Dalam 1 Korintus pasal 5, Paulus menegur jemaat di Korintus karena ada seorang anggota yang terlibat dalam percabulan yang sangat serius, yaitu hidup dengan istri ayahnya. Meskipun mereka mengetahui hal ini, jemaat malah bersikap sombong dan tidak mengambil tindakan. Paulus menekankan pentingnya disiplin gereja dengan menyerahkan orang tersebut kepada Iblis agar tubuhnya binasa, tetapi rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Ia mengingatkan bahwa sedikit ragi dapat mengkhamiri seluruh adonan, sehingga mereka harus menjauhkan diri dari kejahatan dan hidup dalam kemurnian.

Paulus juga menjelaskan bahwa ia tidak melarang mereka untuk bergaul dengan orang-orang cabul di dunia, tetapi ia menekankan agar mereka tidak bergaul dengan orang yang mengaku sebagai saudara namun hidup dalam dosa. Ia menegaskan bahwa penghakiman harus dimulai dari dalam jemaat, dan Allah akan menghakimi mereka yang di luar. Akhirnya, Paulus menekankan untuk mengusir orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah mereka agar jemaat tetap suci dan terpisah dari dosa.

Berikut adalah penjelasan latar belakang dari 1 Korintus pasal 5:

Latar Belakang 1 Korintus 5

1. Konteks Historis

Kitab 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 55 M, kepada jemaat di Korintus, sebuah kota pelabuhan yang ramai di Yunani. Jemaat ini terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk orang Yahudi dan non-Yahudi, yang membawa berbagai praktik dan pandangan budaya yang berbeda.

2. Konteks Budaya

Korintus dikenal dengan moralitas yang longgar dan praktik penyembahan dewa-dewa, termasuk dewi Afrodite. Dalam konteks ini, perilaku seksual yang tidak bermoral dianggap biasa. Hal ini menciptakan tantangan bagi jemaat Kristen yang berusaha hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

3. Konteks Literatur

Pasal 5 berfokus pada masalah moral dalam jemaat, khususnya mengenai seorang anggota jemaat yang terlibat dalam hubungan seksual yang tidak pantas dengan ibu tirinya. Paulus menegur jemaat karena mereka tidak mengambil tindakan disipliner terhadap pelanggaran ini, yang menunjukkan ketidakpekaan mereka terhadap dosa.

4. Konteks Teologis

Paulus menekankan pentingnya kekudusan dalam hidup orang percaya. Dia mengingatkan jemaat bahwa mereka adalah "roti yang baru" dan harus menjauhkan diri dari "ragi" (dosa) yang dapat merusak seluruh komunitas. Ini mencerminkan ajaran tentang pemisahan dari dosa dan pentingnya disiplin gereja.

Apa yang Terjadi dalam Ayat-Ayat Sebelumnya

Sebelum pasal 5, dalam 1 Korintus 4, Paulus berbicara tentang otoritasnya sebagai rasul dan tantangan yang dihadapi oleh jemaat. Dia mengingatkan mereka untuk tidak menghakimi satu sama lain dan untuk hidup dalam kerendahan hati. Ini menjadi latar belakang penting untuk memahami mengapa Paulus merasa perlu menegur mereka dengan tegas dalam pasal 5.

Dengan pemahaman ini, pembaca dapat lebih menghargai konteks dan pesan yang disampaikan oleh Paulus dalam pasal ini.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Alkitab untuk Kitab "1 Korintus" pasal 5:

• Percabulan di Jemaat
  Penjelasan tentang adanya percabulan yang serius di antara jemaat Korintus, yang bahkan tidak ditemukan di kalangan bangsa-bangsa lain. (1 Korintus 5:1)

• Sikap Jemaat
  Menyoroti sikap sombong jemaat yang tidak berduka cita atas dosa yang terjadi, seharusnya mereka lebih peka terhadap keadaan ini. (1 Korintus 5:2)

• Hukuman Rohani
  Paulus menyatakan bahwa meskipun ia tidak hadir secara fisik, ia telah menjatuhkan hukuman rohani terhadap pelaku dosa tersebut. (1 Korintus 5:3)

• Penyerahan kepada Iblis
  Menjelaskan tindakan menyerahkan pelaku dosa kepada Iblis untuk tujuan pemulihan rohani di masa depan. (1 Korintus 5:5)

• Ragi dan Adonan
  Menggunakan metafora ragi untuk menggambarkan bagaimana sedikit dosa dapat mempengaruhi seluruh jemaat, dan pentingnya menjaga kemurnian. (1 Korintus 5:6)

• Kristus sebagai Anak Domba Paskah
  Menyatakan bahwa Kristus adalah Anak Domba Paskah yang telah disembelih, yang menjadi dasar untuk hidup dalam kemurnian. (1 Korintus 5:7)

• Pesta dengan Roti Tidak Beragi
  Mengajak jemaat untuk merayakan hidup baru dalam Kristus dengan kemurnian dan kebenaran, bukan dengan dosa. (1 Korintus 5:8)

• Pergaulan dengan Orang Cabul
  Menekankan pentingnya tidak bergaul dengan orang yang mengaku saudara tetapi hidup dalam dosa, untuk menjaga kesucian jemaat. (1 Korintus 5:11)

• Penghakiman dalam Jemaat
  Menjelaskan bahwa penghakiman harus dimulai dari dalam jemaat, bukan dari orang-orang di luar. (1 Korintus 5:12)

• Mengusir Pelaku Kejahatan
  Menyatakan perintah untuk mengusir orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah jemaat sebagai tindakan disiplin. (1 Korintus 5:13)

Nama Orang

• Yesus: Tuhan yang disebutkan dalam konteks penyerahan orang yang berbuat jahat kepada Iblis.
• Kristus: Merujuk pada Yesus sebagai Anak Domba Paskah yang disembelih.

Nama Lokasi

• Korintus: Kota tempat jemaat yang ditujukan dalam surat ini, di mana masalah percabulan terjadi.

Berikut adalah analisis kata kunci dari Kitab "1 Korintus" pasal 5:

1. Percabulan

   • Tindakan immoral yang terjadi di antara jemaat, yang bahkan tidak diterima oleh bangsa-bangsa non-Kristen.

2. Sombong

   • Sikap jemaat yang tidak merasa perlu untuk mengatasi masalah moral di tengah mereka, menunjukkan ketidakpekaan terhadap dosa.

3. Hukuman

   • Tindakan disipliner yang harus diambil terhadap anggota jemaat yang berbuat dosa, meskipun secara fisik tidak hadir.

4. Roh

   • Mengacu pada kehadiran spiritual Paulus dan kuasa Yesus dalam proses penghakiman dan pemulihan.

5. Iblis

   • Entitas yang diizinkan untuk mengambil alih orang yang berbuat dosa, dengan tujuan agar orang tersebut bertobat dan diselamatkan.

6. Ragi

   • Simbol dari pengaruh buruk yang dapat merusak seluruh komunitas; mengingatkan jemaat untuk menjaga kemurnian.

7. Anak Domba Paskah

   • Merujuk kepada Kristus sebagai pengorbanan yang sempurna, yang menjadi dasar untuk hidup dalam kemurnian.

8. Pesta

   • Menggambarkan kehidupan jemaat yang seharusnya dipenuhi dengan sukacita dan kemurnian, bukan dengan dosa.

9. Saudara

   • Menunjukkan bahwa penghakiman harus dilakukan terhadap anggota jemaat yang mengaku sebagai orang percaya tetapi hidup dalam dosa.

10. Penghakiman

    • Tindakan menilai perilaku anggota jemaat; menekankan bahwa penghakiman harus dilakukan di dalam komunitas iman.

11. Usir

    • Tindakan disipliner yang diperlukan untuk menjaga kesucian jemaat dengan mengeluarkan orang yang berbuat jahat.

Kata kunci ini mencerminkan tema utama dari pasal ini, yaitu pentingnya menjaga kesucian dan integritas jemaat Kristen serta tanggung jawab untuk mengatasi dosa di dalam komunitas.

Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda menggali lebih dalam mengenai 1 Korintus pasal 5:

Pertanyaan Refleksi

1. Apa yang menjadi inti dari masalah percabulan yang dihadapi jemaat di Korintus?

   • Bagaimana hal ini mencerminkan tantangan moral yang dihadapi oleh gereja saat ini?

2. Mengapa Paulus menekankan pentingnya menjauhkan diri dari orang yang berbuat jahat?

   • Apa makna dari "sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan" dalam konteks kehidupan kita sehari-hari?

3. Bagaimana kita dapat memahami konsep "menyerahkan kepada Iblis" dalam konteks kasih dan disiplin gereja?

   • Apa tujuan dari tindakan tersebut menurut Paulus?

4. Apa yang dimaksud dengan "roti yang tidak beragi" dalam hidup kita sebagai orang Kristen?

   • Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari?

5. Apa yang bisa kita pelajari tentang sikap sombong yang ditunjukkan oleh jemaat Korintus?

   • Bagaimana sikap sombong dapat menghalangi pertumbuhan rohani kita?

Pertanyaan Diskusi

1. Bagaimana seharusnya gereja modern menangani kasus-kasus pelanggaran moral di antara anggotanya?

   • Apa peran disiplin gereja dalam konteks kasih dan pengampunan?

2. Dalam konteks saat ini, bagaimana kita bisa membedakan antara bergaul dengan orang-orang di luar gereja dan menjaga integritas iman kita?

   • Apa batasan yang sehat dalam bergaul dengan orang-orang yang tidak seiman?

3. Apa yang bisa kita lakukan untuk memastikan bahwa kita tidak terpengaruh oleh "ragi" dari dunia di sekitar kita?

   • Bagaimana kita bisa menjaga kemurnian iman kita di tengah tantangan budaya?

4. Bagaimana kita bisa mendukung saudara-saudara seiman yang terjebak dalam dosa, tanpa menghakimi mereka?

   • Apa langkah-langkah praktis yang bisa kita ambil untuk membantu mereka kembali ke jalan yang benar?

5. Apa arti "hari Tuhan" yang disebutkan Paulus, dan bagaimana hal ini mempengaruhi cara kita hidup hari ini?

   • Bagaimana harapan akan kedatangan Tuhan memotivasi kita untuk hidup dalam kebenaran?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam menggali lebih dalam dan merenungkan isi dari 1 Korintus pasal 5!

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam hidup dari 1 Korintus pasal 5, serta beberapa doa yang relevan.

Pelajaran dan Penerapan dari 1 Korintus 5

1. Kesadaran akan Dosa: Pasal ini mengingatkan kita tentang pentingnya mengenali dan mengakui dosa, baik dalam diri sendiri maupun dalam komunitas. Kita harus berani menghadapi kenyataan bahwa ada perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus.

2. Tindakan Disiplin: Paulus menekankan pentingnya disiplin dalam jemaat. Ini mengajarkan kita bahwa kadang-kadang kita perlu mengambil tindakan tegas terhadap perilaku yang merusak, demi kebaikan individu dan komunitas.

3. Kepentingan Komunitas: Kita dipanggil untuk menjaga kemurnian komunitas iman. Ini berarti kita harus saling mendukung dan mengingatkan satu sama lain untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

4. Ragi yang Lama: Perumpamaan tentang ragi mengingatkan kita bahwa sedikit dosa dapat mempengaruhi seluruh komunitas. Kita harus berusaha untuk hidup dalam kemurnian dan menjauhkan diri dari pengaruh negatif.

5. Identitas dalam Kristus: Kita diingatkan bahwa Kristus adalah Anak Domba Paskah kita. Ini mengajak kita untuk hidup dalam pengertian bahwa kita telah diselamatkan dan dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan kemurnian.

6. Pergaulan yang Sehat: Kita diajarkan untuk berhati-hati dalam pergaulan, terutama dengan orang-orang yang mengaku sebagai saudara tetapi hidup dalam dosa. Ini mengajak kita untuk memilih teman dan komunitas yang membangun iman kita.

Doa Terkait 1 Korintus 5

1. Doa untuk Kesadaran Diri: "Tuhan, bantu aku untuk selalu menyadari dosa-dosaku dan tidak menutup mata terhadap kesalahan yang ada dalam hidupku. Berikan aku keberanian untuk mengakui dan bertobat dari segala yang tidak berkenan di hadapan-Mu."

2. Doa untuk Disiplin dan Pemulihan: "Ya Tuhan, ajar aku untuk mengasihi saudara-saudaraku dalam iman dengan cara yang benar. Jika ada di antara kami yang tersesat, berikanlah kami hikmat untuk menegur dengan kasih dan membantu mereka kembali kepada-Mu."

3. Doa untuk Kemurnian Komunitas: "Tuhan, kami berdoa agar jemaat kami senantiasa hidup dalam kemurnian dan kebenaran. Jauhkan kami dari pengaruh buruk dan ajar kami untuk saling mendukung dalam iman."

4. Doa untuk Perlindungan dari Dosa: "Ya Bapa, lindungilah kami dari godaan dan pengaruh dosa yang dapat merusak hidup kami. Bantu kami untuk tetap setia kepada-Mu dan hidup sesuai dengan kehendak-Mu."

5. Doa untuk Pergaulan yang Sehat: "Tuhan, berikanlah aku kebijaksanaan dalam memilih teman dan komunitas. Biarlah aku dikelilingi oleh orang-orang yang mendorongku untuk lebih dekat kepada-Mu dan hidup dalam kebenaran."

Semoga pelajaran dan doa ini dapat membantu Anda dalam pertumbuhan iman dan kehidupan sehari-hari!

Berikut adalah analisis menggunakan model 5W+2H dari Kitab "1 Korintus" pasal 5:

1. Apa (What)

• Isi Pasal: Pasal ini membahas tentang percabulan yang terjadi di jemaat Korintus, di mana seorang anggota jemaat hidup dengan istri ayahnya. Paulus menegur jemaat karena mereka sombong dan tidak mengambil tindakan terhadap pelaku dosa tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga kekudusan jemaat dan menjauhkan orang yang berbuat jahat.

2. Siapa (Who)

• Penulis: Rasul Paulus.
• Penerima: Jemaat di Korintus.
• Pelaku Dosa: Seorang anggota jemaat yang hidup dengan istri ayahnya.

3. Di mana (Where)

• Lokasi: Jemaat Korintus, yang terletak di kota Korintus, Yunani.

4. Kapan (When)

• Waktu Penulisan: Sekitar tahun 55 M, saat Paulus berada di Efesus.

5. Mengapa (Why)

• Alasan Penulisan: Paulus menulis untuk menegur jemaat Korintus atas toleransi mereka terhadap dosa serius di antara mereka dan untuk mengingatkan mereka akan pentingnya menjaga kekudusan dan integritas jemaat.

6. Bagaimana (How)

• Tindakan yang Diajukan:
  • Jemaat harus berdukacita dan menjauhkan pelaku dosa dari tengah-tengah mereka.
  • Paulus menyarankan agar pelaku dosa diserahkan kepada Iblis untuk menghancurkan tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
  • Jemaat diingatkan untuk tidak bergaul dengan orang-orang yang mengaku sebagai saudara tetapi hidup dalam dosa.

7. Seberapa Banyak (How Much)

• Dampak:
  • Sedikit ragi dapat mengkhamiri seluruh adonan, menunjukkan bahwa toleransi terhadap dosa dapat merusak seluruh jemaat.
  • Penekanan pada pentingnya menjaga kemurnian dan kebenaran dalam hidup berjemaat.

Analisis ini diharapkan dapat membantu Anda memahami lebih dalam tentang isi dan konteks dari 1 Korintus pasal 5. Semoga bermanfaat!

Dalam 1 Korintus 5, Paulus menegur jemaat Korintus karena adanya kasus perzinaan yang dilakukan oleh seorang anggota jemaat. Paulus menekankan pentingnya mengusir orang yang melakukan perbuatan tersebut dari jemaat, agar rohnya dapat diselamatkan. Ia juga mengingatkan jemaat untuk membersihkan diri mereka dari dosa dan kesombongan, serta menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang hidup dalam dosa dan kejahatan. Paulus menegaskan bahwa Allah akan menghakimi mereka yang di luar jemaat, dan oleh karena itu, jemaat harus mengusir orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah mereka.

Latar belakang dari pasal ke-5 dari Kitab 1 Korintus adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 55-56 Masehi. Surat ini ditujukan kepada jemaat di kota Korintus, yang pada saat itu merupakan pusat kegiatan perdagangan dan budaya di Yunani. Jemaat ini menghadapi berbagai masalah dan konflik, termasuk perpecahan, perselisihan, dan kecenderungan untuk mengikuti pola hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus.

