Siapakah yang Iebih bersalah atas kematian Kristus, orang Yahudi atau orang Romawi?

Keduanya sama-sama bersalah, meskipun beban penganiayaan terhadap Kristus yang didasari hati dengki berada di atas bangsa Yahudi. Sewaktu mereka menghadapkan Dia kepada Pilatus dan para pejabatnya, meskipun mewakili kekuasaan Romawi, dan bahkan mengakui kalau mereka tidak "menemukan kesalahan apapun" dalam diri Yesus yang disebabkan oleh tuntutan fanatik atas pengurbanan, Dia dianggap sebagai pelaku utama yang penuh dengan tanggung jawab atas tragedi yang mengikuti. Seorang pria yang lebih kuat, yang ditopang oleh kewenangan Roma dan yakin akan ketidakadilan dari tuntutan kerumunan orang banyak, seharusnya menolak dengan tegas untuk menganiaya orang tak berdosa ini. Sejarah penuh dengan bagian-bagian yang mencatat tentang kaum bangsawan dan peradilan atas orang-orang yang dengan tegas mengawasi perbuatan kejahatan atas nama hukum. Pengadilan Romawi, bahkan pada saat itu, sudah sangat terkenal. Oleh karena itu, tugas Pilatus adalah melaksanakan keadilan sebagai Gubernur Yudea. Sewaktu dia memeriksa Kristus dan menyatakan bahwa dia "tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya" (Yoh. 19:6), dan sekali lagi sewaktu dia menolak bertanggung jawab atas "darah orang yang tidak berdosa ini", dia terikat oleh sumpah pengadilan untuk menghukum mati dengan benar karena mengikuti tuntutan, melainkan keadilan, bahkan di hadapan seluruh bangsa Yahudi. Hukum-hukum Romawi berlaku atas Yudea; hukum-hukum pribumi, sekular dan rohani, hanya bisa diakui dan dijalankan selama tidak bertentangan dengan hukum-hukum Romawi. Pilatus menahan suara hati nuraninya, mengesampingkan hasil penyelidikan pengadilannya, tidak menghiraukan peringatan istrinya, dan secara mendasar membebaskan seorang pembunuh untuk memenuhi tuntutan bangsa Yahudi. Para imam, memang benar tidak pernah ragu-ragu dalam tuntutan mereka akan kematian Juruselamat, bahkan memperingatkan Pilatus kalau dia menolak mengeluarkan perintah pembunuhan ini, dia tidak lagi menjadi sahabat Kaisar. Hal ini menyentuh titik lemah sang Gubernur ambisinya. Untuk menjaga hubungan baik dengan Kaisar, dia memuaskan khalayak ramai dan memerintahkan serdadunya untuk melaksanakan apa pun yang mereka kehendaki.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA