Haruskah orang Kristen bekerja karena upah?

Perjanjian Baru menjelaskan bahwa motivasi kita dalam bekerja haruslah cinta kepada Kristus, kasih yang tumbuh dari rasa. syukur atas keselamatan yang diberikan-Nya. Tetapi orang Kristen juga diingatkan akan upah besar yang akan didapatkannya dalam kehidupan yang akan datang kalau dia setia dan kalau pekerjaannya termasuk jenis yang tinggi. Selidikilah secara teliti I Korintus 3:1-15. Memikirkan upah akan membantu kita menjadi setia, tidak berhenti, dan berhati-hati. Konsep tentang bentuk apa upah itu akan berubah sesuai dengan tingkatan-tingkatan yang berbeda dari peradaban. Gagasan terbaik tentang upah ini tampaknya adalah, bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan itu sendiri adalah upah. Seseorang telah ditolong, diselamatkan, menjadi senang, diberi kuasa dan ilham untuk menolong orang lain; fakta-fakta ini adalah kekal, dan akan selama-lamanya memberkati orang-orang yang menyebabkan hal itu. Maka, upah ini juga menyatakan secara tidak langsung kuasa untuk melakukan hal-hal yang lebih besar. Kalau ada sukacita dalam mengerjakan hal-hal bagi Sang Guru sekarang, akan ada sukacita yang lebih besar ketika kita menemukan diri kita diperlengkapi dengan kuasa-kuasa surgawi yang baru untuk melakukan pelayanan yang lebih besar lagi. Tetapi orang Kristen harus melatih dirinya semakin baik agar mata dan hatinya tetap terarah kepada Kristus, ingin sekali menyenangkan Dia. Dia memanggil kita untuk bersahabat dengan-Nya, bersekutu dengan-Nya, bekerja sama dengan-Nya dalam tugas-tugas-Nya yang besar. Kita seharusnya tidak mengecewakan Dia.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA