Latar belakang dari pasal
18 Kitab Matius adalah sebagai berikut:
Konteks Historis:
Pasal
18 terjadi saat Yesus sedang mengajar para murid-Nya di Galilea. Pada saat itu, Yesus telah melakukan banyak mujizat dan mengajar tentang Kerajaan Allah. Ia juga telah memilih kedua belas murid-Nya untuk menjadi rasul-rasul-Nya.
Konteks Budaya:
Pada masa itu, masyarakat Yahudi hidup di bawah kekuasaan Romawi. Mereka memiliki hukum dan tradisi agama yang ketat, termasuk hukum Taurat yang diberikan oleh Allah kepada Musa. Masyarakat Yahudi juga memiliki struktur sosial yang hierarkis, di mana para pemimpin agama memiliki otoritas yang besar.
Konteks Literatur:
Kitab Matius adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru. Injil ini ditulis oleh Matius, salah satu dari kedua belas murid Yesus. Tujuan utama Matius dalam menulis Injil ini adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang telah lama dijanjikan dalam kitab-kitab nabi-nabi.
Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Yesus mengajarkan tentang berbagai topik, termasuk tentang penerimaan anak-anak dalam Kerajaan Allah, tentang menghindari godaan dan dosa, serta tentang pengampunan. Pasal
18 berfokus pada pengajaran Yesus tentang pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan persaudaraan dalam komunitas pengikut-Nya.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, Yesus mengajarkan tentang bagaimana menghadapi godaan dan dosa, serta pentingnya mengampuni sesama. Ia juga memberikan perumpamaan tentang domba yang hilang dan bagaimana Allah sangat mengasihi setiap orang yang tersesat. Ayat-ayat ini menunjukkan kasih dan belas kasihan Allah yang meluas kepada semua orang.
Dengan latar belakang ini, pasal
18 Kitab Matius mengajarkan tentang pentingnya kerendahan hati, pengampunan, dan persaudaraan dalam komunitas pengikut Yesus. Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk saling mengasihi, mengampuni, dan melayani satu sama lain dengan rendah hati, serta untuk menghindari sikap sombong dan egois.