeri lain dapat dihukum dengan kekurangan hujan.
Yeremia (Yer 46:7-9) membandingkan kemajuan tentara Mesir dengan gelora Nil yg meluap airnya. Mengenai air genangan Nil, lih G Hort, ZAW 69, 1957, hlm 88-95; J Ball, Contributions to the Geography of Egypt, 1939, passim; D Bonneau, La true du Nil, 1964.
IV. Aspek-aspek lain
Nil yg menguasai pertanian Mesir juga mempengaruhi penanggalannya, yg dibagi atas tiga musim (masing-masing 4 bulan terdiri dari 30 hari, tidak termasuk kelima hari tambahan) yg disebut 'Akhet, 'Genangan'; Peret, 'Kelihatan kembali' (tanah yg ditinggalkan air yg surut); dan Shomu, 'Kering (?)' atau Musim Panas. Air Nil bukan hanya membantu panen, tapi juga membentuk rawa-rawa untuk padang rumput (bnd Kej 41:1-3, 17-18) dan papirus, mengandung banyak ikan yg ditangkap dengan panting atau jala (Yes 19:8), bnd R. A Caminos, Late Egyptian Miscellanies, 1954, hlm 74, 200 (banyak macamnya), dan G Posener, Dictionnaire de la Civilisation Egyptienne, 1959, gbr-gbr dalam hlm 214, 215. Mengenai tulah air Nil menjadi darah, ikan mati dan tulah katak, dst, *TULAH-TULAH MESIR. Untuk Nah 3:8, *TEBES.
Pembual Asyur mengenai pengeringan sungai-sungai Mesir (2 Raj 19:24 = Yes 37:25) mungkin merujuk pada parit-parit dan pekerjaan-pekerjaan membendung sungai. Mengenai Musa di tengah-tengah teberau di tepi S Nil, *MUSA.
Nil juga merupakan jalan raya terpenting; kapal-kapal dapat berlayar ke utara dengan hanya mengandalkan arus, dan dapat dengan mudah berlayar ke selatan mengandalkan tiupan angin utara yg sejuk dari Laut Tengah. Dalam kepercayaan orang Mesir roh dan genangan Nil adalah dewa Ha'pi, pembawa kesuburan dan kelimpahan. KAK/AL/HAO