Bagaimana kita dapat mengabdikan seluruh hati dan hidup kita kepada Tuhan?
Pertanyaan mengenai penyerahan hidup adalah salah satu pertanyaan yang sering muncul, namun ketika kita berhenti untuk menganalisanya, tampak aneh bahwa ada persoalan dengannya. Jika Anda memiliki sesuatu yang ingin Anda berikan kepada orang lain, mudah sekali, Anda tinggal memberikan itu kepada dia. Demikian juga, Anda bisa dengan mudah mempersembahkan seluruh hati dan kehidupan Anda kepada Allah. Kita mutlak menjadi milik-Nya; dalam hal ini kita benar-benar sedang mengembalikan apa yang menjadi milik-Nya. Sebenarnya lebih mudah menyerahkan (menundukkan) hidup kita kepadaNya daripada kita mengambil diri kita sendiri dari tangan-Nya. Ingat bahwa Allah selalu bijaksana dan baik hati. Kadang-kadang ketika pokok tentang penyerahan dikemukakan, banyak hal yang disarankan kepada pikiran bukan dari Roh Kudus, melainkan dari pikiran kita sendiri, atau dari roh-roh pengganggu. Tidak ada yang tidak pasti mengenai suara Allah. Dia hanya meminta kita menaati Dia, ketika Dia menjelaskan kewajiban itu, dan Dia berjanji selalu memberi kita anugerah dan kuasa untuk tugas-tugas yang dibebankan kepada kita. Sudah pasti bahwa semestinya tidak boleh ada keengganan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya; Dia dapat memelihara dan memimpin hidup kita secara lebih baik ketimbang diri kita sendiri. Penyerahan menjadi mudah jika kita mendekati salib Kristus. Di sana kita menyadari bahwa Dia menyerahkan diri-Nya bagi kita karena kita adalah orang berdosa - karena keengganan kita menyerahkan diri kita kepada Dia. Dengan mengetahui hal ini maka tidak sulit untuk menyerahkan diri kita secara mutlak kepada kasih-Nya, mempercayai Dia untuk mengampuni dosa-dosa kita, membersihkan hati kita, membimbing dan menjaga kita.
Artikel yang terkait dengan Matius: