Statistik	40 pasal, 1213 ayat, 32.692 kata
Penulis	Musa
Tema	Penebusan; Penebusan melalui darah.
Waktu	Sekitar 1445-1405 SM
Tempat	Mesir, Laut Merah*, Gunung Sinai
Kata Kunci	Paskah.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Anak Domba Paskah

Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani _exodos_ (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.

Dua persoalan mengenai latar belakang kitab Keluaran telah menimbulkan pertentangan besar: tanggal bangsa Israel keluar dari Mesir dan penulis kitab ini.

1. (1) Para ahli telah mengusulkan dua tanggal keluarnya bangsa Israel itu.
1. (a) "Tanggal yang dini" (juga disebut tanggal alkitabiah) diambil dari 1Raj 6:1 yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel"; berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM. Juga dalam Hak 11:26, Yefta (+ 1100 SM) menyatakan bahwa bangsa Israel telah menduduki tanah mereka selama 300 tahun, yang akan menempatkan saat penaklukan kurang lebih tahun 1400 SM. Kronologi peristiwa keluaran, penaklukan tanah Kanaan, dan periode para hakim ini cocok dengan sejarah Israel yang tercatat selama pemerintahan tiga raja yang pertama (Saul, Daud, dan Salomo).
2. (b) "Tanggal yang belakangan" terjadinya keluaran (+ 1290 SM), diusulkan oleh para peneliti Alkitab yang liberal, berlandaskan anggapan-anggapan tertentu mengenai raja-raja Mesir dan penanggalan arkeologis tentang hancurnya kota-kota di Kanaan sepanjang masa penaklukan pada abad ke-13.
2. (2) Juga terdapat perselisihan pendapat antara para sarjana Alkitab konservatif dan liberal mengenai kepenulisan Musa.
1. (a) Para penafsir modern sering kali memandang kitab ini sebagai hasil karya beberapa orang, yang diselesaikan pada waktu yang lama sekali setelah zaman Musa (disebut teori JDEP).
2. (b) Akan tetapi, tradisi Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:31-35), ditambah kesaksian Yesus (bd. Mr 12:26), kekristenan yang mula-mula, dan hasil penelitian konservatif masa kini, semuanya menghubungkan asal mula kitab ini dengan Musa (Lihat "PENDAHULUAN ULANGAN" 08021). Lagi pula, bukti-bukti dalam kitab itu sendiri mendukung kepenulisan Musa. Banyak hal-ihwal dalam kitab Keluaran menunjukkan bahwa penulisnya merupakan seorang saksi mata peristiwa-peristiwa yang tercatat (mis. Kel 2:12; Kel 9:31-32; Kel 15:27); juga, bagian-bagian tertentu dalam kitab ini sendiri membuktikan bahwa Musa terlibat langsung dalam penulisannya (mis. Kel 17:14; Kel 24:4; Kel 34:27).

1. I. Penindasan Orang Ibrani di Mesir
   (Kel 1:1-11:10)
   
1. A. Beban Orang yang Tertindas
   (Kel 1:1-22)
   
2. B. Persiapan Sang Pembebas
   (Kel 2:1-4:31)
   
1. 1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang Pertama
   (Kel 2:1-15a)
   
2. 2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang Kedua
   (Kel 2:15-25)
   
3. 3. Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir
   (Kel 3:1-4:31)
   
3. C. Pergumulan dengan Sang Penindas
   (Kel 5:1-11:10)
   
1. 1. Permintaan: "Biarkan Umat-Ku Pergi"
   (Kel 5:1-3)
   
2. 2. Tanggapan: Penindasan Ditingkatkan
   (Kel 5:4-21)
   
3. 3. Jaminan: Tuhan Akan Menyatakan Ke-Tuhanan-Nya
   (Kel 5:22-7:13)
   
4. 4. Usaha: Sepuluh Tulah
   (Kel 7:14-11:10)
   
2. II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir
   (Kel 12:1-15:21)
   
1. A. Pembebasan Waktu Paskah: Penebusan oleh Darah
   (Kel 12:1-13:16)
   
2. B. Pembebasan di Laut Merah: Penebusan oleh Kuasa
   (Kel 13:17-14:31)
   
3. C. Nyanyian Pembebasan: Pujian kepada Sang Penebus
   (Kel 15:1-21)
   
3. III.Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalanan ke Gunung Sinai
   (Kel 15:22-18:27)
   
1. A. Ujian Kesengsaraan dan Pemeliharaan Ilahi
   (Kel 15:22-17:16)
   
1. 1. Ujian Pertama: Air Pahit di Mara
   (Kel 15:22-27)
   
2. 2. Ujian Kelaparan: Burung Puyuh dan Manna
   (Kel 16:1-36)
   
3. 3. Ujian Ketiga: Air di Rafidim
   (Kel 17:1-7)
   
4. 4. Ujian Pertentangan: Perang dengan Amalek
   (Kel 17:8-16)
   
2. B. Nasihat Jetro yang Bijaksana
   (Kel 18:1-27)
   
4. IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai
   (Kel 19:1-24:18)
   
1. A. Pengarahan Persiapan kepada Musa
   (Kel 19:1-25)
   
2. B. Sepuluh Hukum: Landasan Hidup Perjanjian
   (Kel 20:1-17)
   
3. C. Peraturan Pelindung Hubungan Perjanjian
   (Kel 20:18-23:19)
   
4. D. Janji-janji Mengenai Tanah Perjanjian
   (Kel 23:20-33)
   
5. E. Pengesahan Perjanjian
   (Kel 24:1-18)
   
5. V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai
   (Kel 25:1-40:38)
   
1. A. Pengarahan Tentang Kemah Suci
   (Kel 25:1-27:21)
   
2. B. Pengarahan Mengenai Imam
   (Kel 28:1-31:18)
   
3. C. Dosa Penyembahan Berhala
   (Kel 32:1-34:35)
   
4. D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi
   (Kel 35:1-40:38)
   

Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

1. Kemerdekaan
Keluaran dimulai dengan gambaran mengenai bagaimana bangsa Israel menggeliat di bawah kuk perbudakan. Bacalah Keluaran 1:11-14. Kebebasan mereka tidak diperoleh dengan mudah, tetapi kebebasan itu sempurna. Domba Paskah akan selalu dipandang oleh orang Kristen sebagai suatu gambaran dari Anak Domba Allah dan sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita pun selalu telah dibebaskan dari bahaya dan perbudakan dosa. Carilah dalam Perjanjian Baru sebutan Yesus sebagai Anak Domba Allah: Yoh 1:29,36; Kis 8:32-35; 1Ko 5:7; 1Pe 1:18, 19, dan telusurilah penggunaan istilah itu dalam Kitab Wahyu. Penghargaan apa yang Anda berikan atas pembebasan Anda dari perbudakan dosa?

2. Peraturan
Para budak yang baru dibebaskan diingatkan bahwa Allah mengharapkan ketaatan dari umat-Nya. Sepuluh Perintah itu sangat luar biasa, karena semua perintah itu membentuk suatu aturan moralitas yang cocok bagi semua orang di segala zaman. Perintah-perintah itu tidak pernah lapuk. Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat harus ingat, bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Dia berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh 14:15). Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21-48.

3. Penyembahan
Setelah bangsa Israel dibebaskan, mereka segera diberi petunjuk mengenai bagaimana mereka harus menyembah Allah. Kemah Suci merupakan peringatan nyata dari kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bangsa Israel menemukan sifat-sifat kesucian Allah, dan bahwa orang berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan seenaknya. Mezbah kuningan merupakan tempat untuk mengadakan korban bakaran dan ini merupakan satu-satunya jalan untuk menghampiri hadirat Allah. Pakaian imam dirancang dengan teliti, karena ia adalah orang yang mewakili umat di hadapan Allah. Setiap rinci berfungsi untuk menekankan kekudusan Allah. Kita yang telah menjadi imamat rajani dengan menjadi anak-anak Allah diingatkan, bahwa Allah tetap kudus dan hal ini harus tercermin dalam penyembahan kita. Periksalah di dalam Keluaran pemakaian kata-kata "kudus" dan "kekudusan", perhatikan bagaimana kata-kata itu menyangkut baik Allah maupun umat-Nya. Fakta mengenai kekudusan Allah seharusnya membawa pengaruh apa dalam sikap, penyembahan dan cara hidup kita?

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1. (1) Pasal 1-14 (Kel 1:1--14:31) mengisahkan _Israel di Mesir_ menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel "dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat" (Kel 6:5). Termasuk peristiwa-peristiwa bersejarah dalam bagian ini ialah:
1. (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya (pasal 2; Kel 2:1-25);
2. (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1--4:31);
3. (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1--12:51);
4. (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
5. (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1--14:31). Keluaran Israel dari Mesir di sepanjang PL dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam perjanjian yang lama.
2. (2) Pasal 16-18 (Kel 16:1--18:27) menggambarkan _Israel di padang gurun_ menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. (3) Pasal 19-40 (Kel 19:1--40:38) mencatat _Israel di Gunung Sinai_ menerima penyataan yang meliputi
1. (a) perjanjian (pasal 19; Kel 19:1-25),
2. (b) Sepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), dan
3. (c) kemah suci dan keimaman (pasal 25-31; Kel 25:1--31:18). Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya (pasal 40; Kel 40:1-38).

Lima ciri utama menandai Keluaran.

1. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi PL, Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia.
4. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang
1. (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa);
2. (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa;
3. (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus;
4. (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan-Nya; dan
5. (e) layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Sepanjang Keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam perjanjian yang baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah penting bagi PL sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penting bagi PB. Lambang-lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam PB adalah

1. (1) Musa,
2. (2) Paskah,
3. (3) penyeberangan Laut Merah,
4. (4) manna,
5. (5) batu karang dan air,
6. (6) Kemah Suci, dan
7. (7) imam besar.

Tuntutan-tuntutan moral yang mutlak dari Sepuluh Hukum diulangi dalam PB sebagai tuntutan bagi orang percaya perjanjian baru.

Tabut perjanjian,Tutup pendamaian, dll.

Pembuatan tabut perjanjian, tutup pendamaian, meja, kandil, mezbah.

37:1 Tabut perjanjian dan tutup pendamaian dengan kerub-kerub dibuat.
37:10 Meja roti sajian dengan tempat-tempatnya.
37:17 Kandil dengan lampu dan bagian-bagiannya.
37:25 Mezbah pembakaran ukupan.
37:29 Minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian.

Membuat tabut perjanjian (37:1-9)
Membuat meja roti sajian (37:10-16)
Membuat kandil (37:17-24)
Membuat mezbah pembakaran ukupan (37:25-28)
Membuat minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian (37:29-29)

Bezaleel.

Bezaleel

Sebagaimana para pekerja harus memperhatikan benar-benar untuk membuat segalanya sesuai dengan contoh dari Allah, demikianlah orang percaya harus menghormati semua terang yang diberi oleh Allah, bahkan setiap titik dan bagian dari perintah-Nya.

Yesus Kristus, perdamaian yang besar, telah mendamaikan orang percaya, memperbaharui persekutuan dengan Allah. Dari tutup pendamaian, Dia menerima kita dan mengajar kita, dan di bawah bayang-bayang Roh Kudus kita selamat/aman.

Dalam pasal 37 dari Kitab Keluaran, Bezaleel membuat tabut dari kayu akasia yang dilapisi dengan emas murni di dalam dan di luar. Dia juga membuat tutup pendamaian dari emas murni dengan dua kerub emas di ujungnya. Selain itu, Bezaleel membuat meja dari kayu akasia yang dilapisi dengan emas murni, serta perlengkapan meja seperti piring, sendok, mangkuk, dan kendi dari emas murni. Dia juga membuat kaki dian dari emas murni dengan enam cabang dan empat mangkuk yang dibentuk seperti bunga badam. Bezaleel membuat tujuh pelita dari emas murni dengan penyapit sumbu dan perbaraannya. Selain itu, dia membuat mazbah pembakaran dupa dari kayu akasia yang dilapisi dengan emas murni. Bezaleel juga membuat tongkat pengusung dari kayu akasia yang dilapisi dengan emas untuk mengangkut tabut, meja, dan mazbah. Dia juga membuat minyak urapan kudus dan dupa murni.

Kitab Keluaran adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan perjanjian Allah dengan mereka di Gunung Sinai. Pasal 37 dari Kitab Keluaran berbicara tentang pembuatan tabut perjanjian dan meja roti sajian di dalam Kemah Pertemuan.

Dalam konteks historis, pasal ini terjadi setelah bangsa Israel keluar dari Mesir dan sedang berada di padang gurun Sinai. Mereka telah menerima hukum-hukum Allah dan instruksi untuk membangun Kemah Pertemuan sebagai tempat ibadah.

Dalam konteks budaya, pembuatan tabut perjanjian dan meja roti sajian merupakan bagian dari upacara ibadah Israel kuno. Tabut perjanjian adalah tempat penyimpanan loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah. Meja roti sajian digunakan untuk meletakkan roti sajian yang harus diperbaharui setiap minggu.

Dalam konteks literatur, pasal ini merupakan bagian dari narasi yang menggambarkan pembangunan Kemah Pertemuan dan perlengkapannya. Pembangunan ini dilakukan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Allah kepada Musa.

Dalam konteks teologis, pembuatan tabut perjanjian dan meja roti sajian menunjukkan pentingnya perjanjian Allah dengan bangsa Israel dan hubungan mereka dengan-Nya. Tabut perjanjian menjadi simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya, sedangkan meja roti sajian mengingatkan bangsa Israel akan ketergantungan mereka pada Allah sebagai penyedia segala sesuatu.

Sebelum pasal 37, dalam pasal 36, bangsa Israel telah memberikan persembahan sukarela untuk membangun Kemah Pertemuan. Mereka memberikan berbagai macam bahan seperti emas, perak, kain ungu, kain kirmizi, dan kayu akasia. Pasal 36 juga mencatat bahwa para pengrajin terampil dipilih untuk membuat perlengkapan Kemah Pertemuan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Allah.

Dengan demikian, pasal 37 dari Kitab Keluaran melanjutkan narasi tentang pembangunan Kemah Pertemuan dan pembuatan perlengkapannya, dengan fokus pada tabut perjanjian dan meja roti sajian.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Keluaran pasal 37:

1. Pembuatan Tabut Perjanjian (Keluaran 37:1-9)
- Bezaleel membuat tabut dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas murni di dalam dan di luar.
- Tabut itu memiliki pengusung dan tutup pendamaian yang dihiasi dengan dua kerub emas.

2. Pembuatan Meja Roti Sajian (Keluaran 37:10-16)
- Bezaleel membuat meja dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas murni.
- Meja itu memiliki pinggiran, gelang, dan pengusung yang juga dilapisi dengan emas.
- Bezaleel juga membuat perlengkapan meja, seperti piring, sendok, mangkuk, dan kendi, dari emas murni.

3. Pembuatan Kaki Dian (Keluaran 37:17-24)
- Bezaleel membuat kaki dian dari emas murni, dengan enam cabang yang menonjol dari sisi-sisinya.
- Setiap cabang memiliki mangkuk yang dibentuk seperti bunga badam, dengan kelopak dan bunga.
- Kaki dian itu dilapisi dengan emas murni, termasuk kelopak dan cabangnya.

4. Pembuatan Pelita Emas (Keluaran 37:25-29)
- Bezaleel membuat tujuh pelita dengan penyapit sumbu dan perbaraannya dari emas murni.
- Pelita-pelita itu digunakan untuk menerangi tempat kudus.

5. Pembuatan Mazbah Pembakaran Dupak (Keluaran 37:1-9)
- Bezaleel membuat mazbah pembakaran dupa dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas murni.
- Mazbah itu memiliki tanduk, bingkai, dan gelang yang juga dilapisi dengan emas.
- Bezaleel juga membuat tongkat pengusung dari kayu akasia yang dilapisi dengan emas.

6. Pembuatan Minyak Urapan Kudus dan Dupa Murni (Keluaran 37:29)
- Bezaleel membuat minyak urapan kudus dan dupa murni yang harum, sesuai dengan petunjuk Allah.

Catatan: Ayat-ayat referensi dapat ditemukan dalam Kitab Keluaran pasal 37.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Bezaleel: Seorang tukang yang membuat tabut, meja, dan perlengkapan lainnya untuk tempat ibadah.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Tempat ibadah: Tempat di mana tabut, meja, dan perlengkapan lainnya dibuat.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "Keluaran" pasal "37" dari Alkitab:

1. Tabut (ayat 1-9): Bezaleel membuat tabut dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas murni di dalam dan di luar. Tabut ini memiliki pengusung dan tutup pendamaian yang dihiasi dengan dua kerub emas.

2. Meja Roti Sajian (ayat 10-16): Bezaleel membuat meja dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas murni. Meja ini memiliki pinggiran, gelang, dan pengusung. Bezaleel juga membuat perlengkapan meja, seperti piring, sendok, mangkuk, dan kendi, dari emas murni.

3. Kaki Dian (ayat 17-24): Bezaleel membuat kaki dian dari emas murni dengan enam cabang yang menonjol. Setiap cabang memiliki mangkuk yang dibentuk seperti bunga badam. Kaki dian ini memiliki kelopak dan bunga yang seiras dengan cabangnya.

4. Pelita (ayat 25-28): Bezaleel membuat tujuh pelita dengan penyapit sumbu dan perbaraannya dari emas murni.

5. Mazbah Pembakaran Dupa (ayat 29-29): Bezaleel membuat mazbah pembakaran dupa dari kayu akasia dan melapisinya dengan emas murni. Mazbah ini memiliki tanduk, bingkai, dan pengusung.

6. Minyak Urapan Kudus dan Dupa (ayat 29): Bezaleel juga membuat minyak urapan kudus dan dupa murni yang harum.

Kata kunci: tabut, meja roti sajian, kaki dian, pelita, mazbah pembakaran dupa, minyak urapan kudus, dupa.

Pertanyaan Refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari pembuatan tabut perjanjian dan meja roti sajian dalam pasal ini?
2. Mengapa Bezaleel menggunakan kayu akasia dan melapisi dengan emas murni untuk membuat perlengkapan kudus ini?
3. Apa arti dan simbolisme dari kerub-kerub yang ditempatkan di atas tutup pendamaian?
4. Mengapa Bezaleel membuat kaki dian dengan bentuk dan desain yang khusus?
5. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya penggunaan emas murni dalam pembuatan perlengkapan kudus ini?

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana perlengkapan kudus yang dibuat oleh Bezaleel dalam pasal ini mencerminkan kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya?
2. Apa perbedaan antara tabut perjanjian dan meja roti sajian dalam hal fungsi dan simbolisme?
3. Bagaimana penggunaan emas murni dalam pembuatan perlengkapan kudus ini mengajarkan kita tentang kemurnian dan kekudusan Allah?
4. Apa pesan yang dapat kita ambil dari perhatian terhadap detail dan keindahan dalam pembuatan perlengkapan kudus ini?
5. Bagaimana perlengkapan kudus ini mengarahkan kita untuk memahami peran Yesus Kristus sebagai tabut perjanjian dan roti hidup?

Hal Menarik:
1. Bezaleel adalah salah satu dari beberapa orang yang diberikan keahlian khusus oleh Allah untuk membuat perlengkapan kudus ini. Bagaimana pemilihan dan pemberian karunia ini mengajarkan kita tentang pentingnya kerjasama dalam membangun kerajaan Allah?
2. Pembuatan perlengkapan kudus ini membutuhkan bahan-bahan yang mahal dan berharga seperti emas murni. Bagaimana hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya memberikan yang terbaik kepada Allah dalam pelayanan kita?
3. Kerub-kerub yang ditempatkan di atas tutup pendamaian adalah gambaran dari kehadiran Allah yang kudus. Bagaimana kita dapat menghormati dan menghargai kehadiran-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari?
4. Penggunaan kayu akasia yang tahan lama dan melapisi dengan emas murni mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki fondasi yang kuat dan menghargai keindahan dalam pelayanan kita kepada Allah.
5. Perlengkapan kudus ini mengingatkan kita akan pentingnya memuliakan Allah dalam segala hal, baik dalam pelayanan gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pasal 37 Kitab Keluaran, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kualitas dan keindahan dalam pelayanan kepada Tuhan: Bezaleel membuat tabut dan meja dengan menggunakan kayu akasia yang dilapisi dengan emas murni. Ini menunjukkan bahwa kita harus memberikan yang terbaik dalam pelayanan kita kepada Tuhan. Kita harus berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan untuk memuliakan Tuhan.

2. Kerinduan untuk berdekatan dengan Tuhan: Bezaleel membuat tutup pendamaian dengan dua kerub emas di atasnya. Kerub-kerub ini melambangkan kehadiran Tuhan. Ini mengajarkan kita untuk memiliki kerinduan yang kuat untuk berdekatan dengan Tuhan dan mengalami kehadiran-Nya dalam hidup kita.

3. Kesiapan untuk melayani: Bezaleel membuat perlengkapan meja termasuk piring, sendok, mangkuk, dan kendi dari emas murni. Ini menunjukkan bahwa kita harus siap dan mempersiapkan diri kita untuk melayani Tuhan dengan segala perlengkapan yang diperlukan.

4. Pengorbanan dalam pelayanan: Bezaleel menggunakan emas murni untuk membuat kaki dian dan mazbah pembakaran dupa. Ini menunjukkan bahwa pelayanan kepada Tuhan membutuhkan pengorbanan. Kita harus siap untuk mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya kita untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Mahakuasa,
Terima kasih atas contoh Bezaleel dalam memberikan yang terbaik dalam pelayanan kepada-Mu. Bantu kami untuk memiliki kerinduan yang kuat untuk berdekatan dengan-Mu dan mengalami kehadiran-Mu dalam hidup kami. Berikan kami kesiapan dan keberanian untuk melayani-Mu dengan sepenuh hati, dan bantu kami untuk mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya kami untuk memuliakan-Mu. Amin.