Apa arti gereja rohani itu?
Syarat memiliki gereja rohani adalah memiliki pemimpin-pemimpin yang berwawasan rohani, orang-orang yang matang dalam pengalaman kekristenan dan iman yang tulus, yang mampu mengkomunikasikan antusiasme mereka bagi pelayanan dan memenangkan jiwa kepada sesama anggota mereka. Gereja rohani yang sejati adalah gereja aktif yang selalu berkarya, dan jemaatnya saling berlomba untuk tidak sekadar menghidupkan hak-hak istimewa mereka dalam urusan hadir di gereja, melainkan aktif dalam upaya pribadi di lingkungan mereka, menarik orang lain kepada pengaruh Injil dan mengorganisir diri mereka untuk dapat bermurah hati dan melakukan kebaikan. Sebuah gereja yang tidak aktif tidak akan mengalami pertumbuhan rohani. Gereja itu harus secara langsung berkaitan dengan pekerjaan misi di dalam maupun di luar negeri, kunjungan ke rumah sakit dan orang sakit, menuntun anak-anak, mempertahankan aktifnya Sekolah Minggu, dan melakukan kebaikan pada setiap kesempatan. Mengabaikan persekutuan-persekutuan doa menandai kemerosotan kerohanian di gereja yang tidak dapat diperbaiki melalui daya tarik sosial apa pun. Gereja yang ideal adalah gereja yang semua anggotanya ikut serta dalam kegiatan-kegiatan umum organisasi. Ini berlaku atas semua orang, besar dan kecil, muda dan tua, yang terpelajar maupun kurang pengetahuan, sebab sering kali mereka yang berpendidikan mencoba mendapatkan kekuasaan. Intelektualitas tidak selalu membantu dalam kehidupan rohani; sebaliknya, ada begitu banyak kasus yang membuktikan bahwa intelektualitas menjadi rintangan. Seseorang tidak bisa merasakan hadirat Allah hanya melalui intelektual saja, dan kenyataannya sebagian besar dari sifat rohani terdapat di dalam diri orang-orang yang sederhana dan tidak terpelajar. Kesia-siaan intelektual dan kesanggupan mencukupi kebutuhan sendiri - sebuah keyakinan yang kuat sekali terhadap kekuatan dari pikiran yang terbatas - menjadi rintangan-rintangan terkuat kepada iman. "Kamu harus menjadi seperti anak kecil".
Artikel yang terkait dengan Matius:
