Apa arti transubstansiasi (perubahan hakikat)?
Perubahan hakikat (istilah yang digunakan pada perubahan substansi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus pada waktu Sakramen) adalah doktrin yang dipercayai oleh beberapa orang, tetapi tidak semua, dari gereja Kristen. Gereja Inggris dan sejumlah besar lembaga Kristen berpendapat bahwa roti dan anggur adalah lambang-lambang yang disucikan. Chrysostom menulis bahwa setelah anugerah ilahi menyucikan roti itu, "ini tidak lagi disebut roti, melainkan diagungkan sebagai tubuh Tuhan, meskipun sifat roti tetap ada". Theodoret menjelaskan bahwa roti dan anggur tetap dengan sifatnya setelah ditahbiskan. Augustinus mengajarkan bahwa apa yang mereka lihat adalah roti dan cawan di atas mezbah, yang mereka lihat secara langsung; tetapi iman mereka harus dilatih untuk menganggap roti sebagai tubuh Kristus; dan dia menambahkan, "Oleh karenanya hal-hal ini disebut sakramen, karena yang kita lihat adalah satu hal dan adalah hal lain yang dipahami. Yang dilihat memiliki penampilan fisik; yang dimengerti memiliki buah roh". Isidore dari Seville berkata: "Kedua hal itu memang kelihatan, tetapi setelah disucikan oleh Roh Kudus, keduanya menjadi sakramen tubuh Tuhan". Luther yang berpegang pada doktrin keberadaan sebenarnya dari tubuh dan darah Kristus, berkata, "Roti adalah tubuh, anggur adalah darah Tuhan", menurut penyatuan sakramental, tetapi tidak dalam hal perubahan hakikat yang melekat pada bahasa Kitab Suci. Gereja Katolik selalu berpegang pada doktrin kehadiran nyata dan jasmaniah. Dengan beberapa pengecualian, kaum Protestan menafsirkan bahasa Juruselamat secara perumpamaan, dan berpendapat Yesus bermaksud menyampaikan kepada manusia pelajaran yang memberitahukan bahwa sebelum mereka dengan rela mengambil untuk diri sendiri kematian dan pengurbanan-Nya, supaya hal ini menjadi kehidupan mereka dan memberi makan mereka, mereka sama sekali tidak akan bisa memiliki hidup rohani dan kekal.
Artikel yang terkait dengan Matius:
untuk membuka halaman teks alkitab saja. [