Konteks Budaya:
Korintus adalah kota yang kaya akan budaya Yunani dan Romawi. Masyarakatnya terpengaruh oleh nilai-nilai dan praktik-praktik yang tidak selaras dengan ajaran Kristen. Salah satu masalah yang dihadapi oleh jemaat adalah toleransi terhadap dosa dan kehidupan yang tidak bermoral.

Konteks Literatur:
Surat 1 Korintus adalah salah satu surat rasul Paulus yang terkenal. Surat ini berisi nasihat, teguran, dan pengajaran untuk membantu jemaat mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Surat ini juga mengandung pengajaran teologis yang penting, termasuk tentang kasih, kehidupan dalam Roh, dan kebangkitan Kristus.

Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Paulus membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh jemaat Korintus, seperti perselisihan dan perpecahan dalam jemaat, pengaruh budaya yang merusak, dan penyalahgunaan karunia-karunia rohani. Paulus juga mengajarkan tentang pentingnya persatuan dalam tubuh Kristus dan pentingnya hidup sesuai dengan ajaran Kristus.

Dalam pasal 5, Paulus melanjutkan pembahasannya tentang masalah dalam jemaat Korintus. Ia menegur jemaat karena mereka tidak mengambil tindakan terhadap seorang anggota jemaat yang terlibat dalam hubungan seksual yang tidak pantas. Paulus menekankan pentingnya kekudusan dan pemisahan dari dosa dalam hidup orang percaya.

Dengan demikian, pasal 5 dari Kitab 1 Korintus berbicara tentang pentingnya hidup yang kudus dan pemisahan dari dosa dalam konteks jemaat Korintus yang menghadapi berbagai masalah dan pengaruh budaya yang merusak.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Korintus pasal 5:

1. Perzinaan di antara anggota jemaat (1 Korintus 5:1-2)
- Ada laporan tentang perzinaan yang terjadi di antara anggota jemaat.
- Perzinaan ini bahkan lebih buruk daripada yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain.

2. Perlunya tindakan disiplin gerejawi (1 Korintus 5:2-5)
- Paulus menegaskan bahwa gereja seharusnya berduka dan mengusir orang yang melakukan perbuatan perzinaan ini dari jemaat.
- Paulus telah menjatuhkan hukuman atas orang tersebut, dengan menyerahkannya kepada Iblis untuk kebinasaan dagingnya, agar rohnya dapat diselamatkan pada hari Tuhan.

3. Pentingnya kebersihan rohani (1 Korintus 5:6-8)
- Paulus mengingatkan jemaat akan pentingnya menjaga kebersihan rohani.
- Seperti adonan roti yang hanya membutuhkan sedikit ragi untuk meragikan seluruh adonan, jemaat juga harus membersihkan diri dari pengaruh keburukan dan kejahatan.

4. Peringatan untuk menjauhi perilaku amoral (1 Korintus 5:9-11)
- Paulus menegaskan agar jemaat tidak bergaul dengan orang-orang cabul, serakah, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk, atau penipu.
- Jemaat harus menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang yang hidup dalam kebenaran dan kekudusan.

5. Tanggung jawab Allah sebagai Hakim (1 Korintus 5:12-13)
- Paulus mengingatkan jemaat bahwa Allah akan menghakimi mereka yang di luar jemaat.
- Jemaat seharusnya mengusir orang yang melakukan kejahatan dari antara mereka, tetapi Allah yang akan menghakimi mereka yang di luar jemaat.

Catatan: Penjelasan singkat ini hanya memberikan gambaran umum tentang topik-topik yang ada dalam pasal ini. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal 5 Kitab 1 Korintus.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Orang-orang di antara jemaat di Korintus
- Orang yang melakukan perzinaan dengan mengambil istri ayahnya
- Orang yang melakukan perbuatan tersebut
- Orang-orang yang sombong
- Orang-orang yang berkumpul dalam nama Tuhan Yesus
- Orang yang akan diserahkan kepada Iblis
- Orang-orang yang memiliki kesombongan
- Orang-orang yang tidak tahu bahwa sedikit ragi akan meragikan seluruh adonan
- Orang-orang yang harus membersihkan ragi yang lama
- Orang-orang yang harus menjadi adonan baru
- Orang-orang yang harus merayakan pesta dengan roti tidak beragi
- Orang-orang cabul di dunia ini
- Orang-orang serakah
- Para penipu
- Para penyembah berhala
- Orang-orang yang disebut saudara
- Orang-orang yang adalah orang cabul
- Orang-orang yang adalah serakah
- Orang-orang yang adalah pemfitnah
- Orang-orang yang adalah pemabuk
- Orang-orang yang adalah penipu
- Orang-orang yang melakukan kejahatan

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Korintus

Kata kunci dalam Kitab "1 Korintus" pasal "5" adalah:

1. Perzinaan: Merujuk pada tindakan seksual yang dilakukan di luar pernikahan.
2. Kesombongan: Menunjukkan sikap yang sombong dan tidak merasa bersalah terhadap dosa yang dilakukan.
3. Hukuman: Menunjukkan tindakan disiplin gerejawi yang diambil untuk menghukum pelaku perzinaan.
4. Iblis: Merujuk pada musuh rohani yang ingin menghancurkan iman dan keselamatan seseorang.
5. Kebangkitan: Mengingatkan umat Kristen untuk hidup dalam kebenaran dan menjauhi dosa.
6. Orang-orang cabul: Merujuk pada individu yang terlibat dalam perilaku seksual yang tidak bermoral.
7. Penipu: Merujuk pada orang yang melakukan penipuan atau kecurangan.
8. Penyembah berhala: Merujuk pada orang yang menyembah dewa-dewa palsu.
9. Pemfitnah: Merujuk pada orang yang menyebarkan fitnah atau berbicara jahat tentang orang lain.
10. Pemabuk: Merujuk pada orang yang sering mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
11. Penghakiman: Menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi orang-orang yang melakukan kejahatan.
12. Disiplin gerejawi: Menunjukkan tindakan gereja untuk menghukum dan memperbaiki anggotanya yang melakukan dosa.
13. Kebenaran: Mengacu pada hidup dalam kebenaran dan menjauhi dosa.
14. Kehidupan dalam roh: Mengingatkan umat Kristen untuk hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus.
15. Kebenaran dan kemurnian: Mengajak umat Kristen untuk hidup dalam kebenaran dan menjauhi dosa.

Pertanyaan refleksi:
1. Bagaimana perasaanmu ketika membaca tentang perzinaan yang terjadi di antara jemaat Korintus?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap sombong yang ditunjukkan oleh jemaat Korintus dalam menghadapi perzinaan ini?
3. Bagaimana pandanganmu tentang hukuman yang diberikan oleh Paulus kepada orang yang melakukan perzinaan tersebut?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari perumpamaan ragi dalam ayat ini? Bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita sebagai jemaat gereja dapat menghadapi dan menangani kasus perzinaan di dalam komunitas kita?
2. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Paulus dalam menghadapi kasus perzinaan ini? Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya dalam menghadapi kasus serupa?
3. Bagaimana kita dapat membedakan antara menghakimi dan menghakimi dengan benar dalam konteks kasus perzinaan ini?
4. Bagaimana kita dapat menjaga kekudusan dan kemurnian dalam kehidupan kita sehari-hari, mengingat tantangan dan godaan yang ada di dunia ini?

Hal-hal menarik terkait Kitab 1 Korintus pasal 5:
1. Pasal ini mengajarkan pentingnya menjaga kekudusan dan kemurnian dalam kehidupan jemaat gereja.
2. Paulus menunjukkan keberanian dan ketegasannya dalam menghadapi kasus perzinaan di jemaat Korintus.
3. Perumpamaan ragi digunakan untuk menggambarkan pentingnya membersihkan diri dari dosa dan kejahatan.
4. Pasal ini menekankan pentingnya menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang hidup dalam dosa dan kejahatan.
5. Tujuan hukuman yang diberikan adalah untuk menyadarkan dan menyelamatkan jiwa orang yang berbuat dosa.
6. Pasal ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah hakim yang adil dan akan menghakimi semua orang, baik yang di dalam maupun di luar jemaat gereja.

Dari pasal 5 Kitab 1 Korintus, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menjaga kekudusan dalam hubungan perkawinan: Pasal ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kekudusan dalam hubungan perkawinan. Perzinaan dianggap sebagai dosa yang serius dan harus dihindari.

2. Menghindari kesombongan: Pasal ini menegaskan bahwa kesombongan tidak baik. Kita harus mengakui kelemahan dan ketergantungan kita kepada Tuhan, serta menghormati otoritas dan hukum-Nya.

3. Membersihkan diri dari dosa: Seperti adonan yang harus dibersihkan dari ragi lama, kita juga harus membersihkan diri dari dosa-dosa kita. Kita harus hidup dalam kemurnian dan kebenaran, mengikuti teladan Kristus yang telah disalibkan bagi kita.

4. Menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang hidup dalam dosa: Pasal ini mengingatkan kita untuk menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang hidup dalam dosa dan tidak mau bertobat. Kita harus berhati-hati dalam memilih teman dan menjaga integritas kita sebagai orang percaya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Doa untuk kekudusan dalam hubungan perkawinan: Berdoalah agar kita dapat menjaga kekudusan dalam hubungan perkawinan kita dan menghindari godaan perzinaan.

2. Doa untuk rendah hati: Berdoalah agar kita dapat menghindari kesombongan dan hidup dengan rendah hati, mengakui ketergantungan kita kepada Tuhan.

3. Doa untuk pemurnian diri: Berdoalah agar Tuhan membantu kita membersihkan diri dari dosa-dosa kita dan hidup dalam kemurnian dan kebenaran.

4. Doa untuk bijaksana dalam pergaulan: Berdoalah agar Tuhan memberikan hikmat dan pengertian kepada kita dalam memilih teman dan menjaga integritas kita sebagai orang percaya.

5. Doa untuk pertumbuhan rohani: Berdoalah agar kita dapat tumbuh dalam iman dan ketaatan kepada Tuhan, serta menjauhi dosa-dosa yang dapat merusak hubungan kita dengan-Nya.

Semoga hal-hal ini dapat menjadi panduan dan doa-doa ini dapat membantu kita dalam hidup kita sebagai orang percaya.

Analisis 5W+1H 1 Korintus 5

What (Apa): Pasal ini membahas tentang kasus perzinaan serius di dalam jemaat Korintus, di mana seorang pria hidup bersama istri ayahnya.

Who (Siapa):

• Pelaku: Seorang pria di dalam jemaat Korintus yang hidup bersama istri ayahnya.
• Korban: Istri ayah pria tersebut.
• Jemaat Korintus: Kelompok orang Kristen yang menerima surat Paulus.
• Paulus: Penulis surat dan rasul yang menasihati jemaat Korintus.

When (Kapan): Peristiwa ini terjadi di masa Paulus menulis surat kepada jemaat Korintus, sekitar tahun 55 Masehi.

Where (Di mana): Peristiwa ini terjadi di kota Korintus, sebuah kota penting di Yunani kuno.

Why (Mengapa):

• Perzinaan terjadi: Alasan pasti pria tersebut melakukan perzinaan tidak dijelaskan.
• Paulus menegur: Paulus menegur jemaat karena mereka tidak berduka atas dosa ini dan malah membiarkannya. Paulus menekankan pentingnya kekudusan dan pemisahan dari dosa di dalam jemaat.

How (Bagaimana):

• Paulus menginstruksikan: Paulus menginstruksikan jemaat untuk menyerahkan pria tersebut kepada Iblis, yang berarti mengeluarkannya dari persekutuan jemaat.
• Tujuan: Tujuannya adalah agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Paulus berharap tindakan disiplin ini akan membawa pria tersebut kepada pertobatan.

Kesimpulan:

Pasal 5 dari 1 Korintus menunjukkan kepedulian Paulus terhadap kekudusan jemaat. Ia menekankan bahwa dosa, terutama yang serius seperti perzinaan, harus ditangani dengan serius. Jemaat tidak boleh mentolerir dosa, melainkan harus mengambil tindakan disiplin untuk melindungi kesuciannya dan mendorong pertobatan orang berdosa.