Statistik	16 pasal, 437 ayat, 9.489 ayat
Penulis	Rasul Paulus (1Ko 1:1; 9:1-2). Dia menulis kitab ini dua puluh lima tahun setelah ia dipanggil (Kis 9:3-6, 15-16), empat belas tahun setelah ia diutus sebagai rasul ke tanah kafir (Kis 13:1-4, 8).
Tema	Masalah-Masalah Jemaat dan Pemecahannya; Ketuhanan Kristus.
Waktu	Tahun 55/56
Tempat	Efesus (Kis 19:21-22; 1Ko 16:3-8, 19).
Kata Kunci	Hikmat.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang menguduskan kita

Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.

Bersama dengan Priskila dan Akwila (1Kor 16:19) dan rombongan rasulinya sendiri (Kis 18:5), Paulus mendirikan jemaat Korintus itu selama delapan belas bulan pelayanannya di Korintus pada masa perjalanan misinya yang kedua (Kis 18:1-17). Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah berhala. Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.

Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23--21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11); setelah itu utusan dari jemaat Korintus (1Kor 16:17) menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan (1Kor 7:1; bd. 1Kor 8:1; 1Kor 12:1; 1Kor 16:1). Sebagai tanggapan atas berita dan surat yang diterimanya dari Korintus, Paulus menulis surat ini.

1. Pendahuluan
   (1Kor 1:1-9)
   
2. I. Pembahasan Masalah-Masalah yang Telah Diberitahukan kepada Paulus
   (1Kor 1:10-6:20)
   
1. A. Perpecahan dalam Jemaat
   (1Kor 1:10-4:21)
   
1. 1. Empat Golongan
   (1Kor 1:10-17)
   
2. 2. Penyebab Perpecahan
   (1Kor 1:18-4:5)
   
1. a. Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Hikmat
   (1Kor 1:18-3:4)
   
2. b. Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Pelayanan Kristen
   (1Kor 3:5-4:5)
   
3. 3. Imbauan untuk Berdamai
   (1Kor 4:6-21)
   Prinsip: Jemaat sebagai tubuh Kristus (bd. 1Kor 12:12-20) tidak
   boleh terpecah-belah menjadi bagian-bagian yang terpisah
   (1Kor 1:10,13)
   
2. B. Masalah-Masalah Moral dalam Jemaat
   (1Kor 5:1-6:20)
   
1. 1. Masalah Perzinaan dan Disiplin Gereja
   (1Kor 5:1-13)
   
2. 2. Masalah Perkara-Perkara Hukum Sekular di Antara Orang-Orang Kristen
   (1Kor 6:1-11)
   
3. 3. Masalah Kebejatan Seksual
   (1Kor 6:12-20)
   Prinsip: Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya
   berperilaku baik supaya membawa hormat bagi Dia
   (1Kor 6:17,20)
   
3. II. Jawaban Terhadap Pertanyaan yang Ditulis Dalam Surat dari Jemaat Korintus
   (1Kor 7:1-16:9)
   
1. A. Pertanyaan Mengenai Perkawinan
   (1Kor 7:1-40)
   
1. 1. Perkawinan dan Hal Hidup Membujang
   (1Kor 7:1-9)
   
2. 2. Tanggung Jawab Kristen dalam Perkawinan
   (1Kor 7:10-16)
   
3. 3. Prinsip Kepuasan Hati
   (1Kor 7:17-24)
   
4. 4. Nasihat kepada Orang yang Tidak Menikah
   (1Kor 7:25-38)
   
5. 5. Pengarahan Tentang Nikah Ulang
   (1Kor 7:39-40)
   Prinsip: Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang
   suami atau istri; kepada orang lainnya, Ia berikan karunia
   untuk tinggal membujang demi kepentingan kerajaan-Nya
   (1Kor 7:7,32)
   
2. B. Pertanyaan Mengenai Penggunaan Kemerdekaan Kristen
   (1Kor 8:1-11:1)
   
1. 1. Masalah Makanan yang Dipersembahkan kepada Berhala
   (1Kor 8:1-13)
   
2. 2. Disiplin Paulus dalam Menggunakan Kemerdekaannya
   (1Kor 9:1-27)
   
3. 3. Peringatan Terhadap Percaya Diri yang Berlebih-lebihan
   (1Kor 10:1-13)
   
4. 4. Ketidaksesuaian Pesta Penyembahan Berhala dengan Meja Tuhan
   (1Kor 10:14-23)
   
5. 5. Beberapa Prinsip Umum dan Nasihat Praktis
   (1Kor 10:24-11:1)
   Prinsip: Lakukan segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada
   Allah; jangan melakukan sesuatupun yang bisa menyebabkan
   orang lain tersandung (1Kor 10:31-32) atau mungkin saudara
   didiskualifikasi dari pertandingan (1Kor 9:24-27)
   
3. C. Pertanyaan Mengenai Ibadah Bersama
   (1Kor 11:2-14:40)
   
1. 1. Tudung Kepala Wanita dalam Jemaat
   (1Kor 11:2-16)
   
2. 2. Sikap dalam Mengikuti Perjamuan Tuhan
   (1Kor 11:17-34)
   
3. 3. Karunia-Karunia Rohani
   (1Kor 12:1-14:40)
   Prinsip: Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur
   (1Kor 14:40)
   
4. D. Pertanyaan Mengenai Kebangkitan
   (1Kor 15:1-58)
   
1. 1. P. Bagaimana Mungkin Ada Orang yang Mengatakan Bahwa Tidak Ada
   Kebangkitan Orang Mati? (1Kor 15:12)
   
5. J. Kepastian Kebangkitan
   (1Kor 15:1-34)
   
1. 2. P. Bagaimanakah Orang Mati Dibangkitkan? Dan dengan Tubuh Apakah
   Mereka Akan Datang Kembali? (1Kor 15:35)
   
6. J. Sifat Tubuh Kebangkitan
   (1Kor 15:35-57)
   
1. 3. Kesimpulan Terhadap Pertanyaan Itu
   (1Kor 15:58)
   Prinsip: Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan
   mereka yang menjadi milik Kristus ketika Ia datang kembali
   (1Kor 15:22-23)
   
7. E. Pertanyaan Mengenai Pengumpulan Uang bagi Orang Kudus
   (1Kor 16:1-9)
   
4. Pengarahan-Pengarahan Akhir
   (1Kor 16:10-24)
   

Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat ini:

1. (1) Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa serius.
2. (2) Untuk memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis oleh orang Korintus. Hal-hal ini meliputi soal doktrin dan juga perilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

o Bacalah dengan saksama 1Ko 1:17 sampai 1Ko 2:13, dan
catatlah hal-hal yang berhubungan dengan hikmat, kuasa, kebodohan atau
kelemahan. Paulus menggunakan masing-masing ini dalam dua cara: sebagaimana
dilihat oleh manusia dan sebagaimana Allah melihatnya. Coba jelaskan semua
pokok ini.
o Dalam pasal 5 dan 6 Paulus mulai mengajukan tujuh pertanyaan dengan 'Tidak tahukah kamu?':
- sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan. 1Ko 5:6
- orang kudus akan menghakimi dunia. 1Ko 6:2
- kita akan menghakimi malaikat-malaikat. 1Ko 6:3
- orang-orang yang tidak benar tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 1Ko 6:9
- tubuhmu adalah anggota Kristus. 1Ko 6:15
- siapa yang mengikatkan dirinya dengan pelacur, menjadi satu tubuh dengan dia. 1Ko 6:16
- tubuhmu adalah bait Roh Kudus. 1Ko 6:19

Atas dasar apa Paulus berharap agar orang Kristen di Korintus mengetahui
ketujuh prinsip ini? Jika kita tahu ketujuh prinsip ini, apa pengaruhnya atas
tingkah laku kita?
o Empat dasar injil. Dalam 1Ko 15:3-5 Paulus mempersingkat Injil menjadi empat dasar pengajaran.

1. Kristus mati untuk dosa-dosa kita sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci.
2. Ia dikuburkan.
3. Ia dibangkitkan pada hari ketiga sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab suci.
4. Ia menampakkan diri...

Selidikilah dalam seluruh Perjanjian Lama dan tunjukkan bahwa Kristus mati
untuk dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci dan bahwa Kristus dibangkitkan
pada hari ketiga sesuai dengan kitab suci.

o Pasal 15 mengenai kebangkitan. Apa konsekuensi dari kepercayaan yang tidak
mengakui adanya kebangkitan (ayat 12-19)?

Perhatikan tiga pasangan yang mencolok yang ditunjukkan oleh Paulus dalam ayat
45-49:

1. Adam pertama dan Adam terakhir.
2. Manusia pertama dan Manusia kedua.
3. Manusia dari debu dan Manusia dari surga.
Mengapa Yesus dikatakan Adam terakhir, tetapi Manusia kedua? (Pelajarilah
dengan saksama Rom 5:6-21 untuk lebih mendalami hal yang sangat
kontras antara Adam dan Kristus).

Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja yang para anggotanya tetap hidup "duniawi" (1Kor 3:1-3) dan tidak secara tegas memisahkan diri dari masyarakat di sekelilingnya yang menyembah berhala (2Kor 6:17) - masalah seperti sifat memecah belah (1Kor 1:10-13; 1Kor 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinaan (1Kor 5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (1Kor 6:12-20), perkara hukum sekular antara orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (pasal 15; 1Kor 15:1-58) dan perselisihan mengenai "kemerdekaan Kristen" (pasal 8, 10; 1Kor 8:1-13; 1Kor 10:1-33). Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan (pasal 7; 1Kor 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal 11-14; 1Kor 11:1--14:40), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di Yerusalem (1Kor 16:1-4).

Antara berbagai kebenaran yang paling penting dari surat 1 Korintus terdapat pengajaran Paulus mengenai manifestasi karunia Roh Kudus dalam konteks ibadah bersama (pasal 12-14; 1Kor 12:1--14:40). Lebih dari lain tempat dalam PB, pasal-pasal ini memberikan pemahaman terhadap sifat dan unsur-unsur ibadah dalam gereja mula-mula (bd. 1Kor 14:26-33). Paulus menunjukkan bahwa maksud Allah bagi gereja meliputi berbagai manifestasi Roh yang terjadi melalui orang percaya yang setia (1Kor 12:4-10) dan orang-orang yang dipanggil untuk pelayanan-pelayanan tertentu (1Kor 12:28-30) -- keanekaragaman dalam kesatuan yang disamakan dengan banyaknya fungsi dari tubuh manusia (1Kor 12:12-27). Ketika memberikan pedoman bagi fungsi bersama karunia rohani, Paulus membuat suatu perbedaan yang penting antara hal membangun pribadi dan hal membangun segenap anggota (1Kor 14:2-6,12,16-19,26), dengan menegaskan bahwa semua manifestasi dan karunia yang bersifat umum harus mengalir keluar dari kasih (pasal 13; 1Kor 13:1-13) dan berada demi pembangunan orang percaya yang sedang berhimpun (1Kor 12:7; 1Kor 14:4-6,26).

Lima ciri utama menandai surat ini:

1. (1) Surat ini paling berpusat pada persoalan dibandingkan dengan kitab lain dalam PB. Dalam menangani berbagai masalah dan perkara di Korintus, Paulus memberikan prinsip rohani yang jelas dan kekal (lih. Garis Besar), di mana setiap prinsip itu dapat diterapkan secara menyeluruh dalam seluruh jemaat (mis. 1Kor 1:10; 1Kor 6:17,20; 1Kor 7:7; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:31-32; 1Kor 14:1-10; 1Kor 15:22-23).
2. (2) Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh Kristus, suatu fokus yang ada dalam pembahasan tentang perpecahan, Perjamuan Kudus, dan karunia-karunia rohani.
3. (3) Surat ini berisi pengajaran PB yang paling luas mengenai berbagai pokok penting seperti pembujangan, perkawinan dan nikah ulang (pasal 7; 1Kor 7:1-40); Perjamuan Kudus (1Kor 10:16-21; 1Kor 11:17-34); berkata-kata dengan bahasa Roh, nubuat, dan karunia rohani dalam perhimpunan bersama (pasal 12, 14; 1Kor 12:1-31; 1Kor 14:1-40); kasih agape (pasal 13; 1Kor 13:1-13); dan kebangkitan tubuh (pasal 15; 1Kor 15:1-58).
4. (4) Surat ini memberikan hikmat yang tak ternilai untuk pengawasan para gembala sidang berhubungan dengan disiplin gereja (pasal 5; 1Kor 5:1-13).
5. (5) Surat ini menekankan adanya kemungkinan untuk undur dari iman oleh mereka yang berkanjang dalam perilaku yang tidak benar dan tidak berpegang kepada Kristus dengan sungguh-sungguh (1Kor 6:9-10; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:5-12,20-21; 1Kor 15:1-2).

Paulus membicarakan pernikahan

Kekudusan pernikahan. Peraturan tentang pernikahan di antara orang-orang percaya bukan Yahudi.

7:1 Dia membicarakan tentang pernikahan,
7:4 menunjukkannya sebagai pertolongan agar tidak berzina,
7:10 dan karenanya ikatan itu tidak boleh dengan mudah diceraikan.
7:20 Semua orang harus puas dengan pekerjaannya.
7:25 Mengapa kegadisan dipertahankan.
7:35 dan untuk alasan apa kita menikah atau membujang.

Tentang perkawinan (7:1-16)
Hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil Allah (7:17-40)

Allah, Kristus, Roh Kudus, Paulus.

Allah, Iblis, Kristus, Roh Allah, Tuhan

Pernikahan ditetapkan melalui hikmat ilahi untuk mencegah perzinahan. Laki-laki dan istrinya tidak boleh berpisah untuk kesenangan, ataupun untuk sebab lain kecuali yang diperbolehkan Kristus, karena pernikahan adalah sebuah lembaga ilahi dan sebuah penyatuan hidup melalui perjanjian Allah. Meskipun seorang Kristen telah dipersatukan dengan seorang yang tidak percaya, sebelum menerima Kristus, mereka adalah satu daging, mereka harus tetap bersama dan pasangan yang percayalah yang harus dikuduskan demi pasangan yang belum percaya itu.

-

Dalam pasal ke-7 dari Kitab 1 Korintus, rasul Paulus memberikan nasihat mengenai pernikahan dan kehidupan lajang. Ia mengatakan bahwa pernikahan adalah baik, tetapi jika seseorang tidak dapat mengendalikan diri, lebih baik untuk menikah daripada terjerumus dalam dosa. Paulus juga mengingatkan bahwa suami dan istri memiliki tanggung jawab satu sama lain, dan tidak boleh meninggalkan pasangan mereka. Bagi mereka yang belum menikah, Paulus mengatakan bahwa lebih baik untuk tetap dalam keadaan seperti itu, tetapi jika mereka tidak dapat mengendalikan diri, lebih baik untuk menikah. Paulus juga memberikan nasihat mengenai pernikahan dengan orang yang tidak percaya, bahwa jika pasangan yang tidak percaya ingin berpisah, biarkan mereka berpisah. Paulus menekankan pentingnya hidup dalam damai sejahtera dan ketaatan terhadap perintah-perintah Allah.

Latar belakang dari pasal ke-7 dari Kitab 1 Korintus adalah sebagai berikut:

1. Konteks Historis: Kitab 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 55-56 Masehi. Surat ini ditujukan kepada jemaat di Korintus, sebuah kota di Yunani. Jemaat ini menghadapi berbagai masalah dan pertentangan dalam kehidupan gereja mereka.

2. Konteks Budaya: Korintus adalah sebuah kota yang terkenal dengan kehidupan yang penuh dengan kebebasan seksual dan percampuran budaya. Jemaat di Korintus juga terpengaruh oleh budaya pagan yang ada di sekitar mereka.

3. Konteks Literatur: Surat 1 Korintus adalah salah satu surat rasul Paulus yang ditulis untuk memberikan nasihat dan pengajaran kepada jemaat di Korintus. Surat ini berisi berbagai topik seperti perpecahan dalam gereja, pernikahan, kehidupan rohani, dan pelayanan gereja.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, terdapat beberapa peristiwa dan topik yang dibahas oleh Paulus. Misalnya, dalam pasal 6, Paulus membahas tentang penyelesaian perselisihan antara sesama anggota jemaat melalui pengadilan dunia. Dia menekankan pentingnya penyelesaian perselisihan secara damai dan menghindari pengadilan dunia.

Dalam pasal 7, Paulus melanjutkan pembahasannya dengan mengatasi beberapa pertanyaan dan masalah yang diajukan oleh jemaat di Korintus tentang pernikahan dan kehidupan keluarga. Dia memberikan nasihat dan pengajaran mengenai pernikahan, perceraian, dan hidup sebagai lajang.

Dalam konteks teologis, Paulus menekankan pentingnya hidup yang kudus dan setia kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pernikahan dan kehidupan keluarga. Dia juga mengajarkan tentang pentingnya menghormati panggilan dan situasi hidup masing-masing individu dalam mengikut Kristus.

Demikianlah latar belakang singkat dari pasal ke-7 Kitab 1 Korintus. Semoga ini membantu Anda memahami konteks historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal ini.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Korintus pasal 7:

- Menikah dan Perzinaan (1 Korintus 7:1-2): Paulus menjelaskan bahwa karena adanya perzinaan, setiap laki-laki sebaiknya memiliki istrinya sendiri dan setiap perempuan memiliki suaminya sendiri.

- Kewajiban dalam Pernikahan (1 Korintus 7:3-5): Paulus mengajarkan bahwa suami harus memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, begitu pula istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, melainkan suaminya, begitu pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, melainkan istrinya.

- Kehidupan Bersama dan Pengendalian Diri (1 Korintus 7:5-6): Paulus menyarankan agar suami dan istri tidak menjauhi satu sama lain, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu agar mereka dapat memberikan waktu untuk berdoa. Setelah itu, mereka harus hidup bersama-sama lagi agar Iblis tidak mencobai mereka karena ketidakmampuan dalam pengendalian diri.

- Menikah atau Tidak Menikah (1 Korintus 7:7-9): Paulus mengatakan bahwa setiap orang memiliki karunia dari Allah, dan bahwa lebih baik bagi mereka yang tidak menikah dan para janda untuk tetap dalam keadaan seperti dirinya. Namun, jika mereka tidak dapat mengendalikan diri, lebih baik bagi mereka untuk menikah.

- Perceraian dan Pernikahan dengan Orang yang Tidak Percaya (1 Korintus 7:10-16): Paulus mengajarkan bahwa istri tidak boleh meninggalkan suaminya, dan suami tidak boleh menceraikan istrinya. Jika ada saudara yang memiliki pasangan yang tidak percaya, mereka harus tetap bersama jika pasangan tersebut mau hidup bersama mereka. Namun, jika pasangan yang tidak percaya ingin berpisah, mereka diperbolehkan untuk berpisah.

- Hidup dalam Damai Sejahtera (1 Korintus 7:15-16): Paulus mengatakan bahwa Allah telah memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera. Jika pasangan yang tidak percaya ingin berpisah, biarkan mereka berpisah. Namun, kita harus tetap tinggal bersama Allah dalam keadaan ketika kita dipanggil.

- Kondisi Sosial dan Ketaatan terhadap Perintah Allah (1 Korintus 7:17-24): Paulus mengajarkan bahwa setiap orang harus tetap tinggal dalam keadaan seperti ketika ia dipanggil. Apakah ia seorang budak atau orang merdeka, yang penting adalah ketaatan terhadap perintah-perintah Allah.

- Nasihat bagi Orang yang Belum Menikah (1 Korintus 7:25-40): Paulus memberikan nasihat kepada orang-orang yang belum menikah. Ia mengatakan bahwa ia tidak mempunyai perintah dari Tuhan mengenai hal ini, tetapi memberikan pendapatnya sebagai orang yang dapat dipercaya. Ia menganggap bahwa lebih baik bagi seseorang untuk tetap tinggal seperti apa adanya. Jika seseorang sudah mantap dalam hatinya untuk tidak menikah, ia bertindak dengan baik. Namun, jika seseorang menikah, ia tidak berdosa.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Paulus: Penulis surat ini, yang memberikan nasihat dan perintah kepada jemaat di Korintus.
- Istri: Merujuk kepada perempuan yang menikah.
- Suami: Merujuk kepada laki-laki yang menikah.
- Istri yang tidak percaya: Merujuk kepada perempuan yang menikah dengan laki-laki yang tidak percaya.
- Suami yang tidak percaya: Merujuk kepada laki-laki yang menikah dengan perempuan yang tidak percaya.
- Anak-anak: Merujuk kepada anak-anak dari perkawinan antara seorang yang percaya dan yang tidak percaya.
- Saudara/saudari: Merujuk kepada anggota jemaat di Korintus.
- Gadis: Merujuk kepada perempuan yang belum menikah.
- Orang yang sudah mantap dalam hatinya: Merujuk kepada seseorang yang telah memutuskan untuk tidak menikahi pasangannya.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Korintus: Kota di Yunani, tempat jemaat yang dituju oleh surat ini berada.

Kata kunci dalam Kitab "1 Korintus" pasal "7" adalah sebagai berikut:

1. Menikah: Pasal ini membahas tentang pernikahan dan kewajiban suami-istri.
2. Perzinaan: Pasal ini menekankan pentingnya menjauhi perzinaan dan hidup setia dalam pernikahan.
3. Pengendalian diri: Pasal ini mengajarkan pentingnya mengendalikan nafsu daging dan hidup dalam ketaatan terhadap perintah-perintah Allah.
4. Perceraian: Pasal ini memberikan instruksi mengenai perceraian, bahwa istri tidak boleh meninggalkan suaminya dan suami tidak boleh menceraikan istrinya.
5. Hidup dalam damai sejahtera: Pasal ini mengajarkan pentingnya hidup dalam damai sejahtera dan menjaga hubungan suami-istri.
6. Sunat: Pasal ini membahas tentang pentingnya ketaatan terhadap perintah-perintah Allah, baik itu terkait sunat atau tidak.
7. Kebebasan: Pasal ini mengajarkan pentingnya hidup dalam kebebasan yang diberikan oleh Kristus, tetapi juga mengingatkan bahwa kebebasan tersebut harus digunakan dengan bijaksana.
8. Kehidupan duniawi: Pasal ini mengingatkan bahwa keadaan dunia ini sedang lenyap dan mengajak untuk tidak terlalu terikat pada hal-hal duniawi.
9. Pelayanan kepada Tuhan: Pasal ini mengingatkan pentingnya pelayanan kepada Tuhan dan menjaga agar pelayanan tidak terganggu oleh hal-hal duniawi.
10. Kematian dan pernikahan: Pasal ini memberikan panduan mengenai status pernikahan setelah kematian pasangan.

Ini adalah beberapa kata kunci yang dapat diidentifikasi dalam Kitab "1 Korintus" pasal "7".

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab 1 Korintus pasal 7:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh rasul Paulus dalam pasal 7 ini?
2. Bagaimana pandangan Paulus tentang pernikahan dan kehidupan lajang?
3. Apa yang dikatakan Paulus tentang kewajiban suami terhadap istri dan istri terhadap suami?
4. Mengapa Paulus mengatakan bahwa lebih baik bagi orang yang belum menikah untuk tetap dalam keadaan seperti dirinya?
5. Apa yang dikatakan Paulus tentang pernikahan antara seorang Kristen dan seorang yang tidak percaya?
6. Bagaimana pandangan Paulus tentang sunat dan status sosial?
7. Apa yang dikatakan Paulus tentang keadaan dunia ini dan bagaimana hal itu mempengaruhi cara kita hidup?
8. Bagaimana pandangan Paulus tentang pelayanan kepada Tuhan dan bagaimana hal itu terkait dengan kehidupan pernikahan?
9. Apa yang dikatakan Paulus tentang kebebasan dalam memilih untuk menikah atau tidak menikah?
10. Bagaimana pandangan Paulus tentang kematian suami atau istri dan pernikahan kembali?

Hal-hal menarik terkait Kitab 1 Korintus pasal 7:

1. Paulus menekankan pentingnya pengendalian diri dalam konteks pernikahan dan kehidupan lajang.
2. Paulus memberikan nasihat praktis tentang bagaimana menjaga hubungan pernikahan yang sehat dan harmonis.
3. Paulus mengakui bahwa setiap orang memiliki karunia dan panggilan yang berbeda-beda dari Allah.
4. Paulus menekankan pentingnya hidup dalam damai sejahtera dan menghindari konflik dalam hubungan pernikahan.
5. Paulus mengingatkan bahwa waktu kita di dunia ini terbatas dan kita harus hidup dengan fokus pada hal-hal yang kekal.
6. Paulus menekankan pentingnya mempertimbangkan kehendak Tuhan dalam setiap keputusan yang kita buat, termasuk dalam hal pernikahan.
7. Paulus menekankan pentingnya ketaatan terhadap perintah-perintah Allah dan hidup dalam keadaan yang kita dipanggil.
8. Paulus memberikan nasihat tentang bagaimana menghormati dan menghargai pasangan hidup kita, baik dalam pernikahan maupun kehidupan lajang.
9. Paulus mengingatkan bahwa kita telah ditebus oleh Kristus dan tidak boleh menjadi budak manusia atau hal-hal duniawi.
10. Paulus menekankan pentingnya menjaga fokus pada pelayanan kepada Tuhan dan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu pelayanan kita.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab 1 Korintus pasal 7.

Dari pasal 7 Kitab 1 Korintus, ada beberapa hal yang dapat kamu pelajari dan terapkan dalam hidupmu:

1. Pentingnya kesetiaan dalam pernikahan: Pasal ini menekankan pentingnya setiap suami dan istri memenuhi kewajibannya terhadap pasangannya. Suami harus memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, begitu pula istri terhadap suaminya. Ini mengajarkan pentingnya kesetiaan dan saling menghormati dalam pernikahan.

2. Kebijaksanaan dalam hidup lajang: Pasal ini juga memberikan nasihat kepada mereka yang belum menikah atau janda. Paulus mengatakan bahwa lebih baik bagi mereka untuk tetap dalam keadaan seperti dirinya. Namun, jika mereka tidak dapat mengendalikan diri, lebih baik mereka menikah. Ini mengajarkan pentingnya kebijaksanaan dalam mengambil keputusan hidup lajang atau menikah.

3. Pentingnya hidup dalam damai sejahtera: Pasal ini mengingatkan kita bahwa Allah telah memanggil kita untuk hidup dalam damai sejahtera. Kita harus berusaha hidup dalam damai dengan pasangan kita dan menjaga hubungan yang harmonis.

