Statistik	34 pasal, 959 ayat, 28.461 kata
Penulis	Musa
Tema	Pembaharuan Perjanjian; Alasan dan keharusan.; Ketaatan.
Waktu	Sekitar 1405 SM
Tempat	Bagian utara Moab, Gunung Pisga
Kata Kunci	Ketatan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi seperti Musa

Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.

Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh

1. (1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
2. (2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2; Neh 1:8-9; Dan 9:11),
3. (3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain (mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
4. (4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
5. (5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
6. (6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.

1. Pendahuluan
   (Ul 1:1-5)
   
2. I. Wejangan Musa I:
   Menceritakan Kembali Sejarah Israel yang Baru Mereka Alami
   (Ul 1:6-4:43)
   
1. A. Meninggalkan Gunung Sinai
   (Ul 1:6-18)
   
2. B. Ketidakpercayaan di Kadesy-Barnea
   (Ul 1:19-46)
   
3. C. Pengembaraan di Padang Gurun
   (Ul 2:1-15)
   
4. D. Menuju Dataran Moab
   (Ul 2:16-3:29)
   
5. E. Nasihat Musa untuk Taat
   (Ul 4:1-43)
   
3. II. Wejangan Musa II: Kewajiban-Kewajiban Utama Perjanjian
   (Ul 4:44-26:19)
   
1. A. Kesepuluh Hukum
   (Ul 4:44-5:33)
   
2. B. Shema dan Perintah-Perintah yang Penting
   (Ul 6:1-25)
   
3. C. Berbagai Perintah, Janji, dan Peringatan Praktis
   (Ul 7:1-11:32)
   
4. D. Berbagai Perintah Mengenai Penyembahan
   (Ul 12:1-32)
   
5. E. Berbagai Perintah Mengenai Nabi-Nabi Palsu
   (Ul 13:1-18)
   
6. F. Berbagai Perintah Mengenai Makanan, Persepuluhan,
   dan Tahun Sabat
   (Ul 14:1-15:23)
   
7. G. Berbagai Perintah Mengenai Hari Raya Tahunan
   (Ul 16:1-17)
   
8. H. Berbagai Perintah Mengenai Pemimpin-Pemimpin
   (Ul 16:18-18:22)
   
9. I. Berbagai Hukum Perdata dan Sosial
   (Ul 19:1-26:19)
   
4. III.Wejangan Musa III: Memperbaharui dan Mengesahkan Perjanjian
   (Ul 27:1-30:20)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dengan Serius
   (Ul 27:1-26)
   
2. B. Berkat-Berkat yang Dijanjikan untuk Ketaatan dan Kutukan-Kutukan
   yang Dikenakan untuk Ketidaktaatan
   (Ul 28:1-68)
   
3. C. Menguraikan Kembali Perjanjian dan Berbagai Nasihat
   yang Berhubungan
   (Ul 29:1-30:20)
   
5. IV. Berbagai Kegiatan Musa yang Terakhir dan Kematiannya
   (Ul 31:1-34:12)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dan Menahbiskan Yosua
   (Ul 31:1-29)
   
2. B. Nyanyian Musa
   (Ul 31:30-32:47)
   
3. C. Perintah Allah Bagi Musa
   (Ul 32:48-52)
   
4. D. Musa Memberikati ke-12 Suku
   (Ul 33:1-29)
   
5. E. Kematian dan Penguburan Musa, Ringkasan Terakhir
   (Ul 34:1-12)
   

Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang

1. (1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
2. (2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
3. (3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.

1. Kekuasaan Allah
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.

2. Kesetiaan Allah
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.

3. Kasih
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.

4. Penyerahan
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.

Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:

1. (1) pengantar (Ul 1:1-5);
2. (2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
3. (3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
4. (4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
5. (5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ul 31:1--33:39).

Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.

1. (1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
2. (2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ul 4:44--26:19).
3. (3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka (Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ul 31:1--34:12).

Empat ciri khas menandai Ulangan.

1. (1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
2. (2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.
3. (3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
4. (4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13). Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul (Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari penyataan PB.

Mengenai daging yang tidak haram dan haram

Aturan tentang makanan.

14:1 Anak-anak TUHAN tidak boleh bercela dalam berkabung.
14:3 Apa yang boleh dan tidak boleh dimakan;
14:4 binatang apa saja;
14:9 ikan apa saja;
14:11 burung apa saja.
14:21 Bangkai apapun tidak boleh dimakan.
14:22 Persembahan persepuluhan.
14:23 Persembahan persepuluhan dan anak sulung yang harus dimakan di hadapan TUHAN.
14:28 Persembahan persepuluhan dari hasil tanah di tahun ketiga.

Cara berkabung yang dilarang (14:1-2)
Binatang yang haram dan yang tidak haram (14:3-21)
Persembahan persepuluhan (14:22-29)

Allah, Musa.

Allah, Lewi, TUHAN

1 Tim. 4:3-5.

Jelas bahwa perintah tentang makanan hanyalah bagi orang Yahudi dan bukan secara moral atau berlaku terus-menerus karena itu bukan kewajiban universal. Apa yang tidak mereka makan mungkin diberikan kepada orang asing atau pemeluk agama baru yang telah meninggalkan penyembahan berhala atau mungkin mereka jual kepada orang asing. Jelas ini dimaksudkan agar mereka tidak berbaur dan berkompromi dengan orang-orang yang menyembah berhala di sekitar mereka.

Pasal 14 dari Kitab Ulangan berisi perintah-perintah mengenai hukum makanan yang harus diikuti oleh umat Israel. Allah melarang mereka untuk memakan hewan-hewan yang dianggap najis, seperti babi, unta, kelinci, dan serangga bersayap. Allah juga memerintahkan umat Israel untuk memberikan sepersepuluh dari hasil panen mereka setiap tahun kepada-Nya, dan pada setiap tiga tahun, mereka harus mengumpulkan sepersepuluh hasil panen tersebut untuk diberikan kepada orang Lewi, orang asing, janda, dan yatim piatu. Dengan taat mengikuti perintah-perintah ini, umat Israel akan mendapatkan berkat dari Allah.

Latar belakang dari pasal ke-14 dalam Kitab Ulangan adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini ditulis oleh Musa kepada bangsa Israel saat mereka berada di padang gurun, setelah mereka keluar dari perbudakan di Mesir dan sebelum mereka memasuki tanah Kanaan. Tujuannya adalah untuk mengingatkan bangsa Israel tentang hukum-hukum Allah dan mengajarkan mereka untuk hidup setia kepada-Nya.

Konteks Budaya:
Bangsa Israel saat itu hidup dalam budaya yang dipengaruhi oleh peradaban Mesir dan bangsa-bangsa sekitarnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk menyembah berhala dan melakukan praktik-praktik pagan. Oleh karena itu, Musa menekankan pentingnya hanya menyembah Allah yang benar dan menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan hukum-Nya.

Konteks Literatur:
Kitab Ulangan adalah bagian dari Taurat, yang merupakan lima kitab pertama dalam Alkitab. Kitab ini berisi kumpulan hukum, peraturan, dan nasihat yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui Musa. Pasal 14 berbicara tentang hukum-hukum makanan yang ditetapkan oleh Allah bagi bangsa Israel.

Konteks Teologis:
Pasal ini menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kekudusan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Allah melarang mereka untuk makan daging hewan yang tidak suci, seperti babi, dan mengajarkan mereka untuk membedakan antara yang suci dan yang tidak suci. Tujuannya adalah agar mereka tetap setia kepada Allah dan hidup dalam ketaatan terhadap hukum-hukum-Nya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Musa mengingatkan bangsa Israel tentang larangan untuk membuat tanda pengenal di tubuh mereka dan memotong rambut mereka sebagai tanda berkabung. Dia juga mengingatkan mereka tentang larangan untuk mengonsumsi daging hewan yang mati secara alami atau ditemukan mati di lapangan. Musa menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kekudusan sebagai umat pilihan Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ulangan pasal 14:

1. Larangan melakukan tindakan berkabung yang berlebihan saat seseorang meninggal (Ulangan 14:1)
2. Pemilihan umat-Nya oleh TUHAN dan pentingnya menjaga kesucian (Ulangan 14:2)
3. Hewan-hewan yang boleh dan tidak boleh dimakan (Ulangan 14:3-20)
4. Larangan memakan daging babi dan hewan-hewan yang tidak tahir (Ulangan 14:8)
5. Hewan-hewan yang boleh dimakan dari air (Ulangan 14:9)
6. Burung-burung yang boleh dan tidak boleh dimakan (Ulangan 14:11-18)
7. Larangan memakan serangga yang bersayap (Ulangan 14:19)
8. Larangan memakan bangkai (Ulangan 14:21)
9. Kewajiban memberikan persepuluhan dari hasil panen (Ulangan 14:22)
10. Memberi perhatian kepada orang Lewi, orang asing, janda, dan yatim piatu (Ulangan 14:27-29)

Referensi:
- Ulangan 14:1
- Ulangan 14:2
- Ulangan 14:3-20
- Ulangan 14:8
- Ulangan 14:9
- Ulangan 14:11-18
- Ulangan 14:19
- Ulangan 14:21
- Ulangan 14:22
- Ulangan 14:27-29

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- TUHAN, Allahmu
- Orang asing yang tinggal di kotamu
- Orang Lewi yang tinggal di kotamu
- Para janda
- Yatim piatu

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Tempat yang telah dipilih oleh TUHAN, Allahmu, untuk menegakkan nama-Nya

Kata kunci dalam Kitab Ulangan pasal 14 adalah sebagai berikut:

1. Anak-anak TUHAN (ayat 1): Menggambarkan identitas umat Allah yang dipilih dan kudus.

2. Menoreh tubuh atau mencukur rambut (ayat 1): Larangan melakukan tindakan berkabung yang melibatkan tindakan fisik pada tubuh.

