Dalam Wahyu 17, seorang malaikat menunjukkan kepada Yohanes tentang "pelacur besar" yang duduk di atas seekor binatang merah ungu. Pelacur ini melambangkan kota besar yang penuh dengan kekejian dan percabulan, yang telah membuat raja-raja di bumi berbuat cabul dan mengakibatkan banyak orang terjerat dalam dosa. Binatang yang ditungganginya memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk, yang melambangkan kekuatan dan pemerintahan yang akan datang, serta mengisyaratkan bahwa binatang ini akan muncul kembali setelah mengalami kematian.

Malaikat itu menjelaskan bahwa kesepuluh tanduk dan binatang tersebut akan bersatu melawan Anak Domba, tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka karena Dia adalah Raja di atas segala raja. Pada akhirnya, pelacur itu akan dihancurkan oleh mereka yang sebelumnya bersatu dengannya, sebagai bagian dari rencana Allah yang akan digenapi. Pelacur ini diidentifikasi sebagai kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi, menggambarkan kekuatan dan pengaruh yang akan runtuh pada waktu yang ditentukan.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari Pasal 17 Kitab Wahyu, serta konteks sebelumnya:

Latar Belakang Pasal 17 Kitab Wahyu

1. Konteks Historis:

   • Kitab Wahyu ditulis pada akhir abad pertama Masehi, kemungkinan besar sekitar tahun 95 M, oleh Rasul Yohanes. Pada masa ini, gereja Kristen menghadapi penganiayaan yang intens dari Kekaisaran Romawi, terutama di bawah pemerintahan Kaisar Domitian.
   • Pasal 17 berfokus pada simbolisme dan penggambaran "Babel yang Besar," yang sering diinterpretasikan sebagai representasi dari kekuatan politik dan religius yang menentang Allah.

2. Konteks Budaya:

   • Dalam budaya Romawi, ada banyak dewa dan praktik penyembahan yang berlawanan dengan ajaran Kristen. Babel sering kali dilihat sebagai simbol dari segala sesuatu yang korup dan menyesatkan, termasuk penyembahan berhala dan moralitas yang rendah.
   • Masyarakat pada waktu itu sangat terpengaruh oleh nilai-nilai pagan dan materialisme, yang menjadi tantangan bagi komunitas Kristen.

3. Konteks Literatur:

   • Kitab Wahyu menggunakan banyak simbolisme dan bahasa apokaliptik. Pasal 17 menggambarkan wanita yang duduk di atas binatang, yang melambangkan kekuatan politik dan religius yang menindas.
   • Gaya penulisan ini bertujuan untuk memberikan pengharapan kepada orang-orang percaya bahwa meskipun mereka menghadapi kesulitan, Allah akan mengalahkan kekuatan jahat.

4. Konteks Teologis:

   • Teologi dalam Wahyu menekankan kemenangan akhir Allah atas kejahatan. Pasal 17 menunjukkan bahwa meskipun Babel tampak kuat, ia akan dihancurkan oleh kekuatan Allah.
   • Ini juga mengingatkan pembaca akan pentingnya tetap setia kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai duniawi.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum Pasal 17, dalam Pasal 16, terdapat penggambaran tentang tujuh cawan murka Allah yang ditumpahkan ke bumi, yang membawa berbagai bencana dan hukuman. Ini menunjukkan konsekuensi dari penolakan manusia terhadap Allah dan penganiayaan terhadap umat-Nya. Pasal 16 menyiapkan konteks bagi pemahaman tentang kejatuhan Babel, yang akan dibahas lebih lanjut dalam Pasal 17.

Dengan memahami latar belakang ini, pembaca dapat lebih menghargai pesan yang disampaikan dalam Pasal 17 dan relevansinya bagi kehidupan iman Kristen.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Wahyu pasal 17 beserta penjelasan singkat dan referensi ayatnya:

• Pelacur Besar
  Menggambarkan simbolisme dari kota atau sistem yang menentang Allah, yang terlibat dalam percabulan spiritual dengan raja-raja bumi. (Wahyu 17:1-2)

• Binatang Merah Ungu
  Melambangkan kekuatan politik dan spiritual yang menentang Allah, dengan karakteristik yang mencolok dan menakutkan. (Wahyu 17:3)

• Tujuh Kepala dan Sepuluh Tanduk
  Menunjukkan struktur kekuasaan yang kompleks, di mana tujuh kepala melambangkan tujuh gunung dan tujuh raja, sedangkan sepuluh tanduk melambangkan sepuluh raja yang akan datang. (Wahyu 17:9-10)

• Rahasia Babel Besar
  Menyiratkan bahwa pelacur besar ini adalah simbol dari kekacauan dan penentangan terhadap Allah, serta pusat dari segala kekejian di bumi. (Wahyu 17:5)

• Mabuk oleh Darah Orang-orang Kudus
  Menggambarkan tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap orang-orang percaya, menunjukkan sifat jahat dari sistem ini. (Wahyu 17:6)

• Perang Melawan Anak Domba
  Menunjukkan konflik akhir antara kekuatan jahat dan Kristus, di mana Kristus sebagai Anak Domba akan menang. (Wahyu 17:14)

• Kota Besar yang Memerintah
  Menggambarkan pelacur sebagai simbol dari kota atau sistem yang memiliki pengaruh besar atas raja-raja dan bangsa-bangsa di bumi. (Wahyu 17:18)

• Kehendak Allah
  Menekankan bahwa meskipun ada penentangan, semua peristiwa ini terjadi sesuai dengan rencana dan kehendak Allah yang lebih besar. (Wahyu 17:17)

Topik-topik ini memberikan wawasan tentang tema-tema besar dalam Kitab Wahyu, khususnya mengenai pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, serta penggenapan rencana Allah di akhir zaman.

Nama Orang

• Perempuan Pelacur: Simbol dari kebobrokan moral dan spiritual, yang terlibat dalam percabulan dengan raja-raja di bumi.
• Anak Domba: Merujuk kepada Yesus Kristus, yang akan mengalahkan semua musuh-Nya.

Nama Lokasi

• Padang Gurun: Tempat di mana penglihatan ini terjadi, melambangkan isolasi dan kekosongan.
• Babel: Dikenal sebagai "Babel besar", simbol dari kebangkitan dan kejatuhan kekuatan yang menentang Allah.
• Kota Besar: Merujuk kepada kota yang memerintah atas raja-raja di bumi, identik dengan perempuan pelacur.

Berikut adalah analisis kata kunci dalam Kitab "Wahyu" pasal 17:

1. Malaikat

   • Menggambarkan utusan Allah yang membawa wahyu dan penjelasan tentang penglihatan.

2. Pelacur besar

   • Simbol dari kota atau sistem yang menentang Allah, sering diidentifikasi dengan kekuasaan dunia yang korup.

3. Binatang

   • Mewakili kekuatan politik atau kerajaan yang menentang Tuhan, memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk.

4. Babel besar

   • Nama yang tertulis di dahi perempuan, melambangkan kebangkitan kekuatan yang menentang Allah dan kejahatan.

5. Mabuk oleh darah

   • Menunjukkan penganiayaan terhadap orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus, mencerminkan kekejaman dan penindasan.

6. Tujuh kepala

   • Melambangkan tujuh gunung dan tujuh raja, menunjukkan struktur kekuasaan yang ada.

7. Raja kedelapan

   • Mengacu pada binatang yang muncul kembali, menandakan kekuatan yang berulang dan berbahaya.

8. Sepuluh tanduk

   • Mewakili sepuluh raja yang akan menerima kuasa untuk sementara waktu, bersekutu dengan binatang.

9. Anak Domba

   • Merujuk kepada Yesus Kristus, yang akan mengalahkan semua kekuatan jahat.

10. Air

    • Simbol dari bangsa-bangsa dan rakyat banyak, menunjukkan pengaruh pelacur besar di seluruh dunia.

11. Kota besar

    • Menggambarkan kekuasaan yang dominan di bumi, yang memerintah atas raja-raja.

12. Kehendak Allah

    • Menunjukkan bahwa semua peristiwa ini terjadi sesuai dengan rencana dan tujuan Allah.

Kata-kata kunci ini mencerminkan tema besar dari pasal ini, yaitu pertentangan antara kekuatan jahat dan kedaulatan Allah.

Kitab Wahyu pasal 17 adalah bagian yang kaya akan simbolisme dan makna teologis. Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai pasal ini:

Pertanyaan Refleksi

1. Siapa "wanita pelacur" dalam konteks kehidupan kita saat ini?

   • Apa yang bisa kita pelajari dari karakter dan tindakan wanita ini dalam kehidupan sehari-hari kita?

2. Apa makna dari "binatang" yang disebutkan dalam pasal ini?

   • Bagaimana kita dapat mengidentifikasi "binatang" dalam konteks dunia modern dan tantangan iman yang kita hadapi?

3. Mengapa Allah mengizinkan wanita pelacur dan binatang ini untuk ada?

   • Apa yang bisa kita pelajari tentang kedaulatan Allah dan rencana-Nya dalam menghadapi kejahatan?

4. Apa arti dari "darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus" yang membuat wanita pelacur mabuk?

   • Bagaimana kita dapat memahami penganiayaan terhadap orang-orang percaya dalam konteks sejarah dan saat ini?

5. Apa yang dimaksud dengan "kitab kehidupan"?

   • Mengapa penting bagi kita untuk memastikan nama kita tertulis di dalamnya?

Pertanyaan Diskusi

1. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam pasal ini dalam kehidupan gereja saat ini?

   • Apa tantangan yang dihadapi gereja dalam menghadapi pengaruh dunia yang negatif?

2. Apa yang bisa kita pelajari dari pernyataan bahwa "Anak Domba akan mengalahkan mereka"?

   • Bagaimana keyakinan ini dapat memberikan pengharapan bagi kita di tengah kesulitan?

3. Diskusikan makna dari "sepuluh raja" dan "binatang yang berkepala tujuh".

   • Apa relevansi simbol-simbol ini dalam konteks sejarah dan eskatologi?

4. Bagaimana kita dapat memahami hubungan antara kekuasaan politik dan spiritualitas dalam konteks pasal ini?

   • Apakah ada contoh dalam sejarah di mana kekuasaan politik telah berkonflik dengan iman Kristen?

5. Apa yang dimaksud dengan "kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi"?

   • Bagaimana kita dapat mengidentifikasi "kota besar" ini dalam konteks dunia saat ini?

Hal-Hal Menarik

• Simbolisme dalam Wahyu: Kitab Wahyu penuh dengan simbolisme yang mencerminkan konflik antara kebaikan dan kejahatan. Diskusikan bagaimana simbol-simbol ini dapat diinterpretasikan dalam konteks yang lebih luas.

• Perbandingan dengan Kitab Lain: Bandingkan tema-tema dalam Wahyu 17 dengan tema-tema dalam kitab-kitab lain di Alkitab, seperti Daniel atau Yesaya. Apa kesamaan dan perbedaannya?

• Relevansi Kontemporer: Diskusikan bagaimana pesan dalam Wahyu 17 dapat diterapkan dalam konteks sosial dan politik saat ini, terutama dalam menghadapi isu-isu moral dan etika.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan memahami Kitab Wahyu pasal 17 dengan lebih baik!

Pasal 17 dari Kitab Wahyu menggambarkan simbolisme yang dalam dan kompleks mengenai pelacur besar, binatang, dan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita, serta doa yang relevan.

Pelajaran dan Aplikasi

1. Pentingnya Kebijaksanaan Spiritual:

   • Ayat 9 menyebutkan bahwa "yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat." Ini mengingatkan kita untuk selalu mencari hikmat dari Tuhan dalam memahami situasi hidup kita dan dalam mengambil keputusan.

2. Peringatan terhadap Korupsi Moral:

   • Pelacur besar melambangkan sistem atau kekuatan yang menyesatkan dan korup. Kita diajak untuk waspada terhadap pengaruh negatif di sekitar kita, baik dalam bentuk ideologi, perilaku, maupun gaya hidup yang bertentangan dengan ajaran Kristus.

3. Kesetiaan kepada Kristus:

   • Meskipun ada banyak tantangan dan godaan, kita diingatkan bahwa "Anak Domba akan mengalahkan mereka." Ini mengajak kita untuk tetap setia kepada Kristus, meskipun dunia di sekitar kita mungkin tampak menyesatkan.

4. Kesatuan dalam Misi:

   • Ayat 13 menyatakan bahwa raja-raja akan bersatu dan memberikan kekuatan kepada binatang. Ini mengingatkan kita akan pentingnya kesatuan dalam tubuh Kristus untuk menjalankan misi-Nya di dunia.

5. Kepastian Kemenangan:

   • Kita diingatkan bahwa meskipun ada pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, pada akhirnya, Tuhan akan menang. Ini memberikan harapan dan penguatan bagi kita dalam menghadapi kesulitan.

Doa Terkait Pasal 17

1. Doa untuk Kebijaksanaan: "Tuhan yang Maha Bijaksana, berikanlah aku hikmat untuk memahami jalan-Mu dan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Bimbinglah aku agar selalu memilih jalan yang Engkau kehendaki. Amin."

2. Doa untuk Perlindungan dari Pengaruh Negatif: "Ya Tuhan, lindungilah aku dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan di dunia ini. Bantu aku untuk tetap teguh dalam iman dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bertentangan dengan ajaran-Mu. Amin."

3. Doa untuk Kesetiaan: "Tuhan Yesus, aku berdoa agar Engkau menguatkan hatiku untuk tetap setia kepada-Mu di tengah tantangan dan godaan. Biarlah aku selalu mengingat bahwa Engkau adalah Raja di atas segala raja. Amin."

4. Doa untuk Kesatuan dalam Misi: "Tuhan, ajar kami untuk bersatu dalam misi-Mu. Bantu kami untuk bekerja sama dalam kasih dan tujuan yang sama, agar nama-Mu dimuliakan di bumi ini. Amin."

5. Doa untuk Harapan dan Kemenangan: "Bapa Surgawi, terima kasih atas janji-Mu bahwa Engkau akan menang. Berikanlah aku ketenangan dan harapan di tengah kesulitan, dan ingatkan aku bahwa di dalam Engkau, aku sudah menang. Amin."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam memperdalam iman dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab "Wahyu" pasal 17:

1. What (Apa)

• Isi Pasal: Pasal ini menggambarkan visi tentang seorang perempuan yang disebut "pelacur besar" yang duduk di atas seekor binatang merah ungu. Perempuan ini terlibat dalam percabulan dengan raja-raja di bumi dan mabuk oleh darah orang-orang kudus. Malaikat menjelaskan rahasia tentang perempuan dan binatang tersebut, termasuk simbolisme dari tujuh kepala dan sepuluh tanduk.

2. Who (Siapa)

• Tokoh Utama:
  • Malaikat: Yang membawa pesan dan penjelasan kepada Yohanes.
  • Perempuan Pelacur: Simbol dari kota besar yang memerintah di bumi.
  • Binatang: Mewakili kekuatan politik dan spiritual yang menentang Allah.
  • Anak Domba: Mewakili Yesus Kristus, yang akan mengalahkan semua kekuatan jahat.

3. Where (Di mana)

• Lokasi: Visi ini terjadi di padang gurun, yang sering kali melambangkan tempat yang terasing atau jauh dari Allah. Perempuan duduk di atas binatang yang berkuasa di atas banyak air, yang melambangkan bangsa-bangsa dan rakyat banyak.

4. When (Kapan)

• Konteks Waktu: Pasal ini ditulis dalam konteks akhir zaman, menggambarkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi menjelang kedatangan Kristus kedua kali. Ini juga mencerminkan keadaan spiritual dan moral umat manusia pada saat itu.

5. Why (Mengapa)

• Tujuan Penulisan: Untuk memperingatkan umat Kristen tentang bahaya dari pengaruh dunia dan kekuatan jahat yang menentang Allah. Ini juga menunjukkan bahwa meskipun ada penentangan, pada akhirnya Allah akan menang melalui Anak Domba.

6. How (Bagaimana)

• Cara Penyampaian: Melalui penglihatan dan simbolisme yang kompleks, malaikat menjelaskan makna di balik gambar-gambar yang dilihat oleh Yohanes. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan mencari hikmat dalam pengertian yang lebih dalam.

7. How Much (Seberapa Banyak)

• Kuantitas Simbol: Pasal ini mencakup banyak simbol, seperti tujuh kepala, sepuluh tanduk, dan banyak air, yang masing-masing memiliki makna yang dalam dan berhubungan dengan kekuatan politik, spiritual, dan moral di dunia.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam menggali lebih dalam tentang Kitab Wahyu pasal 17!

Pasal 17 dari Kitab Wahyu menggambarkan penghukuman terhadap pelacur besar yang duduk di atas banyak air. Seorang malaikat membawa penglihatan Yohanes ke padang belantara, di mana ia melihat seorang perempuan duduk di atas binatang berwarna merah yang memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Perempuan itu memakai pakaian berwarna ungu dan merah yang berhiaskan emas, batu permata, dan mutiara. Ia memegang cawan emas yang penuh dengan kekejian dan kenajisan perzinaannya. Nama yang tertulis di dahinya adalah "Babel yang Besar, Ibu Para Pelacur dan Segala Kekejian di Bumi." Perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Malaikat menjelaskan bahwa binatang yang dinaikinya adalah raja kedelapan yang termasuk dalam tujuh raja sebelumnya. Tujuh kepala binatang itu adalah tujuh gunung dan tujuh raja. Kesepuluh tanduk adalah sepuluh raja yang belum menerima pemerintahan, tetapi mereka memberikan kuasa mereka kepada binatang itu. Mereka akan berperang melawan Anak Domba, tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka. Air di atas mana pelacur itu duduk melambangkan masyarakat, orang banyak, bangsa, dan bahasa. Kesepuluh tanduk dan binatang itu akan membenci pelacur dan menghancurkannya. Pelacur itu adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.

Kitab Wahyu adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Baru dan ditulis oleh rasul Yohanes. Kitab ini ditulis pada akhir abad pertama Masehi, pada masa pemerintahan Kaisar Domitianus di Kekaisaran Romawi.

Konteks historis pada saat itu adalah penganiayaan terhadap umat Kristen yang sedang meningkat. Kaisar Domitianus memerintahkan agar semua orang menyembahnya sebagai dewa, dan orang Kristen yang menolak akan dihukum mati. Kitab Wahyu ditulis untuk memberikan penghiburan, dorongan, dan pengharapan kepada gereja yang sedang mengalami penganiayaan ini.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 17, Yohanes melihat penglihatan tentang "wanita besar" yang duduk di atas "binatang buas" berwarna merah. Wanita ini melambangkan Babilon yang besar, yaitu simbol dari kekuatan dunia yang melawan Allah dan umat-Nya. Binatang buas merah melambangkan kekuatan jahat yang mendukung Babilon.

Penglihatan ini menggambarkan pertempuran antara kekuatan dunia yang jahat dan umat Allah. Yohanes melihat bahwa Babilon akan dihancurkan oleh binatang buas dan bahwa Allah akan membalas penganiayaan terhadap umat-Nya. Penglihatan ini juga mengajarkan bahwa Allah adalah yang terkuasa dan bahwa akhirnya kebenaran akan menang.

Secara teologis, pasal 17 mengajarkan tentang pertempuran antara kekuatan dunia yang jahat dan kekuatan Allah yang adil. Ini juga mengingatkan umat Kristen untuk tetap setia kepada Allah dan tidak tergoda oleh godaan dunia. Pasal ini juga mengajarkan bahwa Allah akan membalas penganiayaan terhadap umat-Nya dan bahwa akhirnya kebenaran akan menang.

Demikianlah latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal 17 Kitab Wahyu.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Wahyu pasal 17:

1. Penghukuman terhadap pelacur besar (Wahyu 17:1-2)
- Seorang malaikat menunjukkan hukuman untuk pelacur besar yang berdosa.
- Pelacur besar ini mempengaruhi raja-raja di bumi untuk berzina dan membuat mereka mabuk oleh anggur perzinaannya.

2. Deskripsi pelacur besar (Wahyu 17:3-6)
- Pelacur besar ini digambarkan sebagai seorang perempuan duduk di atas binatang berwarna merah.
- Ia memakai pakaian berwarna ungu dan merah yang berhiaskan emas, batu-batu permata, dan mutiara.
- Pelacur besar ini memegang cawan emas yang penuh dengan kekejian dan kenajisan perzinaannya.
- Pada dahinya, tertulis nama "BABEL YANG BESAR, IBU PARA PELACUR DAN SEGALA KEKEJIAN DI BUMI."
- Ia mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus.

3. Rahasia perempuan dan binatang yang dinaikinya (Wahyu 17:7-14)
- Malaikat menjelaskan rahasia perempuan dan binatang yang dinaikinya.
- Binatang ini pernah ada, tetapi sekarang sudah tidak ada, dan akan muncul lagi dari jurang maut menuju kebinasaan.
- Tujuh kepala binatang ini adalah tujuh gunung dan tujuh raja.
- Lima raja sudah jatuh, satu raja masih ada, dan satu raja lagi belum datang.
- Binatang yang dahulu pernah ada, tetapi sekarang tidak ada lagi, adalah raja kedelapan tetapi termasuk dalam tujuh raja sebelumnya.
- Kesepuluh tanduk adalah sepuluh raja yang belum menerima pemerintahan, tetapi mereka memberikan kuasa kepada binatang itu.
- Mereka akan berperang melawan Anak Domba, tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka.

4. Penghancuran pelacur besar (Wahyu 17:15-18)
- Air yang di atasnya pelacur itu duduk melambangkan masyarakat, orang banyak, bangsa, dan bahasa.
- Kesepuluh tanduk dan binatang itu akan membenci pelacur besar dan menghancurkannya.
- Allah menaruh hal itu di dalam hati mereka untuk mencapai tujuan-Nya.

5. Identitas pelacur besar (Wahyu 17:18)
- Pelacur besar ini adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.

Referensi:
- Wahyu 17:1-18

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Malaikat (tidak disebutkan namanya)
- Raja-raja di bumi
- Perempuan pelacur besar
- Orang-orang kudus
- Saksi-saksi Yesus
- Raja kedelapan
- Tujuh raja
- Kesepuluh raja

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Padang belantara
- Babel yang besar
- Gunung-gunung (tujuh gunung di atasnya perempuan itu duduk)
- Kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi

Kata kunci dalam Kitab "Wahyu" pasal 17 adalah sebagai berikut:

1. Malaikat: Salah satu dari tujuh malaikat yang memegang tujuh cawan mendekati penglihatan dan berbicara kepada penglihatan.
2. Pelacur besar: Merujuk kepada perempuan yang duduk di atas banyak air, yang melambangkan kejahatan dan dosa.
3. Binatang: Binatang berwarna merah dengan tujuh kepala dan sepuluh tanduk, yang dinaiki oleh perempuan pelacur.
4. Babel yang besar: Nama yang tertulis pada dahinya, yang merupakan rahasia perempuan pelacur dan melambangkan kejahatan dan dosa.
5. Darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus: Perempuan pelacur mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus, yang melambangkan penganiayaan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang setia kepada Yesus.
6. Tujuh kepala: Merujuk kepada tujuh gunung dan tujuh raja, yang melambangkan kekuasaan dan pemerintahan.
7. Kesepuluh tanduk: Merujuk kepada sepuluh raja yang belum menerima pemerintahan, tetapi memberikan kuasa mereka kepada binatang.
8. Anak Domba: Merujuk kepada Yesus Kristus, yang akan mengalahkan binatang dan raja-raja yang melawannya.
9. Air: Melambangkan masyarakat, orang banyak, bangsa, dan bahasa.
10. Kota besar: Merujuk kepada kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi, yang melambangkan kekuasaan dan pengaruh dunia yang jahat.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Wahyu pasal 17:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari gambaran pelacur besar dalam pasal ini? Apakah ada hubungannya dengan kejadian atau tokoh-tokoh dalam sejarah?

2. Mengapa pelacur besar ini digambarkan duduk di atas banyak air? Apa arti dari air dalam konteks ini?

3. Mengapa pelacur besar ini disebut "Babel yang besar"? Apakah ada hubungannya dengan Babel dalam Perjanjian Lama?

4. Mengapa pelacur besar ini mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus? Apa arti dari darah dalam konteks ini?

5. Apa yang dapat kita pelajari dari gambaran binatang yang dinaiki oleh pelacur besar? Apakah ada hubungannya dengan binatang-binatang lain yang disebutkan dalam Kitab Wahyu?

6. Mengapa binatang ini memiliki tujuh kepala dan sepuluh tanduk? Apa arti dari tujuh kepala dan sepuluh tanduk dalam konteks ini?

7. Apa yang dapat kita pelajari dari pernyataan bahwa tujuh kepala adalah tujuh gunung dan tujuh raja? Apakah ada hubungannya dengan sejarah atau tokoh-tokoh dalam Kitab Wahyu?

8. Mengapa binatang ini disebut raja kedelapan tetapi termasuk dalam tujuh raja sebelumnya? Apa arti dari hal ini?

9. Apa yang dapat kita pelajari dari pernyataan bahwa kesepuluh tanduk adalah sepuluh raja yang belum menerima pemerintahan? Apakah ada hubungannya dengan masa depan atau peristiwa yang akan datang?

10. Mengapa binatang ini dan kesepuluh tanduknya akan berperang melawan Anak Domba? Apa arti dari pertempuran ini?

11. Apa yang dapat kita pelajari dari gambaran air yang di atasnya pelacur duduk? Mengapa kesepuluh tanduk dan binatang ini akan membenci pelacur?

