Kitab Yosua adalah kitab ke-6 dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama. Pasal
23 dari Kitab Yosua berisi pidato perpisahan Yosua kepada bangsa Israel sebelum kematiannya.
Latar belakang historis pasal ini adalah setelah bangsa Israel menaklukkan tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua. Mereka telah menduduki tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang mereka, Abraham, Ishak, dan Yakub. Pasal ini terjadi pada masa ketika bangsa Israel telah menetap di tanah Kanaan dan sedang mengalami masa damai.
Dalam konteks budaya, pasal ini mencerminkan peralihan kepemimpinan dari Yosua kepada para pemimpin suku-suku Israel. Yosua memberikan nasihat dan peringatan kepada bangsa Israel agar tetap setia kepada Allah dan tidak menyembah dewa-dewa bangsa lain.
Secara literatur, pasal ini merupakan bagian dari akhir dari Kitab Yosua yang berisi catatan sejarah dan peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Israel. Pidato perpisahan Yosua ini menandai akhir kepemimpinannya dan mempersiapkan bangsa Israel untuk masa depan mereka.
Dalam konteks teologis, pasal ini menekankan pentingnya setia kepada Allah dan perjanjian-Nya. Yosua mengingatkan bangsa Israel tentang janji-janji Allah yang telah digenapi dan peringatan akan konsekuensi yang akan mereka hadapi jika mereka berpaling dari Allah.
Sebelum pasal
23, dalam pasal
22, terjadi peristiwa pembangunan mezbah oleh suku Ruben, suku Gad, dan separuh suku Manasye di seberang sungai Yordan. Pasal ini mencatat bagaimana suku-suku tersebut menjelaskan bahwa mezbah tersebut bukan untuk penyembahan, tetapi sebagai tanda persatuan dengan suku-suku lain di Israel. Pasal
22 juga mencatat reaksi bangsa Israel yang hampir menyebabkan perang saudara, tetapi akhirnya diselesaikan dengan pemahaman dan kesepakatan.
Dengan latar belakang ini, pasal
23 Yosua menjadi pidato perpisahan yang penting bagi bangsa Israel, mengingatkan mereka untuk tetap setia kepada Allah dan menjaga perjanjian-Nya.