Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari persembahan sajian yang dipersembahkan kepada TUHAN?
2. Mengapa persembahan sajian harus terbuat dari tepung halus dan dicampur dengan minyak?
3. Mengapa persembahan sajian harus dibakar di atas mazbah sebagai peringatan?
4. Mengapa sisa persembahan sajian menjadi milik Harun dan anak-anaknya?
5. Mengapa tidak boleh ada persembahan sajian yang diolah dengan ragi atau mengandung madu?
Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana persembahan sajian dalam Kitab Imamat dapat mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan yang terbaik kepada TUHAN?
2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya menghormati perjanjian dengan Allah melalui persembahan sajian yang diberi garam?
3. Bagaimana persembahan sajian dalam Kitab Imamat mencerminkan hubungan antara manusia dan Allah?
4. Bagaimana persembahan sajian dalam Kitab Imamat dapat diterapkan dalam kehidupan Kristen saat ini?
5. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya menghormati perintah-perintah Allah melalui persembahan sajian yang dipersembahkan dengan cara yang ditentukan?
Hal-
hal menarik terkait Kitab Imamat pasal 2:
1. Persembahan sajian merupakan salah satu bentuk ibadah yang dipersembahkan kepada TUHAN.
2. Persembahan sajian harus terbuat dari tepung halus dan dicampur dengan minyak, menunjukkan pentingnya memberikan yang terbaik kepada TUHAN.
3. Persembahan sajian harus dibakar di atas mazbah sebagai peringatan, mengingatkan umat Israel akan perjanjian mereka dengan Allah.
4. Sisa persembahan sajian menjadi milik Harun dan anak-anaknya, menunjukkan peran khusus mereka sebagai imam dalam ibadah.
5. Persembahan sajian tidak boleh diolah dengan ragi atau mengandung madu, menunjukkan pentingnya menghormati perintah-perintah Allah.
6. Garam menjadi simbol penting dalam persembahan sajian, mengingatkan umat Israel untuk menghormati perjanjian dengan Allah.
7. Persembahan sajian juga mencerminkan pentingnya memberikan hasil pertama kepada TUHAN sebagai tanda penghormatan dan pengakuan atas berkat-Nya.