12. Mengapa Allah menaruh hal ini di dalam hati mereka untuk mencapai tujuan-Nya? Apa tujuan Allah dalam konteks ini?

13. Apa yang dapat kita pelajari dari gambaran pelacur sebagai kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi? Apakah ada hubungannya dengan kota-kota lain yang disebutkan dalam Kitab Wahyu?

14. Bagaimana pesan-pesan dalam pasal ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya saat ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Wahyu pasal 17. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya.

Dalam pasal 17 dari Kitab Wahyu, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Hati-hati terhadap godaan dan pengaruh dunia: Perempuan yang digambarkan dalam pasal ini melambangkan dunia yang jahat dan godaan yang menggoda kita untuk melakukan perbuatan dosa. Kita perlu berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh nilai-nilai dunia yang bertentangan dengan ajaran Tuhan.

2. Jaga kesetiaan kepada Tuhan: Pasal ini menggambarkan perempuan tersebut mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. Ini mengingatkan kita untuk tetap setia kepada Tuhan dan hidup dalam kekudusan, meskipun dunia di sekitar kita mungkin melawan kita.

3. Akhir dari kejahatan dan kebinasaan: Pasal ini juga menggambarkan akhir dari kejahatan dan kebinasaan. Meskipun kejahatan mungkin tampak kuat dan berkuasa, pada akhirnya Tuhan akan menghancurkannya dan membawa keadilan dan kebenaran.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa agar kita tetap teguh dalam iman dan tidak terpengaruh oleh godaan dunia.

2. Berdoa agar kita tetap setia kepada Tuhan dan hidup dalam kekudusan.

3. Berdoa agar Tuhan membawa keadilan dan kebenaran dalam dunia ini, dan menghancurkan kejahatan dan kebinasaan.

4. Berdoa agar kita memiliki kebijaksanaan dan pengertian untuk memahami dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Kitab Wahyu.

5. Berdoa agar kita dapat mengerti dan menghayati pesan-pesan yang terkandung dalam pasal ini, dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam memahami dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam Kitab Wahyu.

Analisis Wahyu 17 (5W + 1H)

What (Apa): Pasal ini menggambarkan penglihatan Yohanes tentang seorang pelacur besar yang duduk di atas seekor binatang merah, melambangkan sistem dunia yang jahat dan korup yang menentang Allah.

Who (Siapa):

• Pelacur Besar: Simbol sistem dunia yang jahat dan korup, khususnya kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.
• Binatang Merah: Simbol kekuatan politik dan militer yang mendukung sistem dunia yang jahat.
• Tujuh Kepala: Melambangkan tujuh gunung dan tujuh raja, lima sudah jatuh, satu berkuasa saat ini, dan satu lagi akan datang.
• Sepuluh Tanduk: Melambangkan sepuluh raja yang akan berkuasa sebentar dan mendukung binatang itu.
• Malaikat: Membimbing Yohanes dan menjelaskan arti penglihatan.

When (Kapan): Penglihatan ini diberikan kepada Yohanes di masa depan, menunjuk pada akhir zaman.

Where (Di mana): Yohanes dibawa dalam Roh ke padang belantara untuk melihat penglihatan ini.

Why (Mengapa): Penglihatan ini diberikan untuk:

• Menunjukkan hukuman yang akan menimpa sistem dunia yang jahat.
• Mengingatkan orang percaya agar tidak terlibat dalam sistem dunia yang korup.
• Menunjukkan kedaulatan Allah atas segala sesuatu, termasuk kekuatan jahat.

How (Bagaimana):

• Pelacur besar digambarkan dengan simbol-simbol yang menunjukkan kemewahan, dosa, dan kekuasaan.
• Binatang merah digambarkan dengan simbol-simbol yang menunjukkan kekuatan, kebrutalan, dan kehancuran.
• Hukuman atas pelacur besar digambarkan dengan simbol-simbol yang menunjukkan kehancuran dan penghinaan.

Kesimpulan: Wahyu 17 memberikan gambaran yang jelas tentang sistem dunia yang jahat dan hukuman yang akan menimpanya. Pasal ini juga mengingatkan orang percaya untuk tetap setia kepada Allah dan tidak terlibat dalam sistem dunia yang korup.