4. Pentingnya ketaatan terhadap perintah-perintah Allah: Pasal ini menekankan pentingnya ketaatan terhadap perintah-perintah Allah. Apapun keadaan hidup kita, yang terpenting adalah ketaatan kita kepada Allah dan hidup sesuai dengan panggilan-Nya.

Berikut adalah beberapa doa yang dapat kamu doakan terkait dengan pasal ini:

1. Doa untuk kesetiaan dalam pernikahan: Tuhan, tolonglah kami untuk tetap setia dan saling menghormati dalam pernikahan kami. Bantu kami memenuhi kewajiban kami terhadap pasangan kami dan hidup dalam kasih dan pengertian. Amin.

2. Doa untuk kebijaksanaan dalam hidup lajang: Tuhan, berikanlah kami kebijaksanaan dalam mengambil keputusan hidup lajang atau menikah. Bantu kami mengendalikan diri kami dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

3. Doa untuk hidup dalam damai sejahtera: Tuhan, bantulah kami untuk hidup dalam damai sejahtera dengan pasangan kami. Berikanlah kami kebijaksanaan dan kasih untuk menjaga hubungan kami tetap harmonis. Amin.

4. Doa untuk ketaatan terhadap perintah-perintah Allah: Tuhan, kuatkanlah iman kami dan bantu kami untuk tetap setia dan taat kepada-Mu. Bimbinglah kami dalam hidup kami sehingga kami dapat hidup sesuai dengan panggilan-Mu. Amin.

Semoga doa-doa ini dapat membantu kamu dalam mengaplikasikan ajaran dari pasal 7 Kitab 1 Korintus dalam hidupmu.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab 1 Korintus Pasal 7 :

1. What (Apa):
- Pasal 7 dari Kitab 1 Korintus membahas tentang perkawinan, perzinaan, dan kehidupan dalam Kristus.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Paulus, yang menulis kepada jemaat di Korintus.

3. Where (Dimana):
- Surat ini ditulis oleh Paulus dari Efesus, kepada jemaat di Korintus, sebuah kota di Yunani.

4. When (Kapan):
- Surat ini ditulis oleh Paulus sekitar tahun 55-56 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk menjawab pertanyaan dan memberikan nasihat mengenai perkawinan dan kehidupan dalam Kristus kepada jemaat di Korintus.

6. How (Bagaimana):
- Paulus menjelaskan bahwa perkawinan adalah baik, tetapi karena adanya perzinaan, setiap laki-laki sebaiknya memiliki istrinya sendiri dan setiap perempuan memiliki suaminya sendiri.
- Istri dan suami memiliki kewajiban satu sama lain dalam perkawinan.
- Paulus memberikan nasihat kepada mereka yang belum menikah, bahwa lebih baik tetap dalam keadaan seperti dirinya, tetapi jika mereka tidak dapat mengendalikan diri, sebaiknya mereka menikah.
- Bagi mereka yang sudah menikah, Paulus memberikan perintah agar istri tidak meninggalkan suaminya dan suami tidak menceraikan istrinya.
- Paulus juga memberikan nasihat mengenai perkawinan antara seorang percaya dengan seorang yang tidak percaya, bahwa jika pasangan yang tidak percaya mau hidup bersama, janganlah meninggalkan pasangan tersebut.
- Paulus juga menekankan pentingnya hidup dalam damai sejahtera dan menjalani kehidupan sesuai dengan panggilan masing-masing.
- Paulus juga memberikan nasihat mengenai sunat dan keadaan sosial, bahwa yang penting adalah ketaatan terhadap perintah-perintah Allah.
- Paulus mengingatkan bahwa waktu sudah singkat dan mengajak mereka untuk hidup dalam kesederhanaan dan fokus pada pelayanan kepada Tuhan.

Semoga analisis ini dapat membantu Anda dalam memahami isi dari Kitab 1 Korintus Pasal 7.