3. Umat kudus (ayat 2): Allah memilih umat-Nya sebagai milik-Nya yang kudus dan istimewa.

4. Hewan yang boleh dimakan (ayat 3-8): Daftar hewan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi, termasuk sapi, domba, kambing, dan beberapa jenis rusa.

5. Hewan yang tidak boleh dimakan (ayat 7-8): Daftar hewan yang dianggap najis dan tidak boleh dikonsumsi, seperti babi, unta, kelinci, dan marmot.

6. Ikan yang boleh dimakan (ayat 9): Hanya ikan yang memiliki sirip dan sisik yang boleh dikonsumsi.

7. Burung yang boleh dimakan (ayat 11-18): Daftar burung yang boleh dikonsumsi, termasuk burung tahir.

8. Serangga yang haram (ayat 19): Larangan mengonsumsi serangga yang memiliki sayap.

9. Larangan memakan bangkai (ayat 21): Larangan mengonsumsi daging hewan yang mati secara alami.

10. Persembahan sepuluh persen (ayat 22-23): Perintah untuk mempersembahkan sepuluh persen dari hasil panen sebagai persembahan kepada TUHAN.

11. Memberkati orang Lewi (ayat 27): Perintah untuk menghormati dan memberkati orang Lewi yang tidak mendapatkan bagian tanah pusaka.

12. Perhatian terhadap orang miskin (ayat 28-29): Perintah untuk mengumpulkan dan memberikan makanan kepada orang miskin seperti orang Lewi, orang asing, janda, dan yatim piatu.

13. Berkat Allah (ayat 29): Allah akan memberkati segala pekerjaan tangan umat-Nya yang taat.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Ulangan pasal 14:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh Tuhan melalui perintah-perintah makanan yang diberikan dalam pasal ini?
2. Mengapa Tuhan mengatur peraturan makanan tertentu bagi umat-Nya? Apakah ada alasan khusus di balik perintah-perintah ini?
3. Bagaimana perintah-perintah ini mencerminkan kekudusan dan pemisahan umat Allah dari bangsa-bangsa lain?
4. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan dalam peraturan makanan ini?
5. Bagaimana perintah-perintah ini relevan bagi kita sebagai orang percaya pada zaman sekarang? Apakah kita masih diharapkan untuk mengikuti peraturan makanan ini?
6. Bagaimana perintah untuk memberikan sepersepuluh dari hasil panen kepada Tuhan mencerminkan prinsip memberi dan berbagi dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?
7. Mengapa Tuhan mengingatkan umat-Nya untuk tidak melupakan orang Lewi dan orang-orang yang membutuhkan dalam perintah ini? Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya kepedulian sosial dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab Ulangan pasal 14.

Dari pasal 14 Kitab Ulangan, ada beberapa hal yang dapat kamu pelajari dan terapkan dalam hidupmu:

1. Menjadi umat kudus bagi Tuhan: Pasal ini mengingatkan kita bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kita dipilih dan dijadikan umat-Nya. Oleh karena itu, kita harus hidup dengan cara yang kudus dan berbeda dari dunia.

2. Menjaga kebersihan dan kesehatan: Pasal ini memberikan aturan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Hal ini mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita.

3. Memberikan persembahan kepada Tuhan: Pasal ini mengajarkan kita untuk memberikan persembahan kepada Tuhan dari hasil panen dan harta yang kita miliki. Hal ini mengingatkan kita untuk mengakui bahwa segala yang kita miliki berasal dari Tuhan dan kita harus bersyukur serta berbagi kepada sesama.

4. Mengasihi sesama: Pasal ini juga mengingatkan kita untuk tidak melupakan orang-orang yang membutuhkan, seperti orang Lewi, orang asing, janda, dan yatim piatu. Kita harus berbagi dan membantu mereka yang kurang beruntung.

Berikut adalah beberapa doa terkait pasal ini:

1. Doa untuk hidup kudus: Tuhan, aku bersyukur karena Engkau telah memilihku sebagai anak-Mu dan umat kudus-Mu. Bantulah aku untuk hidup dengan cara yang kudus dan berkenan di hadapan-Mu setiap hari.

2. Doa untuk kesehatan dan kebersihan: Tuhan, aku berdoa agar Engkau memberkati tubuhku dan membantu aku menjaga kebersihan dan kesehatan. Bantulah aku untuk memilih makanan yang baik dan menjaga tubuhku sebagai tempat Roh-Mu.

3. Doa untuk memberikan persembahan: Tuhan, aku bersyukur atas segala berkat yang Engkau berikan kepadaku. Bantulah aku untuk memiliki hati yang murah hati dalam memberikan persembahan kepada-Mu dan berbagi dengan sesama.

4. Doa untuk kasih dan kepedulian: Tuhan, bantulah aku untuk tidak melupakan mereka yang membutuhkan. Bantulah aku untuk memiliki kasih dan kepedulian yang sama seperti yang Engkau miliki. Bimbing aku untuk berbagi dan membantu mereka yang kurang beruntung.

Semoga doa-doa ini dapat membantu kamu dalam mengaplikasikan ajaran dari pasal 14 Kitab Ulangan dalam kehidupan sehari-hari.