Apakah kasih Allah kepada manusia harus ditafsirkan secara pribadi?

Pertanyaan ini sering kali menggelisahkan orang Kristen yang sedang mengalami penderitaan. Sering kali orang saleh, seperti Ayub, merasa bahwa anak-anak Allah tidak hidup lebih baik daripada orang jahat. Tetapi kita diajari melalui sejumlah besar ayat dalam Alkitab, bahwa Allah mengetahui dan peduli kepada setiap pribadi. Kristus sangat jelas tentang hal ini (lih. Mat. 10:29-31). Janji dalam Perjanjian Baru kepada para pengikut Kristus bukan janji kemakmuran, melainkan mereka akan menerima kekuatan untuk menanggung kesusahan mereka dan kesusahan itu akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Doa-doa kita akan menjadi olokan kalau kita tidak percaya pada pemeliharaan Allah atas tiap pribadi. Orang Kristen, sama seperti orang duniawi, tunduk kepada hukum alam dan karena lain-lainnya sama bagi semua, maka sebuah pukulan yang bisa membunuh orang dunia juga akan membunuh mereka. Sering kali sukar untuk memahami mengapa begitu banyak kesusahan menimpa orang-orang benar yang sama sekali tidak menyentuh orang-orang jahat, tetapi Allah tidak menjelaskan ujian-ujian khusus ini. Dia mengharapkan supaya kita percaya kepada-Nya dan yakin kalau "Dia tidak dengan senang hati membuat kita menderita atau berdukacita", dan dengan sabar menantikan wahyu dari Tuhan yang akan menjelaskan segala hal.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA