Apa yang diajarkan Kristus mengenai perbedaan antara kebenaran yang diajarkan-Nya dengan yang diajarkan oleh orang-orang Farisi?

Dalam Matius 5:20 Dia menunjukkan bahwa kebenaran para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah kebenaran formal, yang bukan berasal dari hati. Rencana kebenaran Kristus ialah bahwa kebenaran itu merupakan buah spontan dari roh yang lembut, yang beribadah, dan penuh kasih sayang; dan itu pasti lahir dari kasih yang berkobar-kobar kepada Allah dan sesama, kasih yang melupakan diri sendiri. Dalam ayat 29, 30 Dia menunjukkan bahwa kebenaran dan keselamatan adalah perkara-perkara yang tak ternilai dan tidak ada satu pun di dunia yang boleh diizinkan menghentikan kita mengejar dua perkara itu. Di sini nilai-nilai kekal diperbandingkan dengan nilai-nilai duniawi; lebih baik mengalami kehilangan atau kurban di sini daripada kehilangan hidup kekal. Kristus ingin mengajar para pendengar-Nya betapa sangat pentingnya perkara rohani dan perkara kekal; dengan demikian mereka akan mengerti bahwa mata dan tangan harus digunakan bukan untuk kepuasan diri sendiri, melainkan untuk melayani sesama manusia demi nama Kristus. Orang-orang Yahudi berpikir memiliki hak khusus (istimewa) untuk mendapatkan keselamatan; tetapi, Yesus menunjukkan dalam Matius 8:11, 12 bahwa banyak orang bukan Yahudi akan masuk kerajaan surga, sementara banyak umat (bangsa) pilihan akan dibuang. Ada desakan lain bahwa hidup keagamaan yang sebenarnya harus keluar dari hati; menjadi anggota dari bangsa Yahudi tidak akan menyelamatkan kecuali hatinya benar. Bagaimanapun, kebenaran ini harus memenuhi ujian, sebagaimana yang diajarkan oleh sang Guru. Kristus mempersembahkan kurban paling sempurna dengan datang ke bumi (lih. Flp. 2:6-8 dan II Kor. 8:9). Karenanya para pengikut-Nya harus menyadari kewajiban mereka untuk memberikan kurban karena Dia, bahkan kewajiban untuk mengabaikan semua "pertimbangan di mana orang-orang Farisi dan para ritualis lain menemukan banyak kebenaran." Karenanya, Dia meminta para pengikut-Nya, dalam Matius 8:22, untuk mengabaikan kewajiban yang sakral pun. Dalam keadaan normal (biasa) Dia menginginkan pengikut-Nya memenuhi kewajiban-kewajiban mereka terhadap rumah tangga dan teman-teman, tetapi dalam kasus ini Dia barangkali melihat bahwa orang tersebut tidak secara tegas memutuskan untuk memprioritaskan Yesus dalam hidupnya. Andaikan Yesus percaya kepada orang ini, Dia mungkin akan menyarankan dia untuk menghadiri upacara pemakaman ayahnya dan kemudian kembali; tetapi Dia tahu bahwa jika orang itu kembali kepada teman-teman lamanya maka dia akan kehilangan ketetapan untuk mengikut Yesus. Di mana pun Kristus menuntut agar Dia diprioritaskan; kemudian Dia mengarahkan pengikut-Nya memenuhi tugas-tugas kemasyarakatan mereka dalam nama-Nya, melayani orang lain bagi Dia.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA