Statistik	5 pasal, 105 ayat, 2.482 kata
Penulis	Petrus, rasul Yesus Kristus (1Pe 1:1).
Tema	Menderita bagi Kristus; Bagaimana kita dapat menderita untuk kemuliaan Allah.
Waktu	60-63 M
Tempat	Babilon di Efrat (dalam ps. 5).
Kata Kunci	"Berharga."
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Gembala Agung kita, yang akan segera datang dengan mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Surat ini merupakan yang pertama dari dua surat PB yang ditulis oleh rasul Petrus (1Pet 1:1; 2Pet 1:1). Petrus mengakui bahwa surat pertama ini ditulis dengan bantuan Silas (Yun. _Silvanus_) sebagai juru tulisnya (1Pet 5:12). Kemahiran Silas dalam bahasa Yunani dan gaya menulis tercermin di dalam surat ini, sedangkan bahasa Petrus yang kurang halus tampak dalam surat 2 Petrus. Nada dan isi surat ini cocok dengan apa yang kita ketahui tentang Simon Petrus. Persekutuannya yang akrab dengan Tuhan Yesus selama bertahun-tahun melandasi ingatannya kembali akan kematian (1Pet 1:11,19; 1Pet 2:21-24; 1Pet 3:18; 1Pet 5:1) dan kebangkitan Yesus (1Pet 1:3,21; 1Pet 3:21); secara tidak langsung Petrus tampaknya juga menunjuk kepada penampakan diri Yesus kepadanya di Galilea setelah kebangkitan (1Pet 2:25; 1Pet 5:2a; bd. Yoh 21:15-23). Tambahan lagi, terdapat banyak persamaan di antara surat ini dengan khotbah-khotbah Petrus yang tercatat dalam Kisah Para Rasul.

Petrus mengalamatkan surat ini kepada "orang-orang pendatang yang tersebar" di seluruh propinsi Asia Kecil kekaisaran Romawi (1Pet 1:1). Beberapa di antara mereka ini mungkin adalah orang bertobat yang menanggapi khotbahnya pada hari Pentakosta dan telah kembali ke kota masing-masing dengan iman yang baru (bd. Kis 2:9-11). Orang percaya ini disebut "pendatang dan perantau" (1Pet 2:11) untuk mengingatkan mereka bahwa perziarahan mereka sebagai orang Kristen adalah di dalam dunia yang membenci Yesus Kristus dan mereka dapat mengalami penganiayaan darinya. Mungkin Petrus menulis surat ini sebagai tanggapan terhadap laporan dari orang percaya di Asia Kecil tentang peningkatan perlawanan (1Pet 4:12-16) yang belum didukung resmi oleh pemerintah (1Pet 2:12-17).

Petrus menulis dari "Babilon" (1Pet 5:13). Kata ini dapat ditafsirkan secara harfiah sebagai negara Babilon di Mesopotamia atau sebagai ungkapan kiasan untuk Roma, pusat tertinggi dari kefasikan abad pertama. Walaupun Petrus mungkin satu kali berkunjung ke tempat penampungan golongan Yahudi-ortodoks yang besar di Babilon, kita dapat lebih mudah menerangkan bahwa Petrus, Silas (1Pet 5:12), dan Markus (1Pet 5:13) sedang bersama-sama di Roma (Kol 4:10; bd. pernyataan Papias mengenai Petrus dan Markus di Roma) pada awal dasawarsa 60-an dan bukan di Babilonia. Kemungkinan besar Petrus menulis dari Roma pada tahun 60-63 M, pasti sebelum pertumpahan darah yang mengerikan oleh Nero dimulai (th. 64 M).

1. Salam Kristen
   (1Pet 1:1-2)
   
2. I. Hubungan Orang Percaya dengan Allah
   (1Pet 1:3-2:10)
   
1. A. Keselamatan oleh Iman
   (1Pet 1:3-12)
   
2. B. Kekudusan Karena Ketaatan
   (1Pet 1:13-2:10)
   
3. II. Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya
   (1Pet 2:11-3:12)
   
1. A. Tanggung Jawab Umum
   (1Pet 2:11-17)
   
2. B. Tanggung Jawab Rumah Tangga
   (1Pet 2:18-3:7)
   
1. 1. Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya
   (1Pet 2:18-25)
   
2. 2. Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya
   (1Pet 3:1-6)
   
3. 3. Tanggung Jawab Suami Terhadap Istrinya
   (1Pet 3:7)
   
3. C. Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya
   dengan Sesamanya
   (1Pet 3:8-12)
   
4. III.Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan
   (1Pet 3:13-5:11)
   
1. A. Ketabahan Menghadapi Penderitaan
   (1Pet 3:13-4:11)
   
1. 1. Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil
   (1Pet 3:13-17)
   
2. 2. Karena Teladan Kristus yang Berkuasa
   (1Pet 3:18-4:6)
   
3. 3. Karena Urgensi pada Akhir Zaman
   (1Pet 4:7-11)
   
2. B. Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan
   (1Pet 4:12-19)
   
1. 1. Karena Menguji Realitas Iman Kita
   (1Pet 4:12)
   
2. 2. Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus
   (1Pet 4:13,14-16)
   
3. 3. Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya
   (1Pet 4:13,17-19)
   
3. C. Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan
   (1Pet 5:1-11)
   
1. 1. Kepada Penatua -- Gembalakan Domba
   (1Pet 5:1-4)
   
2. 2. Kepada Orang yang Lebih Muda
   (1Pet 5:5-11)
   
5. Penutup
   (1Pet 5:12-14)
   

Petrus menulis surat pengharapan yang penuh dengan sukacita ini untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat kafir. Petrus khawatir kalau-kalau orang percaya membangkitkan ketidaksenangan pemerintah dan menasihatkan mereka untuk mengikuti teladan Yesus dalam menderita dengan tidak bersalah, benar, dan luhur.

Petrus selalu mengulang beberapa kata tertentu yang meringkaskan apa yang dipikirkannya. Carilah ayat-ayat referensi yang berhubungan dan buatlah ringkasan ajarannya. Berikut ini adalah kesepuluh kata-kata Petrus yang paling penting.

1. Pengharapan.
1Pe 1:3,13,21;3:15

2. Kasih karunia dan belas kasihan.
1Pe 1:2, 3, 10, 13; 2:10; 3:7; 4:10; 5:5, 10, 12

3. Keselamatan.
1Pe 1:5, 9, 10; 2:2

4. Kasih.
1Pe 1:8, 22; 2:17; 3:8, 10;4:8; 5:14

5. Sukacita.
1Pe 1 6, 8; 4:13

6. Penguasaan diri.
1Pe 1:1 3; 4:7; 5:8

7. Takut.
1Pe 1:17; 2:16, 17; 3:14

8. Kerendahan hati.
1Pe 3:8; 5:5, 6

9. Berharga.
1Pe 1 7, 19; 2:4, 6, 7; 3:4

10. Kemuliaan.
1Pe 1:7, 11, 21, 24; 4:11, 13, 14; 5:1, 4, 10

Untuk pemahaman selanjutnya:

o Buatlah daftar tentang semua gambara yang dapat Anda temukan tentang
Kristen, misalnya: pendatang dan perantau (1Pe 2:11).
o Buatlah daftar dari semua perintah Petrus kepada para pembacanya. Kebanyakan
perintah itu singkat misalnya: takut kepada kepada Allah (2:17). Anda harus
mendapatkan paling sedikir 30 perintah.

1 Petrus mulai dengan mengingatkan orang percaya

1. (1) bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1Pet 1:2-5);
2. (2) bahwa iman dan kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-9);
3. (3) bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet 1:10-12); dan
4. (4) bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan dikuduskan (1Pet 1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu murni Firman Allah (1Pet 2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10), dan orang asing yang mengembara melewati negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).

Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (1Pet 2:18-24; 1Pet 3:9--5:11). Petrus meyakinkan orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka mereka akan disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita karena Kristus ini, Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan, pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan, dan ketundukan.

Lima ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Bersama dengan surat Ibrani dan kitab Wahyu, berita surat ini berkisar pada orang percaya yang menghadapi kemungkinan penganiayaan yang berat karena persatuan mereka dengan Yesus Kristus.
2. (2) Surat ini memberikan pengarahan praktis bagaimana orang Kristen harus menanggapi penganiayaan dan penderitaan yang tidak adil, lebih daripada kitab lainnya dalam PB (1Pet 3:9--5:11).
3. (3) Petrus menekankan kebenaran bahwa orang percaya adalah pendatang dan perantau di dunia ini (1Pet 1:1; 1Pet 2:11).
4. (4) Banyak nama untuk umat Allah dari PL digunakan untuk orang percaya PB (mis. 1Pet 2:5,9-10).
5. (5) Surat ini berisi ayat PB yang paling sulit ditafsirkan: kapan, di mana, dan bagaimana Yesus "memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, ... pada waktu Nuh" (1Pet 3:19-20).

Tanggung jawab suami dan istri

Kewajiban suami dan istri terhadap satu sama lain. Nasihat tentang konsistensi orang Kristen. Pengorbanan Kristus yang dilakukan bagi manusia.

3:1 Dia mengajarkan tugas istri dan suami terhadap satu sama lain;
3:8 menasihati semua orang untuk bersatu dan mengasihi;
3:14 dan menanggung aniaya.
3:19 Dia juga menyatakan keuntungan Kristus untuk roh-roh di zaman dahulu.

Hidup bersama suami isteri (3:1-7)
Kasih dan damai (3:8-12)
Menderita dengan sabar (3:13--4:6)

Allah, Kristus, Roh Kudus, Sara, Abraham.

Abraham, Allah, Injil, Kristus, Nuh, Sara, Tuhan, Yesus

Manusia duniawi merupakan pengamat yang ketat terhadap cara hidup ahli agama. Pembicaraan murni dengan rasa hormat orang Kristen di dalam kehidupan keluarga dan perbuatan orang Kristen yang sungguh terhadap segala hal, mengikuti Tuhan Yesus khususnya dalam teladan penderitaan-Nya demi kebenaran, merupakan alat yang sangat baik untuk memenangkan manusia kepada iman Injil.

ay. 18-20. Kata "memberitakan"

Dalam pasal 3 dari Kitab 1 Petrus, Petrus memberikan instruksi kepada istri-istri untuk tunduk kepada suami mereka dengan tingkah laku yang baik dan murni. Ia menekankan bahwa kecantikan sejati bukanlah dari hiasan luar, tetapi berasal dari dalam batin yang lemah lembut dan tenang. Petrus juga mengingatkan suami-suami untuk hidup dengan pengertian terhadap istri mereka yang lebih lemah, menghormati mereka, dan menjaga kesatuan pikiran dalam keluarga. Ia menekankan pentingnya belas kasih, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut, dan kerendahan hati. Petrus juga mengingatkan umat Kristen untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi untuk memberkati dan melakukan yang baik. Ia menekankan pentingnya menjaga lidah dan bibir dari kejahatan, mencari perdamaian, dan menjauhi yang jahat. Petrus mengingatkan bahwa Tuhan memperhatikan orang-orang benar dan mendengarkan doa mereka, tetapi wajah-Nya menentang orang-orang yang melakukan kejahatan. Ia juga mengingatkan umat Kristen untuk kuduskan Kristus sebagai Tuhan dalam hati mereka dan siap untuk memberi jawaban tentang pengharapan yang mereka miliki dengan lemah lembut dan hormat. Petrus mengingatkan bahwa lebih baik menderita karena berbuat baik daripada menderita karena berbuat jahat, karena Kristus sendiri telah menderita untuk membawa kita kepada Allah. Ia juga mengingatkan tentang baptisan yang menyelamatkan, bukan untuk membersihkan kotoran dari tubuh, tetapi sebagai permohonan kepada Allah untuk hati nurani yang murni melalui kebangkitan Yesus Kristus.

Latar belakang dari pasal 3 dalam Kitab 1 Petrus adalah sebagai berikut:

1. Konteks Historis: Kitab 1 Petrus ditulis oleh Rasul Petrus kepada jemaat-jemaat Kristen yang tersebar di Asia Kecil pada abad pertama Masehi. Jemaat-jemaat ini menghadapi tekanan dan penganiayaan dari pemerintah Romawi dan masyarakat sekitar.

2. Konteks Budaya: Pada saat itu, budaya Romawi sangat patriarkal, di mana peran gender sangat terstruktur. Wanita diharapkan untuk tunduk pada suami dan memiliki peran yang lebih tradisional dalam keluarga.

3. Konteks Literatur: Surat 1 Petrus adalah salah satu surat pastoral dalam Perjanjian Baru yang memberikan nasihat dan pengajaran kepada jemaat-jemaat Kristen. Surat ini juga mengandung elemen penghiburan dan dorongan bagi jemaat yang mengalami penderitaan.

4. Konteks Teologis: Surat ini menekankan pentingnya hidup yang kudus dan setia kepada Kristus dalam menghadapi penderitaan. Rasul Petrus juga mengajarkan tentang pentingnya kasih, kerendahan hati, dan saling melayani dalam komunitas Kristen.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Petrus membahas tentang penderitaan yang dialami oleh Kristus dan mengajak jemaat untuk mengikuti teladan-Nya dalam menghadapi penderitaan. Petrus juga mengingatkan jemaat tentang pentingnya hidup yang kudus dan setia kepada Kristus dalam segala aspek kehidupan. Ayat-ayat sebelumnya juga menekankan pentingnya kasih, kerendahan hati, dan saling melayani dalam komunitas Kristen.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Petrus pasal 3:

1. Tunduknya istri kepada suami (ayat 1-6)
- Istri harus tunduk kepada suami yang tidak taat kepada Firman (ayat 1-2)
- Kecantikan sejati berasal dari dalam batin, bukan dari hiasan luar (ayat 3-4)
- Contoh Sara yang taat kepada suaminya, Abraham (ayat 5-6)

2. Kehidupan suami dan istri (ayat 7)
- Suami harus hidup dengan penuh pengertian terhadap istri yang lebih lemah
- Hormati istri sebagai sesama ahli waris dalam menerima anugerah hidup

3. Kesatuan pikiran dan kasih persaudaraan (ayat 8)
- Memiliki kesatuan pikiran, belas kasih, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut, dan kerendahan hati

4. Balas kejahatan dengan berkat (ayat 9-12)
- Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau makian dengan makian
- Memberkati orang lain agar kita mewarisi berkat
- Mencari perdamaian dan menjauhi yang jahat, melakukan yang baik

5. Menderita demi kebenaran (ayat 13-17)
- Jangan takut atau gentar terhadap mereka yang membuat penderitaan
- Kuduskan Kristus sebagai Tuhan dalam hati
- Siap memberi jawaban tentang pengharapan yang kita miliki dengan lemah lembut dan hormat

6. Kristus sebagai teladan penderitaan dan kebangkitan (ayat 18-22)
- Kristus menderita karena dosa-dosa dan mati untuk membawa kita kepada Allah (ayat 18-19)
- Melalui kebangkitan-Nya, kita juga hidup dalam Roh (ayat 21-22)
- Baptisan sebagai simbol penyelamatan melalui kebangkitan Kristus (ayat 21)

7. Kristus sebagai penguasa yang tinggi (ayat 22-22)
- Kristus naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah setelah menundukkan semua malaikat, pemerintah, dan penguasa (ayat 22)

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Istri-istri (tidak disebutkan nama-nama mereka)
- Firman (merujuk kepada ajaran dan kehendak Allah)
- Sara (istri Abraham)
- Abraham (suami Sara)
- Tuhan (merujuk kepada Yesus Kristus)
- Kristus (Yesus Kristus)Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Penjara (tempat di mana roh-roh yang tidak taat pada zaman Nuh ditahan)
- Bahtera (yang dibangun oleh Nuh untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari air bah)

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "1 Petrus" pasal 3:

1. Tunduk kepada suami (ayat 1-6): Mengajarkan istri untuk tunduk kepada suami mereka dan memperlihatkan kecantikan yang berasal dari dalam batin, bukan dari hiasan luar.

2. Hidup dengan pengertian (ayat 7): Mengajarkan suami untuk hidup dengan pengertian terhadap istri mereka yang lebih lemah.

3. Kesatuan pikiran dan belas kasih (ayat 8): Mengajarkan untuk memiliki kesatuan pikiran, belas kasih, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut, dan kerendahan hati.

4. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan (ayat 9): Mengajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi memberkati orang lain.

5. Mencari perdamaian (ayat 11): Mengajarkan untuk mencari perdamaian dan menjauhi yang jahat, serta melakukan yang baik.

6. Menderita demi kebenaran (ayat 14-17): Mengajarkan bahwa lebih baik menderita karena berbuat baik daripada menderita karena berbuat jahat.

7. Kristus sebagai teladan (ayat 18-22): Mengajarkan tentang penderitaan Kristus karena dosa-dosa kita dan bagaimana Ia membawa kita kepada Allah melalui kebangkitan-Nya.

8. Baptisan dan kebangkitan Yesus (ayat 21-22): Mengajarkan bahwa baptisan bukan hanya membersihkan kotoran dari tubuh, tetapi juga permohonan kepada Allah untuk hati nurani yang murni melalui kebangkitan Yesus Kristus.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi yang dapat membantu Anda dalam memahami lebih dalam Kitab 1 Petrus pasal 3:

1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis kepada istri-istri dalam pasal ini?
2. Mengapa penulis menekankan pentingnya kecantikan yang berasal dari dalam batin dan bukan dari hiasan luar?
3. Bagaimana contoh Sara dalam pasal ini dapat menjadi teladan bagi istri-istri Kristen saat ini?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari perintah kepada suami-suami untuk hidup dengan penuh pengertian dan menghormati istri mereka?
5. Mengapa penulis menekankan pentingnya memiliki kesatuan pikiran, belas kasih, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut, dan kerendahan hati?
6. Bagaimana kita dapat memberkati orang lain dan menghindari membalas kejahatan dengan kejahatan?
7. Apa yang dapat kita pelajari dari perintah untuk menjaga lidah dan bibir kita dari kejahatan dan tipu muslihat?
8. Mengapa penulis menekankan pentingnya mencari perdamaian dan menjauhi yang jahat?
9. Bagaimana kita dapat menghadapi fitnah dan caci maki dengan hati nurani yang jernih?
10. Apa yang dapat kita pelajari dari penderitaan Kristus dan bagaimana hal itu dapat memberikan pengharapan bagi kita?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan isi dari Kitab 1 Petrus pasal 3.

Dari pasal 3 Kitab 1 Petrus, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Tunduk kepada suami: Pasal ini mengajarkan kepada istri-istri untuk tunduk kepada suami mereka. Ini bukan berarti menjadi budak atau tunduk tanpa alasan, tetapi merupakan sikap hormat dan penghormatan kepada suami sebagai kepala keluarga.

2. Kecantikan yang sejati: Pasal ini mengingatkan kita bahwa kecantikan sejati bukanlah dari penampilan luar, tetapi berasal dari dalam batin kita. Kecantikan yang tidak dapat layu adalah kecantikan yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenang.

3. Hidup dengan penuh pengertian: Pasal ini mengajarkan kepada suami-suami untuk hidup dengan penuh pengertian terhadap istri mereka yang lebih lemah. Ini berarti menghormati dan memperlakukan istri dengan penuh kasih sayang dan pengertian.

4. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan: Pasal ini mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi untuk memberkati. Kita dipanggil untuk melakukan yang baik dan mencari perdamaian.

5. Jangan takut dan gentar: Pasal ini mengingatkan kita untuk tidak takut atau gentar terhadap mereka yang membuat kita menderita karena berbuat baik. Kita harus kuduskan Kristus sebagai Tuhan dalam hati kita dan siap memberi jawaban dengan lemah lembut dan hormat.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup permohonan untuk:

1. Kemampuan untuk tunduk kepada suami dengan sukacita dan hormat.
2. Memiliki kecantikan yang sejati yang berasal dari dalam batin kita.
3. Hidup dengan penuh pengertian dan kasih sayang terhadap pasangan kita.
4. Kemampuan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi untuk memberkati.
5. Keberanian untuk tidak takut atau gentar dalam menghadapi penderitaan karena berbuat baik.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam pasal 3 Kitab 1 Petrus.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab 1 Petrus Pasal 3 :

1. What (Apa):
- Pasal 3 dari Kitab 1 Petrus berbicara tentang tindakan yang harus dilakukan oleh istri-istri dan suami-suami dalam pernikahan.
- Pasal ini juga mengajarkan tentang pentingnya hidup dengan penuh pengertian, belas kasih, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut, dan kerendahan hati.
- Pasal ini juga menekankan pentingnya menjaga lidah dan bibir agar tidak mengucapkan kejahatan dan tipu muslihat.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah Rasul Petrus, salah satu murid Yesus Kristus.
- Pasal ini ditujukan kepada istri-istri dan suami-suami.

3. Where (Dimana):
- Lokasi penulisan pasal ini tidak disebutkan secara spesifik, tetapi ditujukan untuk umat Kristen yang hidup pada waktu itu.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis pada masa ketika Rasul Petrus masih hidup, sekitar tahun 60-64 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk memberikan petunjuk dan nasihat kepada umat Kristen mengenai bagaimana hidup dalam pernikahan yang sehat dan harmonis.
- Pasal ini juga mengingatkan umat Kristen untuk hidup dengan cara yang benar dan berbuat baik, meskipun mungkin mereka harus menderita karena kebenaran.

6. How (Bagaimana):
- Istri-istri diminta untuk tunduk kepada suami mereka dan memperlihatkan kecantikan yang berasal dari dalam batin, yaitu kecantikan yang tidak dapat layu, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenang.
- Suami-suami diminta untuk hidup dengan penuh pengertian terhadap istri mereka, menghormati mereka sebagai sesama ahli waris dalam menerima anugerah hidup, dan menjaga agar doa-doanya tidak terhalang.
- Semua orang diminta untuk memiliki kesatuan pikiran, belas kasih, kasih persaudaraan, hati yang lemah lembut, dan kerendahan hati.
- Ketika menghadapi penganiayaan atau fitnah, umat Kristen diminta untuk tetap teguh dalam iman, menjawab dengan lemah lembut dan hormat, dan memiliki hati nurani yang jernih.
- Pasal ini juga mengajarkan tentang pentingnya baptisan sebagai permohonan kepada Allah untuk sebuah hati nurani yang murni melalui kebangkitan Yesus Kristus.

Semoga analisis ini dapat membantu Anda dalam memahami isi dari Kitab 1 Petrus Pasal 3.