Kitab Kidung Agung adalah sebuah kumpulan puisi cinta yang terdiri dari 8 pasal. Pasal
6 terletak di tengah-tengah kitab ini. Kitab ini ditulis oleh Raja Salomo dan dianggap sebagai perumpamaan tentang hubungan cinta antara Allah dan umat-Nya, atau antara Kristus dan gereja.
Dalam konteks historis, Kitab Kidung Agung diyakini ditulis pada abad ke-10 SM, pada masa pemerintahan Raja Salomo. Puisi-puisi ini mencerminkan kehidupan istana dan kehidupan sehari-hari di Israel pada masa itu.
Dalam konteks budaya, puisi-puisi ini menggambarkan keindahan dan keintiman hubungan antara seorang pria dan seorang wanita. Puisi-puisi ini menggunakan bahasa metaforis dan imajinatif untuk menggambarkan perasaan cinta dan keinginan antara kedua belah pihak.
Dalam konteks literatur, Kitab Kidung Agung adalah salah satu contoh puisi cinta yang paling terkenal dalam Alkitab. Puisi-puisi ini menggunakan gaya sastra yang indah dan puitis, dengan penggunaan metafora dan perumpamaan yang kaya.
Dalam konteks teologis, Kitab Kidung Agung dianggap sebagai gambaran tentang hubungan cinta antara Allah dan umat-Nya. Beberapa teolog juga melihatnya sebagai gambaran tentang hubungan antara Kristus dan gereja. Kitab ini mengajarkan tentang pentingnya cinta, kesetiaan, dan keintiman dalam hubungan manusia dengan Allah dan satu sama lain.
Sebelum pasal
6, dalam pasal-pasal sebelumnya, puisi-puisi ini menggambarkan pertemuan, keinginan, dan cinta antara pria dan wanita. Mereka saling memuji dan mengungkapkan perasaan cinta mereka satu sama lain. Pasal
6 melanjutkan tema ini dengan menggambarkan keindahan dan kecantikan sang wanita, serta keinginan pria untuk bersamanya.
Demikianlah latar belakang singkat dari pasal
6 Kitab Kidung Agung dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya.