Dalam pengertian apakah Kristus adalah "raja"?

Ketika Kristus berkata: "Ikutlah Aku," dan ketika Dia memberi tahu murid-murid-Nya, bahwa ujian terhadap kasih mereka kepada Dia ialah ketaatan mereka melakukan perintah-perintahNya, Dia mengambil sikap bahwa sekarang pun perintah itu tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh orang-orang yang menyebut diri mereka Kristen. Kita begitu terbiasa mengatakan bahwa Yesus adalah sabar dan rendah hati, sehingga kita cenderung lupa betapa tingginya tuntutan yang dinyatakan oleh-Nya dan betapa tersiratnya ketaatan yang dituntut oleh Dia.

Kristus bersikukuh diri-Nya adalah Raja, dan akhirnya ketika kepada-Nya dikenakan jubah raja sebagai olok-olok, Dia tidak mengurangi tuntutannya-Nya sedikit pun, bahkan ketika Dia sedang memberi Pilatus alasan untuk menghukum mati diri-Nya. Dia sangat meyakini status raja yang dimiliki-Nya, dan dengan kemuliaan yang utuh Dia melaksanakan fungsi-fungsi dari jabatan raja tersebut.

Kristus adalah raja dalam pengertian menegakkan sebuah kerajaan. Dia mengumumkan Kerajaan Allah. Orang banyak mengejek Dia, tetapi Dia benar, dan tuntutan-Nya telah dibuktikan. Mereka pasti memahami Dia seandainya Dia mendirikan takhta-Nya - secara lahiriah - di Yerusalem dan menentang penguasa Romawi. Tetapi, betapa cita-cita-Nya lebih tinggi! Dia membayangkan (memikirkan) satu kerajaan yang meliputi semua bangsa dan mengatasi semua pemerintahan. Dia telah mendirikan sebuah kerajaan. Di seluruh dunia ditemukan orang-orang yang setia kepada kepala pemerintah mereka, warga negara yang baik dan orang-orang taat hukum, pada suatu hari akan berubah menjadi pemberontak jika tuntutan para kepala pemerintahan itu bertentangan dengan tuntutan Kristus. Bagi mereka Dia adalah Raja atas segala raja, dan kesetiaan mereka kepada-Nya mengalahkan semua.

Dia juga raja dalam pengertian undang-undang. Dia tidak mengajukan alasan atau menjelaskan. Kerajaan-Nya tidak memiliki batas-batas. Firman-Nya adalah "Aku berkata kepadamu." Dia mengharapkan ketaatan yang tidak goyah dan tidak bersyarat. Kasih sayang pribadi dan kesetiaan pribadi adalah prinsip-prinsip kerajaan-Nya. Orang bisa memiliki pengakuan iman yang berbeda-beda, bisa menyembah Dia dengan ritual berbeda, tetapi tidak boleh ada perpecahan, kesetiaan kepada Dia tidak boleh terbagi. Dia mengeluarkan perintah dan hanya jika kita taat, maka kita dapat mengajukan tuntutan yang benar untuk menyebut diri kita umat-Nya. Hanya dengan demikian kita dapat masuk kerajaan surga.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA