: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Asrielites | Asshur | Asshurim | Assir | Assos | Assyria | Assyrian | Astarte | Asybea | Asybel | Asyer
Daftar Isi
GAMBAR: Asyur
BROWNING: ASYUR
ENSIKLOPEDIA: ASYUR

Assyria

Dalam versi-versi Alkitab:

Asyur: BIS FAYH TB TL

Gambar

Asyur: selebihnya..
Topik: Assyria, the Lord's Instrument; The Fall of Assyria

ASYUR [browning]

(1) Ibu kota *Asyur hingga tahun 900 sM, ketika menjadi salah satu di antara sedikit kota penting di kerajaan yang telah menjadi sangat besar. Nama itu juga digunakan untuk dewa pelindung kota, dan dalam PL untuk menyebut bangsa itu sendiri (Hos. 14:4).

(2) Salah satu kerajaan besar dunia kuno, terletak di wilayah yang amat subur di sebelah timur Sungai *Tigris, atau sekarang Irak Utara. Di kota *Niniwe, tembikar yang ditemukan terbukti berasal dari penduduk pada periode 5000-3000 sM. Hal yang terpenting bagi sejarah alkitabiah terdapat dalam tiga abad, dari !!+/- 900 sM, ketika pasukan Asyur yang sangat terlatih dan dipersenjatai, dilengkapi dengan kereta perang dan infantri, membuat negara-negara tetangganya ketakutan (Yer. 1:13). Namun, kerajaan Utara ada kalanya diuntungkan oleh Asyur, ketika bangsa ini mengalahkan *Aram, penindas Israel (2Raj. 13:5). Namun demikian, *Shalmaneser III, raja Asyur, 858-824 sM, mencatat pada Tugu Hitam, yang ditemukan pada 1846 di Calah, di atas Sungai Tigris, dan kini disimpan di British Museum, London, bahwa ia telah menerima hadiah dari Yehu, raja Israel, pada tahun 841 sM. Di bawah *Tiglat-Pileser III (744-727 sM), suatu periode ekspansi agresif menghasilkan wilayah yang amat luas di bawah kekuasaan Asyur. Tetangga-tetangga sekitar tunduk kepadanya, dan banyak penduduknya diusir. Namun, Menahem, raja Israel, mengamankan kekuasaannya dengan memaksa orang-orang kaya menyerahkan 50 *syikal perak setiap orang (pada saat itu sama dengan harga seorang budak) sebagai upeti kepada Asyur (2Raj. 15:20). Kota-kota Asyur yang berkembang benar-benar sangat indah, dan seni tumbuh dengan subur.

Ketika *Hosea gagal mengirimkan upetinya, *Shalmaneser V (727-722 sM) menyerbu *Samaria dan mengusir 27.000 penghuninya. Ia menghunikan bermacam-macam orang asing, yang membawa agamanya sendiri. Kemudian, agama-agama itu dicampuradukkan dengan penyembahan kepada Yahweh (2Raj. 17:28). Menurut fitnah yang ditimbulkan oleh kebencian orang-orang Yahudi setempat, *sinkretisme ini mengawali agama *Samaria yang najis. Namun, ini merupakan pandangan yang benar-benar menyesatkan mengenai Samarianisme.

Lama Yehuda tetap setia kepada Asyur, hingga akhirnya bergabung dalam koalisi melawan *Sanherib (705-681 sM), namun selama pengepungan Yerusalem, tak terduga Asyur menarik diri. Pada akhir abad ke7, Asyur jatuh dan orang *Media serta orang Khaldea, mengusir orang-orang Asyur dari Babel. Niniwe dihancurkan pada 612 sM (bnd. Nah. 3:7). Hal ini memberi peluang kepada Yehuda menjalankan reformasi *Yosia.

ASYUR [ensiklopedia]

Nama suatu negeri kuno, terletak di bagian atas dataran Mesopotamia. Di sebelah barat berbatasan dengan gurun pasir Siria, di sebelah selatan dengan Jebel Hamrin dan Babel, di sebelah utara dan timur dengan bukit-bukit Urartia (Armenia) dan Persia. Wilayah Asyur yg paling subur dan padat penduduknya terletak di sebelah timur S Tigris (disebut dlm Kej 2:14). Bh Ibrani 'asysyur dipakai untuk daerah ini maupun penduduknya. Istilah 'Asyur' kadang-kadang diterapkan untuk daerah-daerah yg berada di bawah pengawasan raja-rajanya yg bertempat tinggal di Niniwe, Asyur dan Kalah, yaitu kota-kotanya yg penting. Pada puncak kekuasaannya abad 8-7 sM, daerah-daerah ini meliputi Media dan Anatolia Selatan, Sisilia, Palestina, Arabia, Mesir, Elam dan Babel.

Dalam PL Asyur dianggap anak kedua dari Sem (Kej 10:22). Orang ini dan keturunannya berbeda dengan 'orang Asyur' yg disebut dalam Kej 25:3 (suatu suku Arab keturunan Abraham dan Ketura), dan dengan 'orang-orang Asyuri' (2 Sam 2:9, yg mungkin harus dibaca 'Asyer' atau 'Geshur'; Bnd Hak 1:31-32). Asyur yg selalu dibedakan dari Babel, digambarkan sebagai negara besar yg penyerbuannya atas Israel dan Yehuda diizinkan Allah, walaupun kemudian negara itu juga akan mengalami kehancuran karena pendurhakaannya terhadap Dia. Ada beberapa hunjukan kepada negeri ini (Yes 7:18; Hos 11:5) dan raja-raja Asyur (Yes 8:4; 2 Raj 15-19).

I. Sejarah

Asyur sudah dihuni sejak zaman prasejarah, dan barang pecah belah periuk dari Ik 5000-3000 sM telah ditemukan di beberapa tempat, termasuk Asyur, Niniwe dan Kalah, yg menurut Kej 10:11,12 didirikan oleh para imigran dari Babel. Walaupun asal mula orang Asyur masih dipersoalkan, tak dapat disangsikan bahwa telah ada orang Sumer di Asyur pada thn 2900 sM, dan kebudayaan Asyur adalah berkat dari kehadiran orang-orang dari selatan itu. Sepanjang masa ada gelombang manusia yg masuk Asyur terus-menerus dari gurun-gurun di sebelah barat dan bukit-bukit di utara (yg terakhir itu bukan orang Sem). Asyur tetap merupakan masyarakat agraris yg makmur, kehidupan dan kebiasaannya dapat kita pelajari pada lembaran-lembaran dari Nuzi. Raja-rajanya sering berperang dengan bangsa-bangsa sekeliling mereka.

Di bawah pemerintahan Tukulti-Ninurta 11(890-885 sM) yg berasal dari suatu keluarga raja yg baru, Asyur mulai melancarkan aksi militer atas suku-suku yg pernah menindasnya. Putranya, Asyurnasirpal II (885-860 sM), dalam serangkaian perang yg hebat menundukkan suku-suku di Efrat Tengah, mencapai Libanon dan Filistia, di mana kota-kota pantai membayar upeti kepadanya. Ia juga mengirim ekspedisi ke Babel Utara dan bukit-bukit di sebelah timur. Pada masa pemerintahannya Asyur memulai penindasan yg terus-menerus atas negeri-negeri di sebelah barat, yg kemudian membuat Asyur terlibat dalam sejarah Israel. Lebih dari 50.000 tawanan bekerja dalam rangka perluasan Kalah, di mana Asyurbanipal membangun benteng baru, istana dan kuil-kuil, dan mulai membangun menara (ziggurat). Ia mempekerjakan ahli seni untuk mengukir patung-patung di dalam kamar tamunya dan ahli-ahli pertanian untuk memelihara kebun-kebun tumbuhan dan ternak.

Putra Asyurnasirpal, Salmaneser 111(859-824 sM), meneruskan kebijaksanaan bapaknya dan memperluas garis perbatasan Asyur, sehingga ia menguasai dari Urartu sampai Teluk Persia dan dari Media hingga pantai Siria dan Tarsus. Pada thn 857 sM ia merebut Karkemis dan serangannya terhadap Bit-Adini membuat kota-kota besar di bagian barat daya sadar akan bahayanya. Irhuleni Raja Hamat dan Hadadezer raja Damsyik, membentuk koalisi anti-Asyur terdiri dari 10 raja, menghadapi tentara Asyur dalam pertempuran Qarqar (853 sM) yg hasilnya tidak jelas. Menurut catatancatatan sejarah Asyur, 'raja Ahab dari Israel (sirla'aia)' menyediakan 2.000 kereta perang dan 14.000 orang dalam pertempuran ini. Pada thn 841 sM koalisi ini pecah, sehingga seluruh kekuatan Asyur dapat ditujukan terhadap Hazae1 Raja Aram, yg terpaksa mengundurkan diri masuk Damsyik. Ketika pengepungan kota itu gagal, Salmaneser bergerak melalui Hauran ke Nahr el-Kelb di Libanon dan di sana menerima upeti dari penguasa-penguasa Tirus, Sidon dan 'Yehu, putri Omri', raja Israel; hal ini tidak disebut dalam PL tapi dilukiskan pada Tugu Hitam Salmaneser di Nimrud.

Pada kurun waktu berikutnya raja-raja Asyur terus mengadakan serangan terhadap Aram. Karena itu Aram terpaksa berhenti menyerang Israel (2 Raj 12:17; 2 Taw 24:23-24) dan negara-negara lain. Banyak penguasa membawa hadiah kepada raja Asyur sebagai penghargaan atas bantuan itu. Pada thn 804 sM raja Asyur menyatakan, bahwa di antara mereka yg membawa upeti adalah Siria Utara, Siria Timur, Tirus, Sidon, 'tanah Omri' (Israel), Edom dan Filistea sejauh Laut Tengah. Serangan Asyur ini memungkinkan Yoas untuk memulihkan kembali kota-kota yg telah direbut oleh Hazael (2 Raj 13:25). Salmaneser IV (781-772 sM) tetap mengadakan tekanan terhadap Damsyik, dan ini pasti membantu Yerobeam untuk memperluas perbatasan Israel hingga ke 'jalan masuk ke Hamot' (2 Raj 14:25-28), yaitu Lembah Bega`.

Tiglat-Pileser III (745-727 sM), adikuasa, bermaksud memperoleh kembali dan bahkan memperluas daerah-daerah yg mengabdi kepada berhala nasional Asyur. Pada permulaan pemerintahannya ia menjadi Raja Babel dengan memakai nama pribumi Pul (2 Raj 15:19; 1 Taw 5:26). Ia menundukkan para pemberontak di negeri-negeri utara, dan mengepung Arpad 3 thn lamanya (743-740 sM); selama waktu ini Rezin, raja Damsyik, dan penguasa-penguasa negeri-negeri lain yg berdekatan membawa upeti kepadanya. Sementara Tiglat-Pileser absen di utara thn 738, timbul pemberontakan yg dipimpin oleh 'Azriau dari Yaudi' yg bersekutu dengan Hamat. Mungkin inilah Azaria dari Yehuda, walaupun ada kemungkinan lain bahwa yg dimaksud ialah suatu negara kota yg kecil di Siria Utara bernama Yaudi. Pada waktu ini Tiglat-Pileser menyatakan telah menerima upeti dari Menahem dari Samaria (Israel) dan Hiram dari Tirus. Ini juga tidak disebut dalam PL, yg mencatat pembayaran di kemudian hari. Jika jumlah 50 syikal perak yang harus dibayar oleh setiap orang Israel yg kaya raya untuk memenuhi upeti ini, dibandingkan dengan persyaratan Asyur yg sezaman, maka menjadi jelas bahwa setiap orang harus membayar nilai yg sama dengan nilai seorang budak, untuk menghindari pembuangan (2 Raj 15:20).

Dua tahun kemudian serangkaian perang dilancarkan yg berakhir dengan direbutnya Damsyik thn 732 sM. Tiglat-Pileser menurut kitab sejarahnya, memecat Pekah yg telah membunuh Pekahya anak Menahem raja Israel dan mengangkat Ausi (Hosea; bnd 2 Raj 15:30). Hal ini mungkin terjadi thn 734 sM, ketika orang-orang Asyur bergerak menyusuri pantai Fenisia dan melalui perbatasan Israel sejauh Gaza, yg rajanya, Hanunu melarikan diri menyeberangi S Mesir (Wadi el-`Arish; Iraq 13, 1951, hlm 21-24).

Salah satu alasan untuk tindakan ini ialah jawaban terhadap permintaan lauhazi (Yehoahas atau Ahas) dari Yehuda, yg upetinya terdaftar dengan upeti Amon, Moab, Askelon, dan Edom, untuk membantunya melawan Rezin raja Damsyik dan Pekah raja Israel (2 Raj 16:5-9). Negeri Israel (Bit-Humria) diserang, Hazordi Galilea dihancurkan (2 Raj 15:29), dan banyak tawanan diasingkan. Ahas pun harus membayar mahal untuk bantuan ini dan harus menerima kewajiban-kewajiban dalam bidang agama (2 Raj 16:10 dab); mezbah yg diimpor melambangkan bahwa Yehuda tunduk kepada Asyur, lambang yg lain ialah patung raja Asyur seperti yg didirikan oleh Tiglat-Pileser di Gaza yg ditaklukkannya.

Salmaneser V (727-722 sM) putra Tiglat-Pileser III, juga berperang di barat. Ketika Hosea raja Israel, abdi Asyur itu, gagal membayar upeti tahunannya setelah tergiur oleh tawaran bantuan dari Raja Mesir (2 Raj 17:4), Salmaneser menyerang Samaria. Tiga tahun kemudian menurut Riwayat Sejarah Babel, 'ia mematahkan pertahanan kota Syamara'in'. Dalam 2 Raj 17:6 disebut seorang raja Asyur yg namanya tidak dicatat, merebut Samaria dan mengangkut orang-orang Israel ke pembuangan di daerah Efrat Atas dan Media; mungkin raja ini ialah Salmaneser V. Tapi penggantinya, Sargon II, kemudian menyatakan penaklukan Samaria thn 722 sM sebagai tindakan sendiri, jadi ada kemungkinan bahwa raja yg tak disebut, namanya itu ialah Sargon. Sargon mungkin bersama Salmaneser dalam pengepungan itu, lalu menyelesaikannya sesudah Salmaneser meninggal.

Sargon II (722-705 sM) adalah pemimpin penuh semangat seperti Tiglat-Pileser III. Ia mencatat bahwa ketika para warga kota Samaria dibujuk oleh Iau bi'di dari Hamat untuk tidak membayar upeti, maka ia memindahkan 27,270 (atau 27,290) orang dari daerah Samaria 'bersama berhala-berhala yg mereka puja'. Tanggal persis pembuangan ini, yg mematahkan kemerdekaan Israel, belum dapat ditetapkan dari catatan-catatan sejarah Asyur. Namun raja-raja di daerah Palestina masih bersandar pada Mesir untuk mendapat bantuan, dan sejarah dari zaman ini merupakan latar belakang nubuat Yesaya. Pada thn 715 sM Sargon campur tangan lagi, menjarah Asdod dan Gat lalu menyatakan telah menaklukkan Yehuda, tapi tak ada bukti dalam PL bahwa ia memasuki negeri itu pada zaman ini.

Tahun-tahun pertama pemerintahan Sanherib (705-681 sM) dilancarkan penindasan atas beberapa pemberontakan. Thn 703-701 sM Marduk-apla-iddina (Merodakh-Baladan) merebut takhta Babel, dan dibutuhkan suatu ekspedisi besar untuk mengusirnya. Mungkin pada tahun-tahun inilah orang Babel meminta bantuan kepada Hizkia (2 Raj 20:12-19). Celaan Yesaya mengenai persekutuan ini memang benar, karena pada thn 689 orang Asyur telah mengusir Merodakh-Baladan keluar dari negeri itu dan menjarah Babel. Suatu aksi armada laut, yaitu menyeberangi Teluk Persia, untuk mengejar pemberontak dibatalkan setelah diterima berita kematian Merodakh di Elam.

Pada thn 701 sM Sanherib bergerak ke Siria, mengepung Sidon, lalu bergerak ke selatan untuk menyerang Askelon yg memberontak. Mungkin pada waktu inilah orang-orang Asyur berhasil mengepung Lakhis (2 Raj 18:13-14), dengan kemenangan seperti dilukiskan pada gambar timbul di istana Sanherib di Niniwe. Pasukan Sanherib kemudian bergerak untuk mendekati tentara Mesir di Eltekeh. Selama gerakan-gerakan ini, di Yehuda, Hizkia membayar upeti (2 Raj 18: 14-16) kepada Asyur, suatu kenyataan yg dicatat dalam catatan sejarah Asyur. Mungkin pada masa inilah Sanherib 'mengurung Hizkia orang Yudea di Yerusalem seperti seekor burung dalam sangkar' dan menuntut agar ia menyerah (2 Raj 18:17-19:9). Nampaknya 2 Raj 19:8 mendukung pandangan ini, dan kapan saja peristiwa ini terjadi, maka orang Asyur tiba-tiba meninggalkan pengepungan lalu mengundurkan diri (2 Raj 19:35; bnd Herodotus 2:141).

Pandangan lain mengatakan bahwa pengepungan Yerusalem terjadi dalam peperangan kemudian, mungkin peperangan Asyur melawan orang Arab thn 686 sM, karena ay 26 menceritakan tentang kematian raja Asyur. Tapi tidak ada bukti mengenai waktu lalu, antara kembalinya tentara Asyur ke Niniwe dan pembunuhan Sanherib yg dilakukan oleh putra-putranya dalam bulan Tebet thn 681 (Yes 37:37; 2 Raj 19:3 8). Menurut Riwayat Sejarah Babel, Sanherib dibunuh oleh anaknya (tunggal), walaupun Esarhadon anaknya yg menggantinya berkata bahwa ia telah mengejar kakak-kakaknya (jamak) yg memberontak (agaknya pembunuh itu) sampai ke Armenia Selatan (lih DOTT, hlm 70-73).

Di barat Esarhadon melanjutkan politik ayahnya dengan memeras upeti dari negara-negara kota di daerah itu. Perlawanan terhadap kekuasaan Asyur ini dihasut oleh Tirhaka raja Mesir, tapi Esarhadon menghancurkannya. Ia menambah jumlah yg harus dibayar, lalu mengumpulkan sebagai tambahan kayu, batu, dan perbekalan lain untuk istananya yg baru di Kalah, dan untuk pembangunan kembali kota Babel. Mungkin dalam rangka inilah raja Manasye ditangkap dan dibawa ke sana (2 Taw 33:11). Menasi (Manasye) dari Yehuda disebut antara mereka dari siapa Esarhadon menuntut upeti pada waktu itu. Esarhadon memimpin suatu ekspedisi besar ke Mesir thn 672 sM, yg hasilnya ialah beberapa gubernur Asyur ditempatkan di kota-kota Mesir Tebe dan Memfis. Pada tahun yg sama Esarhadon memanggil para raja bawahan untuk mendengar pernyataannya mengenai Asyurbanipal sebagai Pangeran Mahkota dan ahli warisnya. Terlihat bahwa Manasye, seperti semua raja bawahan lainnya harus bersumpah setia abadi kepada Asyur, yaitu berhala nasional dari Raja besarnya (2 Raj 21:2-7, 9).

Pada akhir pemerintahan Esarhadon, Firaun Tirhaka menghasut para pemimpin pribumi di Mesir Rendah untuk berontak. Dalam perjalanan untuk menumpas pemberontakan ini Esarhadon meninggal di Haran. Anaknya, Asyurbanipal (669-1k 627 sM), segera meneruskan rencana ayahnya dan bergerak melawan Tirhaka. Ia terpaksa melancarkan tiga pertempuran yg dahsyat dan menjarah Tebe (thn 663; Nah 3:8) sebelum Mesir dikuasai kembali. Pada pemerintahan Asyurbanipal kerajaan Asyur mencapai perluasan wilayahnya yg paling besar, namun Asyur dihukum untuk jatuh dengan cepat.

Pemulihan Manasye ke Yehuda, mungkin mempunyai tujuan agar jalan ke Mesir dapat dijaga tetap terbuka, sementara Asyurbanipal sibuk membasmi pemberontakan di daerah-daerah utara. Karena kesibukan ini negara-negara kota di wilayah barat secara berangsur-angsur dapat melepaskan diri dari Asyur. Dan di Yehuda kebebasan yg baru diperoleh ini memberi kesempatan kepada Yosia untuk memprakarsai pembaruan agama. Mesir juga kembali merdeka dan mengadakan intrik di Palestina. Orang Asyur diusir dari Babel thn 625 sM, dan orang Babel bersama orang Media merebut kota Asyur. Pada bulan Juli/Agustus 612 sM (sesuai dgn nubuat Nahum dan Zefanya), ibukota Niniwe jatuh karena serangan mereka. Tembok-temboknya diterobos oleh banjir (Nah 1:8; lih Xenophon, Anabasis 3.4) dan raja Asyur mati dalam api ketika kota dibakar. Selama 2 thn pemerintah bertahan di Haran, tapi bantuan yg diharapkan dari Mesir tidak datang, karena Firaun Nekho bergerak terlalu lambat untuk mencegah kota Haran jatuh ke tangan orang Babel dan Skit pada thn 609 sM. Asyur hancur dan tamat, wilayahnya diambil alih oleh orang Babel.

Pada tahun-tahun kemudian Asyur merupakan bagian dari Kerajaan-kerajaan Persia, Yunani dan Partia, dan selama masa itu nama 'Asyur' (bh Persia Athura) terus dipakai sebagai identitas umum untuk daerah yg dahulu pusat kerajaan itu (Yeh 16:28; 23:5-23).

II. Agama

Raja Asyur bertindak sebagai wali di dunia untuk berhala nasional Asyur, kepada siapa ia secara teratur melaporkan kegiatan-kegiatannya. Dengan demikian peperangan Asyur direncanakan dalam arti tertentu, sebagai perang suci terhadap mereka yg tidak mengakui kedaulatan berhala itu, dan pemberontakan dihancurkan dengan kejam. Kuil utama berhala Asyur terdapat di ibukota Asyur, dan berbagai dewa dianggap menjaga kepentingan kota-kota lain. Anu dan Adad juga bertempat tinggal di Asyur, mempunyai kuil-kuil dan menara-menara (ziggurat) di situ; Isytar, dewa perang dan cinta, disembah di Niniwe, walaupun sebagai Isytar dari Arbela juga berpengaruh di Erbil. Nabu, dewa kearifan dan pelindung sains, mempunyai kuil baik di Niniwe maupun di Kalah (Nimrod), di mana terdapat perpustakaan yg isinya dikumpulkan oleh pejabat istana dan sebagian disimpan di gedung-gedung suci. Sin, dewa bulan, juga para imam dan imam wanitanya mempunyai satu kuil dan rumah di Ehulhul di Haran dan berhubungan erat dengan kuil tandingan di Ur.

Pada umumnya dewa istri dan dewa-dewa yg kurang penting, mempunyai tempat-tempat khusus di kuil-kuil yg besar: misalnya di Kalah, di mana ditemukan kuil-kuil Ninurta -- dewa perang dan pemburuan -- Isytar dan Nabu, dan di dalamnya ada tempat-tempat untuk dewa-dewa seperti Syala, Gula, Ea dan Damkina. Agama Asyur tidak begitu berbeda dengan agama daerah tetangganya di sebelah selatan, dari mana agama itu berasal; untuk rincian lain, *BABEL. Untuk peranan agama dalam kehidupan sehari-hari, lih di bawah.

III. Kesusastraan

Kehidupan sehari-hari dan pemikiran orang Asyur terlihat dalam ratusan surat, dokumen ekonomi dan administrasi, dan naskah sastra yg ditemukan dalam penggalian. Zaman Asyur pertama diterangi oleh surat-surat dari Mari dan Syemsyara: dari lk 1500 sM kita mempunyai surat-surat dari Nuzi. Zaman paling gemilang yg diketahui ialah zaman Kerajaan Asyur Baru, pada waktu. itu antara banyak dokumen yg lain, ada surat dan naskah hukum yg menyebut Israel, Yehuda dan negara-negara barat yg lain (DOTT, hlm 126-154).

Dalam penemuan sejumlah naskah di Niniwe (Kuyunjik) adalah naskah mengenai peristiwa Air Bah (sekarang disimpan di British Museum, London, terbitan thn 1872), memberi dorongan untuk mengadakan penggalian lebih lanjut, dan ada banyak pembahasan tentang hubungan penemuan-penemuan sastra Asyur ini dengan PL. Naskah-naskah perpustakaan mencakup banyak buku pedoman ilmiah dan kamus-kamus. Ada syair-syair, di antaranya 12 lembar yg kini disebut 'Syair Kepahlawanan Gilgamesy', menggambarkan bagaimana Gilgamesy mencari kehidupan yg kekal, dan cerita yg diceritakan kepadanya oleh Uta-napisytim mengenai keselamatannya sendiri dari Air Bah dalam suatu kapal yg khusus dibangun.

Masih ada aneka versi Riwayat Penciptaan, yg disebut enuma elisy, karena demikianlah kata-kata pembukaannya; yg terutama dari Babel Lama membesarkan Marduk sebagai kepala dewa-dewa. Syair-syair kepahlawanan lain ialah cerita Turunnya Isytar ke Neraka untuk mencari suaminya Tamuz, sekalipun cerita kebangkitan Tamuz belum ditemukan. Ada cerita-cerita yg telah dibandingkan dengan cerita-cerita PL, misalnya cerita Sargon dari Agade, yg diselamatkan ketika lahir dengan cara ditempatkan dalam keranjang alang-alang di S Efrat, hingga diselamatkan oleh Isytar yg mengasuhnya untuk menjadi Raja. Termasuk 'Sastra Hikmat' ada sajak seorang penderita yg jujur (yg disebut 'Ayub dari Babel'), dan peraturan, nasihat, peribahasa dsb, yg jenisnya, bukan jiwanya, sama dengan Sastra Hikmat PL. Terdapat juga nyanyian rohani, dongeng, peribahasa, cerita perumpamaan, pepatah, hikayat, yg merupakan bentuk awal dari sastra di kemudian hari.

Ada juga dokumen-dokumen agama, kebanyakannya berupa pertanda-pertanda yg didasarkan pada pemeriksaan atas hati atau isi perut binatang korban persembahan, atau gerak gerik dan ciri-ciri manusia, binatang, burung, benda dan planet. Yg erat tergabung dengan dokumen-dokumen ini adalah pengamatan teliti yg merupakan dasar dari sains, khususnya ilmu kedokteran, botani, geologi, ilmu kimia, matematika dan hukum. Daftar-daftar kronologi dalam periode 1100 s/d 612 sM mencantumkan nama pejabat tinggi yg olehnya setiap tahun diberi tanda. Daftar-daftar ini serta daftar raja-raja dan data yg berhubungan dengan astronomi, memberi bahan untuk menentukan penanggalan yg tepat dalam batas-batas yg sempit.

IV. Pemerintahan

Pemerintah berasal dari pribadi seorang raja yg sekaligus adalah pemimpin agama dan panglima tertinggi. Ia melaksanakan kekuasaan langsung, walaupun ia juga mendelegasikan kekuasaan lokal kepada para gubernur propinsi dan kepala daerah, yg mengumpulkan lalu meneruskan upeti dan pajak yg biasanya dibayar dalam bentuk barang atau hasil bumi. Mereka dibantu oleh jajaran tentara Asyur, yg intinya adalah pasukan kereta perang dengan cukup perlengkapan, terlatih dengan baik sekali dan teratur, dilengkapi perencana pengepungan, pemanah, pelempar tombak dan ali-ali.

Penduduk daerah-daerah yg ditaklukkan dijadikan pengikut dewa Asyur dengan sumpah, dan dipaksa setia pada Asyur baik dalam bidang politik maupun agama (Iraq 20, 1958). Para pelanggar dihukum dengan tindakan pembalasan dan penyerbuan, yg mengakibatkan kota-kota mereka dijarah dan dihancurkan, para pemimpin pemberontakan dibunuh, para warga yg terampil diperbudak dan diasingkan ke negeri-negeri lain. Sisanya tunduk di bawah pengawasan para pejabat yg pro-Asyur. Hal ini menerangkan baik sikap para nabi Yahudi terhadap Asyur, maupun ketakutan Israel dan Yehuda terhadap 'periuk yg mendidih; datangnya dari sebelah utara' (Yer 1:13).

V. Kesenian

Banyak contoh kesenian Asyur telah dipelihara; bermacam-macam lukisan dinding, gambar timbul, patung, perhiasan, meterai silinder, ukiran gading, karya perunggu dan logam. Beberapa gambar timbul menarik perhatian karena memperlihatkan peristiwa yg berhubungan dengan PL; misalnya, prasasti dan tugu Salmaneser menyebut Israel dan menggambarkan Yehu. Ukiran-ukiran di istana Sanherib di Niniwe menggambarkan pengepungan Lakhis dan pengerahan tawanan orang Yahudi untuk bekerja pada proyek-proyek bangunan. Lih R. D Barnett, Assyrian Palace Reliefs, 1959; H. H Frankfort, Art and Architecture of the Ancient Orient, 1954.

VI. Penggalian

Penyelidikan ilmiah dimulai pada thn 1829, ketika CJ Rich membuat sketsa dari tel (gundukan besar) Kuyunjik dan Nebi Yunus di seberang Mosul, yg menutupi kota itu. Thn 1842 RE Botta memulai penggalian di sana, tapi segera memusatkan perhatiannya ke Khorsabad (1843-1844); ia menggali istana Sargon di sana. Thn 1853-1854 A. H Layard dan H Rassau menemukan istana Asyurbanipal dan ribuan lembaran yg bertulis di Kuyunjik; tempat itu digali terus s/d 1932. V Place meneruskan pekerjaan di Khorsabad, yg diselesaikan pada thn 1929-1935. A. H Layard menemukan 4 istana di puri di Kalah (Nimrud) pada thn 1845-1852. Penggalian di sini dari 1949-1961 telah menemukan banyak bangunan Asyur yg penting, gading-gading, dan dokumen-dokumen (lih Iraq, 12-23). Penggalian di Asyur (Qal'at Sharqat) thn 1903-1914 menyoroti sejarah Asyur dengan terang. Tempat-tempat Asyur yg lain yg sebagian digali ialah Balawat (Imgur-Bel); Nebi Yunus (sebagian Niniwe) dan Shibaniba (Tell Billah). Asyur zaman terdahulu yg digali adalah tempat-tempat seperti Arpaehiyah, Niniwe, Hassuna, Jarmo dan Tepe Gawra.

KEPUSTAKAAN. Sejarah: G Roux, Ancient Iraq, 1964; 'The Assyrian Empire', CAH 3, 1925; S Smith, Early History of Assyria to 1000 BC,1928. Umum:S. A Pallis, The Antiquity of Iraq, 1956;H. W. F Saggs, The Greatness that was Babylon, 1962. Penggalian: M. E. L Mallowan, Twenty-five Years of Mesopotamian Discovery, 1956; majalah-majalah: Iraq; Sumer; Archiv fur Orientforschung; Orientalia. DJW/MBD/NY WBS




TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA