Apakah Allah menyerahkan Ayub ke tangan Iblis untuk dicobai?

"Dicobai" bukanlah kata yang tepat untuk kasus ini. Ayub ditempa atau diuji. Pertanyaannya adalah apa motifnya dalam melayani Allah. Sudah menjadi sifat Iblis untuk meragukan siapa pun yang memiliki motivasi tulus, dan ia menyatakan bahwa Ayub melayani Allah hanya karena dia mendapatkan keuntungan, dan kalau harus bendanya diambil darinya, dia akan mengutuki Allahnya. Jadi, Ayub diuji untuk membuktikan apa yang hendak diperbuatnya di bawah pencobaan, dan apakah dia benar-benar tidak berkepentingan sebagaimana yang Allah percayai darinya. Sasaran pengarang ternyata adalah mengoreksi sudut pandang yang keliru tentang kemalangan, yang sudut pandangnya sudah lazim sekarang ini. Banyak orang yang berpikir bahwa malapetaka yang parah merupakan hukuman yang ditimpakan Allah karena dosa. Jadi ketika orang-orang yang memiliki sifat moral baik berada dalam suatu masalah, orang lain mengira mereka melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi, dan Allah menghukum dia karena hal itu. Seringkali itu merupakan kecurigaan yang jahat dan tidak adil. Sewaktu menulis penjelasan ini, pengarang jelas sekali berusaha untuk menghapuskannya. Setelah membaca buku seperti ini, seseorang yang melihat orang lain berada dalam masalah, tidak akan memandang rendah kepadanya sebagai seorang pendosa, melainkan berkata, "Barangkali dia diuji seperti Ayub", dan dia malah bisa menaruh simpati bukannya menyalahkan dia. Perhatian kita harus ditujukan untuk mempelajari ajaran yang kitab itu ingin ajarkan, ketimbang mendiskusikan pertanyaan apakah kitab ini adalah sejarah atau perumpamaan, sebab pertanyaan ini sekarang tidak dapat dijawab secara mutlak.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA