Dapatkah hati nurani seseorang dianggap sebagai pembimbing yang tidak pernah salah untuk hidup benar?
Dalam keadaannya yang alami, hati nurani tidak dapat menjadi pembimbing yang tak mungkin salah, sebab ia dapat menyesatkan. Orang bisa berbuat salah, seperti Paulus, ketika dia menganiaya jemaat, dengan keyakinan berdasarkan hati nurani bahwa dia sedang melakukan yang benar. Orang yang bertobat dari keyakinan lama sering mendapati bahwa kebiasaan dan praktik-praktik yang disetujui oleh hati nuraninya sebelum dia bertobat berbalik menghukum ketika ia telah dihidupkan dan diajar oleh Roh Kudus. Terang dan pengetahuan penting agar hati nurani bisa melakukan kewajibannya dengan efisien.
Artikel yang terkait dengan Matius: