Bahtera Nuh terbuat dari bahan apa serta berapa ukurannya?
Menurut petunjuk-petunjuk dalam Kejadian 6:15, Bahtera ini berukuran 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya dan 30 hasta tingginya. Para peneliti Alkitab merasa sangat bingung dengan panjangnya satu hasta, yang tampaknya begitu bervariasi pada zaman kuno. Akan tetapi, ternyata dari Ulangan 3:11 ukuran ini berasal dari tubuh manusia, dan mungkin seluruh panjang lengan bawah, dari siku ke pergelangan tangan, atau bahkan dari siku ke ujung jari telunjuk. Seorang ahli, Celsus, mengatakan bahwa hasta sama dengan ulna, atau bagian bawah dan yang lebih besar dari dua tulang lengan. Hasta dalam ukuran bangsa Mesir, yang barangkali dipakai oleh bangsa Ibrani, adalah enam tapak tangan untuk satu hasta ukuran Musa dan para rabi Yahudi (sebagaimana yang diungkapkan oleh Alishna) menyebutkan dengan pasti lebarnya sama dengan dua kilan ( 9 inci ), sementara Yosefus mengatakan bahwa hasta sama dengan dua jengkal, dan jengkal sama dengan tiga tapak tangan. Yehezkiel 40:5, 43:13 menulis tentang hasta ini: "hasta ini setapak tangan lebih panjang dari hasta biasa" yang sesuai dengan ukuran hasta bangsa Babel. Oleh karenanya Bahtera, meskipun ukurannya tidak bisa dikatakan secara pasti, tampaknya adalah sebuah kapal yang sangat lapang, barangkali panjangnya lebih dari 500 kaki, 85 kaki lebar seluruhnya, dan tingginya lebih dari 52 kaki. Pada tahun 1609 Peter Jansen dari Horn, di Belanda, membuat sebuah kapal dengan proporsi ini dan ternyata kapalnya bisa memuat tiga kali muatan yang bisa diangkut kapal-kapal seukurannya yang dibuat dengan cara biasa. Ruangannya berukuran 3.600.000 kubik, dan selain sembilan per sepuluh ruangan ditentukan sebagai tempat penyimpanan makanan, masih ada ruangan yang bisa dipakai untuk memasukkan 7.000 pasang binatang, yang masing-masing ukurannya adalah 50 kaki kubik. Ini lebih mirip gudang sangat besar yang mengapung, ketimbang sebuah kapal.
Bahan yang dipakai untuk membangun Bahteram didalam Kejadian 6:14 dikatakan Nuh diperintahkan supaya membuat sebuah bahtera dari kayu "gofir". Ada berbagai macam dugaan tentang jenis kayu ini. Bunsen berpendapat bahwa gofir adalah sejenis kayu yang hanya terdapat di Mesir; Dietrich yakin kalau ini adalah tumbuhan buluh besar dan berat; Genesius menegaskan bahwa ini adalah sejenis pohon cemara, atau pohon cedar, dan Bochart menyatakannya semacam pohon cemara. Para penerjemah Kasdim menganggapnya sebagai sissu, kayu berwarna hitam yang tumbuh di Arab dan sangat dihargai. Sebagian besar pihak berpendapat kalau mil semacam pohon cemara, berdasarkan kualitasnya yang tahan lama.
Mengenai waktu yang dihabiskan dalam pembuatannya, banyak sekali pendapat yang muncul ke permukaan tetapi sedikit yang bermanfaat. Satu-satunya bagian Alkitab yang dianggap merujuk pada pertanyaan ini adalah Kejadian 6:3. Bagian ini ditafsirkan secara bervariasi. Oleh beberapa pihak, ini dianggap merujuk kepada nyawa manusia yang dipersingkat ; yang lainnya menafsirkan periode yang dinyatakan, lebih jauh akan dikaruniakan sebagai masa kelegaan - sebuah kesempatan untuk bertobat - yang bila tidak digunakan, maka hadirat ilahi (Shekinah, yang sampai saat itu terus berada di gerbang Eden) akan ditarik dari dunia karena kejahatannya. Jawaban terbaik adalah bahwa di manapun di Alkitab tidak dinyatakan berapa lama waktu yang dibutuhkan Nuh untuk membuat Bahtera. Tuhan telah menawarkan masa penundaan selama 120 tahun, setelah peringatan diberikan kepada umat manusia (lih. I Ptr. 3:20; II Ptr. 2:5), dan selama periode inilah Nuh, yang adalah seorang "pengkhotbah keadilan", tidak sekadar bersusah payah dalam berusaha membangunkan kesadaran semua orang terhadap jahatnya dosa mereka dan mendesak mereka supaya bertobat, melainkan juga menggunakan sebagian periode itu untuk menyiapkan Bahtera bagi keadaan darurat yang akan timbul, apabila manusia tidak mau membuka telinga kepada seruannya untuk bertobat.
Artikel yang terkait dengan Yehezkiel: