Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra
Beeri (Hos 1:1). Tidak ada lagi yang diketahui tentang nabi ini selain
beberapa kilasan otobiografis di dalam kitab itu sendiri. Hosea adalah
penduduk Israel, bukan Yehuda, dan ia bernubuat kepada bangsanya sendiri.
Hal ini tampak dari
- (1) banyak acuannya kepada "Israel" dan "Efraim" (dua sebutan terkemuka bagi
kerajaan utara) serta "Samaria" (ibu kota kerajaan utara),
- (2) acuannya kepada raja Israel di Samaria sebagai "raja kita"
(Hos 7:5), dan
- (3) perhatiannya yang mendalam akan kebobrokan rohani, moral, politik dan
sosial Israel.
Pelayanan Hosea kepada kerajaan utara terjadi segera setelah pelayanan
Amos (seorang nabi Yehuda yang bernubuat kepada Israel). Hanya kitab
nabi Amos dan Hosea di PL yang seluruh beritanya dialamatkan ke
kerajaan utara dan menubuatkan kebinasaannya yang akan datang.
Hosea dipanggil Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Israel yang sedang
ambruk selama sekitar 30 tahunnya yang terakhir, seperti yang kemudian
dilakukan oleh Yeremia kepada Yehuda. Ketika Hosea memulai pelayanannya pada
masa akhir pemerintahan Yerobeam II, Israel sedang mengalami kemakmuran
ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara waktu yang menciptakan rasa
aman yang palsu. Akan tetapi, segera setelah Yerobeam II wafat (753 SM),
keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju kehancurannya yang
terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya, empat raja
Israel terbunuh; dalam 15 tahun lagi Samaria merupakan puing-puing berasap
dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara
berbagai bangsa. Pernikahan Hosea yang tragis dan firman nubuatnya dipadukan
sebagai pesan Allah kepada Israel sepanjang tahun-tahun terakhir yang kacau
menuju kehancurannya ini.
Allah memerintahkan Hosea untuk "kawini seorang perempuan sundal"
(Hos 1:2) untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah.
Sekalipun ada yang menafsirkan pernikahan Hosea sebagai kiasan khayalan,
kebanyakan sarjana Alkitab yang konservatif memandangnya sebagai benar-benar
terjadi. Akan tetapi, kelihatan tidak mungkin bahwa Allah akan memerintahkan
seorang nabi yang saleh menikahi perempuan sundal untuk menggambarkan
berita-Nya kepada Israel; rupanya kemungkinannya lebih besar bahwa Hosea
menikahi Gomer ketika ia masih perawan dan kemudian ia menjadi pelacur.
Jadi, perintah untuk "kawinilah seorang perempuan sundal" diberikan sebagai
nubuat yang mengantisipasi apa yang akan terjadi.
Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan
Yerobeam II dari Israel dan empat raja Yehuda (Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia;
lih. Hos 1:1) -- yaitu, sekitar 755-715 SM -- yang tidak hanya
menjadikannya rekan sezaman yang lebih muda daripada Amos, tetapi juga dari
Yesaya dan Mikha. Kenyataan bahwa Hosea menetapkan tanggal dari sebagian
besar pelayanannya dengan mengacu kepada empat raja Yehuda dan bukan kepada
masa pemerintahan yang singkat dari enam raja Israel terakhir, mungkin
menunjukkan bahwa ia melarikan diri dari kerajaan utara untuk tinggal di
Yehuda menjelang kehancuran Samaria, oleh Asyur (tahun 722 SM); di sanalah
dia menyusun nubuat-nubuatnya menjadi kitab yang berjudul namanya ini.