Lihat definisi kata "Bilangan" dalam Studi Kata
: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Bigthana | Bigvai | Bigwai | Bijaksana | Bikri | Bilangan | Bildad | Bilga | Bilgah | Bilgai | Bilha
Daftar Isi
HAAG: Bilangan, Kitab
ENSIKLOPEDIA: BILANGAN, KITAB

Bilangan

Bilangan, Kitab [haag]

Bilangan (Kitab ~B).

Kitab --> Pentateukh yang keempat.

  1. (1) Isi dan susunan. Kitab ~B adalah sebuah campur-adukan yang tidak berhubungan satu sama lain mengenai peristiwa-peristiwa dan undang-undang. Atas dasar laporan-laporan kronologis dan geografis yang hanya sedikit itu, timbul pembagian sebagai berikut: saat tinggal di padang gurun Sinai (Bil 1:1-10:10). Perjalanan melintasi gurun ke Kadesy dan sekitarnya (Bil 10:11-22:1). Saat tinggal di daerah sekeliling Moab (Bil 22:2-36:13). Kitab ~B mengandaikan kedatangan mereka di Sinai dan wahyu Allah yang diperolehnya di situ.
  2. (2) Timbulnya Kitab ~B. Meskipun tidak ditemukan pengulangan yang jelas, namun sumber-sumber Pentateukh juga dapat ditentukan ada di dalam kitab ~B. Boleh jadi kitab ~B merupakan penutupan keseluruhan dalam penyusunan terakhir Pentateukh. Akan hal tersebut ditunjukkan di situ soal kematian Harun (Bil 20:22 dst) dan kematian Miryam (Bil 20:1). Juga soal pemakluman kematian Musa (Bil 27:12), penyerahan kekuasaan kepada Eleazar dan Yosua (Bil 27:15-23). Para penyusun telah menciptakan karya itu dengan menggunakan sumber-sumber tradisi Imamat sendiri secara melimpah, tetapi mereka juga menggunakan sumber Y dan E. Misalnya saja untuk penyusunan ceritera Bileam (Bil 22:1-24:25) mereka gunakan sumber E maupun Y.
  3. (3) Theologi. Kitab Pentateukh menyodorkan pandangan yang dicita-citakan oleh Israel. Pandangan tersebut tidak ditunjukkan di dalam penglihatan untuk waktu mendatang, seperti Yeh 40-48, tetapi dengan pembentukan suatu keadaan yang dicita-citakan pada saat yang telah lalu, terutama pada saat hidup di padang gurun. Kitab ~B menunjukkan, bagaimana bangsa itu diatur menurut suku-sukunya dan dikelompokkan menggelilingi tempat kudus dan ibadatnya, di mana mereka ikut ambil bagian secara aktif. Orang-orang Lewi tidak disebutkan ke dalam 12 suku itu tadi. Mereka membentuk kelompok tersendiri. Mereka ditugaskan melayani tempat kudus, sebab mereka menjadi pengganti semua anak yang lahir sulung dan menjadi milik Yahwe. Sebetulnya mereka itu anak sulung yang harus dikorbankan. Orang-orang Lewi secara jelas masih berada di bawah para imam, putra-putra Harun. Yahwelah yang mengulangi hukumNya terhadap sikap perlawanan ("menggerutu") dari bangsa. Saat tinggal di padang gurun yang lama dan kematian Musa yang terlalu pagi, diartikan menjadi hukuman dan silih atas ketidak-percayaan mereka. Dalam segi pandangan yang lain, Yahwe tidak jarang berdamai kembali atas perantaraan Musa dan Harun. Dengan demikian telah ditunjukkan di situ kekuasaan religius Musa (Bil 12:7-8). Pandangan soal hirarki serta penggantinya ditekankan sekali dalam ~B: Rokh, yang hinggap pada Musa diteruskan pada ketujuh puluh tua-tua (Bil 11:16-17). Akhirnya Musa menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Yosua (Bil 27:12-13) dan mengenakan pakaian immamat Harun kepada Eleazar (Bil 20:25-29).

BILANGAN, KITAB [ensiklopedia]

Orang Yahudi menamai Kitab ini berdasarkan kata pertamanya (wayedabher, 'dan Dia berkata'; atau bemidbar, 'di padang gurun'). Para penterjemah Yunani menyebutnya arithmoi, 'bilangan'. Bagi empat Kitab Pentateukh lainnya nama-nama Yunanilah yg biasanya dipakai; bagi Bil, di beberapa negeri kata bh Yunani itu diterjemahkan ke dalam bh pribumi, antara lain: Bilangan, dst; di negara-negara lain, terjemahan Latin dari bh Yunani yg dipakai adalah Numeri. Judul ini diberikan karena beberapa ps pertama buku itu (juga ps 26) mengandung banyak bilangan, teristimewa bilangan-bilangan sensus.

I. Garis besar isi

a. Penghitungan orang-orang Israel. Penyusunan suku-suku (Bil 1:1; 4:49).

b. Hukum mengenai kecemburuan; hukum mengenai kenaziran (Bil 5:1; 6:27).

c. Persembahan pada waktu penahbisan Kemah Suci (Bil 7:1-89).

d. Kandil. Penahbisan orang-orang Lewi; masa kerja mereka untuk melayani (Bil 8:1-26).

e. Perayaan Paskah kedua; awan; kedua nafiri perak (Bil 9:1; 10:10).

f Keberangkatan dari G Sinai (Bil 10:11-36).g. Tabera. Burung-burung puyuh. Ketujuh puluh tua-tua (Bil 11:1-35).

h. Pemberontakan Miryam dan Harun terhadap Musa (Bil 12:1-16).

i. Keduabelas pengintai (Bil 13:1; 14:45).

j. Beberapa macam hukum mengenai korban-korban persembahan daging dan minuman, korban persembahan apabila seseorang berbuat dosa tanpa sengaja, dan hukum-hukum mengenai pelanggaran atas peraturan Sabat (Bil 15:1-41).

k. Korah, Datan dan Abiram. Tongkat Harun berbunga (Bil 16:1; 17:13).

l. Kedudukan imamat dan orang Lewi (Bil 18:1-32).

m. Air pentahiran atas dosa-dosa (Bil 19:1-22).

n. Miryam mati. Meriba (Bil 20:1-13).

o. Edom menolak permintaan orang Israel melalui negerinya. Harun mati (Bil 20:14-29).

p. Peperangan dekat Horma. Ulan tembaga. Perjalanan ke daerah Moab. Peperangan melawan Sihon dan Og (Bil 21:1-35).

q. Bileam (Bil 22:1; 24:25).

r. Baal-Peor (Bil 25:1-18).

s. Penghitungan kedua orang-orang Israel (Bil 26:1-65).

t. Hak waris bagi anak-anak perempuan. Pengganti Musa (Bil 27:1-23).

u. Aturan-aturan mengenai korban. Nazar kaum perempuan (Bil 28:1-30:16).

v. Pembalasan atas orang Midian (Bil 31:1-54).

w. Pembagian daerah sebelah timur S Yordan (Bil 32:1-42).

x. Tempat-tempat persinggahan orang Israel di padang gurun (Bil 33:1-49).

y. Petunjuk-petunjuk mengenai penaklukan Kanaan. Batas-batas tanah Kanaan. Peraturan-peraturan mengenai pembagian tanah. Kota-kota orang Lewi. Kota-kota perlindungan (Bil 33:50; 35:34).z. Syarat perkawinan anak-anak perempuan yg mempunyai hak waris (Bil 36:1-13).

II. Penulis dan penanggalan

Pada masa kini banyak ahli mempertanyakan tradisi yg menyatakan bahwa Musa penulis segenap isi buku ini. Mereka mengarahkan perhatian pada pertimbangan-pertimbangan berikut. Hanya ps 33 yg menyebutkan aktivitas langsung Musa menulis (Bil 33:2, bnd 5:23; 11: 26); hal ini tidak diulangi dalam semua bagian Bil lainnya. Sebaliknya lih Ul 31:9. Beberapa data menunjukkan masa waktu yg lebih kemudian daripada masa waktu Musa, atau paling sedikit menunjuk kepada penulis lain daripada Musa; bnd 12:3; 15:22 dab, (Musa sebagai pribadi ketiga); Bil 15:23; 21:14 (mungkin 'buku mengenai peperangan-peperangan Tuhan' berasal dari masa waktu sesudah Musa); 32:34 dst.

Namun demikian Bil berulang-ulang menyatakan, bahwa peraturan-peraturan dan hukum-hukum yg tertera dalamnya telah diberikan melalui perantaraan Musa (dan Harun), 1:1, dst; juga jelas bahwa hukum-hukum dan peraturan-peraturan memberi kesan sudah dilaksanakan sewaktu pengembaraan di padang gurun (Bil 5:17; 15:23 dab, dll). Mungkin juga bahwa hukum-hukum itu telah melalui proses perkembangan; ada perubahan-perubahan yg dilakukan atasnya untuk menyesuaikannya dengan keadaan yg berubah-ubah. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda pasti dari proses-proses ini; jadi ada perbedaan antara Bil 15:22-31 dan Im 4. Bil 15:22 dab yg berbicara mengenai Musa dalam bentuk pribadi ketiga, bukanlah tidak mungkin ada versi yg kemudian dari Im 4.

Adalah bijaksana menganggap bahwa pada hakikatnya hukum-hukum itu berasal dari zaman Musa. Kita dapat juga beranggapan, bahwa pencatatan hukum-hukum dan peristiwa-peristiwa bersejarah itu telah dimulai pada zaman Musa. Belum diketahui 'bila waktunya' kitab itu ditulis dalam bentuk finalnya. Dapat diandaikan bahwa kebanyakan pokok utama telah dicatat secara tertulis, mis pada hari-hari permulaan kerajaan. Adalah penting sekali, bahwa tidak ada post Mosaica (hal yg jelas berasal dari zaman sesudah Musa) yg menghunjuk secara pasti kepada masa yg lebih kemudian daripada zaman Musa.

Sesudah gejolak kritik Wellhausen dan para pengkritik lain, banyak ahli menerima pandangan, bahwa bagian terbesar Bil termasuk isi dari apa yg dinamai Kodeks Imam, yg dikatakan, berasal usul dari zaman sesudah Pembuangan. Tapi pada akhir-akhir ini ahli-ahli cenderung menerima pandangan, bahwa Bil berisikan bahan-bahan yg berasal dari zaman purba (artinya, zaman Musa), dengan pengakuan bahwa dalam Bil 5:11 dab; 19, upacara-upacara purba telah dilukiskan, dan bahwa bahan-bahan lain menunjukkan kesimpulan yg sama. Banyak ahli bersedia menerima, bahwa kultus, seperti dilukiskan dalam Bil, telah berlaku sepanjang berkaitan dengan pokok-pokok utama, di Yerusalem sebelum Pembuangan (*PENTATEUKH; *MUSA).

III. Perihal isi

1. Pembagian Pentateukh menjadi 5 kitab tidaklah asli. Bil merupakan satu kesatuan dengan kitab-kitab terdahulu, kendati Bil 1:1 menyarankan bahwa suatu kitab yg baru telah dimulai, di mana keempat ps pertama merupakan persiapan bagi keberangkatan dari Sinai. Dapat dikatakan bahwa Ul adalah lanjutan dari Bil, tapi pemisahan antara Bil. dan Ul adalah lebih mendasar daripada pemisahan antara Im dan Bil.

2. Sejarah yg dicatat dalam Bil mencakup 38 thn, yakni periode antara thn ke-2 dan ke-40 sesudah Keluaran (lih keterangan waktu dlm 1:1; 7: 1; 9:1, 15; 10:11; 33:38; bnd Kel 40:2; Ul 1:3).

Dalam bagian pertama Israel masih berada di dekat G Sinai (Kel 19:1 memberitakan tibanya mereka di Sinai). Bil 10:11-12:6 menceritakan keberangkatan dari Sinai dan perjalanan ke Kadesy (bnd 13:26); pada thn ke-2 sesudah Keluaran Israel telah tiba di Kadesy (bnd Ul 2:14). Karena Israel mempercayai kata-kata yg begitu mengecutkan dan menakutkan dari para pengintai, maka terjadilah pengembaraan yg lebih lama di padang gurun (ps 13-14). Hanya sedikit yg dapat diketahui mengenai nasib Israel selama 38 thn pengembaraan mereka (15:1-20:13). Ada kemungkinan, bahwa Kadesy dalam waktu yg lama merupakan semacam pusat bagi Israel, sementara beberapa kelompok orang Israel mengembara di sekitar semenanjung Sinai. Seusai 38 thn Israel meninggalkan Kadesy menuju Kanaan, barisan-barisan bergerak sekeliling Edom, sampai di dataran-dataran Moab, dan menaklukkan Sihon dan Og (Bil 20:14; 21:35). Bagian akhir Bil menerangkan perbuatan-perbuatan Bileam, penyembahan Israel pada berhala Baal-Peor, dan penghukuman atas orang Midian.

3. Disamping mencatat sejarah, Bil memuat bermacam-macam peraturan dan hukum. Hubungan antara hukum-hukum dengan sejarah, dan antara satu hukum dengan hukum-hukum yg lainnya sering tidak jelas. Namun demikian, penulis bermaksud, paling sedikit dalam banyak hal, adanya hubungan antara yg satu dengan yg lainnya. Jalan keluar yg paling sederhana, ialah menganggap ada hubungan kronologis di antaranya. Kadang-kadang ada juga hubungan material; lih mis bagaimana 5:1-4 dan ps 18 sejajar dengan yg mendahuluinya, dan 10:1-10 dengan yg berikutnya; setelah seluruh catatan peristiwa perjalanan di padang gurun disajikan (Bil 33:1-49), cerita dilanjutkan (Bil 33:50-35:34) dengan peraturan-peraturan mengenai penaklukan Kanaan dan hukum-hukum apabila mereka nanti bermukim di situ. Akhirnya, kita hendaknya mengingat, bahwa susunan dari beberapa, Kitab PL menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yg mirip dengan masalah Bil.

Banyak hukum (tapi tidak semuanya) bertalian dengan upacara agamawi. Orang Israel tidak membedakan antara hukum upacara agamawi, moral, yuridis, dan sosial seperti kita membedakannya. Semua hukum dan peraturan bertujuan sama, yakni supaya Israel 'siap' untuk hidup di Kanaan di hadapan Tuhan, sebagai suatu bangsa yg mandiri dan berkelakuan baik.

4. Dalam Bil Musa menonjol sebagai tokoh utama, digambarkan dengan segala kebesaran dan kelemahannya. membimbing bangsa itu dalam segala hal. Dengan perantaraan dia, Tuhan memberikan kepada Israel bermacam-macam hukum dan peraturan, berbicara dengan hamba-Nya 'berhadap-hadapan' (12:6-8). Berulang-ulang Musa bertindak sebagai pengantara untuk bangsa itu (11:2; 12:13 14:13 dst; 16:22; 21:7). Musa ialah 'seorang yg sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yg di atas muka bumi' (12:3; bnd 14:5; 16:4 dst), namun ia mengalami juga kegagalan-kegagalan manusiawi. Bertentangan dengan peraturan Tuhan, dia memukul bukit batu (20:10 dab), dan pada peristiwa-peristiwa lain dia mengungkapkan keluhan-keluhan emosional (11:10 dst; bnd 16:15). Harun agak menyamai Musa dalam hal keunggulan (1:3, 17, 44; 2:1; dst, teristimewa ps-ps 12; 16; 17).

IV. Amanatnya

Dalam Bil, seperti juga dalam seluruh Alkitab, Allah perjanjian yg mahakuasa dan setia menyatakan diriNya; penyataan inilah yg menghubungkan bagian-bagian Bil yg berbeda menjadi satu kesatuan yg utuh. Dalam peraturan-peraturan dan hukum-hukum yg ditentukan-Nya, Allah menunjukkan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Israel sering memberontak terhadap Dia. Sebagai akibatnya murka Tuhan bangkit: Dia tidak membiarkan dosa tanpa hukuman (11:1-3, 33 dab; 12:10 dst; 14 dst). Musa dan Harun tidak diperbolehkan memasuki Kanaan (20:12 dab). Tapi Tuhan tidak menolak umat-Nya; Dia setia terhadap perjanjian-Nya. Dia membimbing Israel melalui padang gurun, sehingga mereka dapat sampai di tanah perjanjian yg Ia janjikan kepada Bapak leluhur mereka. Hal ini tidak tergagalkan baik oleh ketidaksetiaan Israel, maupun oleh kekuatan bangsa-bangsa yg bangkit melawan Israel.

Perhatian khusus baiklah diberikan pada segi-segi tertentu mengenai penyataan Allah dalam Bit.

1. Allah benar-benar tidak berubah dalam kesetiaan-Nya (bnd 23:19), tapi ini tidaklah berarti bahwa pribadi-Nya tanpa keharuan (lih khususnya cerita yg mengharukan dim 14:11 dab). Dalam rangka ini baik sekali memperhatikan antropomorfisme yg kuat (lih mis Bil 10:35 dab; 15:3, 'bau yg menyenangkan bagi Tuhan'; 28:2, 'sebagai santapan-Ku' dst); ungkapan-ungkapan yg -- janganlah kita mengartikannya secara harfiah -- memperlihatkan betapa dalamnya ataupun prihatinnya Allah dalam perbuatan-perbuatan Israel.

2. Kekudusan Allah khusus digarisbawahi. Cerita-cerita menyatakannya (lih mis 20:12 dab), dan demikian juga dengan cara lain hukum-hukum dan peraturan-peraturan: apabila seseorang mendekati Allah dia harus bersih dari segala kenajisan (bnd juga Bil 1:50 dst, dll).

3. Ketentuan-ketentuan yg sangat terinci diberikan dalam Bit: Allah menjalankan kekuasaan-Nya atas segalanya, juga atas hal-hal yg terkecil sekalipun.

4. Segera sesudah orang Israel sampai di perbatasan tanah perjanjian, mereka menyerah pada pencobaan untuk menyembah dewa-dewa dari negeri yg baru itu. Tapi Tuhan bukanlah Tuhan hanya di padang gurun: Dia memanfaatkan seorang ahli nujum kafir (22-24), dan menghukum Israel karena menyembah berhala (25), bersama mereka yg menggoda bangsa-Nya (31).

Dalam uraian yg dikemukakan di atas, sifat kristologis Bil sudah ditunjukkan. Dalam Bit, seperti juga dalam kitab-kitab lainnya, Allah menyatakan diriNya sebagai Allah yg setia pada perjanjian-Nya. Dengan perkataan lain, Dia menyatakan diriNya dalam rupa Kristus. Sebagai tambahan, banyak dalam Bil yg merupakan lambang Kristus: terlambangkan dalam pribadi-pribadi (teristimewa Musa dan Harun), dalam peristiwa-peristiwa, dan dalam hukum-hukum, Kristus yg akan datang telah kelihatan pra bayanganNya sebelum Dia datang (bnd Yoh 3:14; 1 Kor 10:1 dst; Ibr 3:7 dst; 9:13; dll).

KEPUSTAKAAN. Lih buku-buku Pengantar ke dalam PL, buku-buku tafsiran, dan G. B Gray, Numbers, ICC, 1903 (1955); L. E Binns, The Book of Numbers, WC, 1927; S Fish, The Book of Numbers2, 1950; J Marsh, Numbers, IB 2, 1953; W. H Gispen, Het boek Numeri, 1, 1959; 2, 1964, dalam Commentaar op het Oude Testament; N. H Snaith, Leviticus and Numbers, NCB, 1967; M Noth, Numbers, OTL, 1968. NHR/AL


Lihat definisi kata "Bilangan" dalam Studi Kata



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA