Apa maksud kalimat "sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga"?

Untuk dengan benar memahami arti seutuhnya dari Matius 19:23, baca Lukas 18:24-27. Barangkali terjemahan bebasnya adalah: "Betapa sukarnya bagi orang-orang yang menaruh harapan pada harta untuk masuk! Jika kepercayaan, dan keyakinan sekadar pada harta ini tidak teratasi, mereka tidak dapat masuk" kecuali terjadi mukjizat oleh anugerah ilahi, yang mengubah hati. Yesus tidak menemukan kesalahan apa-apa pada diri pemuda ini karena kekayaannya; sebab kekayaan, kuasa serta pengaruhnya, bisa dijadikan jalan turunnya berkat besar kalau dipakai dengan roh yang benar seperti kepercayaan yang kita berikan terhadap pelayanan. Yesus mengetahui kalau kekayaan bagi pemuda ini sifatnya jauh lebih penting dibandingkan keselamatan kekalnya, karena dia tidak meraih kesempatan besar yang ditawarkan kepadanya oleh Sang Guru. Paulus dalam I Korintus 6:10, "juga bicara berhubungan dengan cinta uang dan cara-cara yang sukar dan tanpa belas kasih yang kadang-kadang dipakai untuk mendapatkan uang. Di mana pemerasan mulai dapat ditetapkan dengan undang-undang, tetapi hal ini harus benar-benar ditentukan dengan hati nurani, sebab apa yang adil dalam satu kasus bisa dianggap pemerasan dalam kasus lainnya. Kita harus membawa serta gagasan Kristus ke dalam hubungan bisnis, dan mengadakan bisnis bukan hanya secara adil tetapi juga secara dermawan dan penuh perikemanusiaan, tidak mengambil keuntungan dari kebutuhan.orang lain, dan jika dengan semua itu kita** menimbun kekayaan, kita condong untuk bergantung padanya supaya masuk surga. Inilah kasus yang dihadapi pemuda yang datang kepada Kristus. Ketulusan hati pemuda ini tampak jelas; namun dia sendiri merasa meskipun kehidupan moralnya bersih dan dia menjaga hukum dengan sangat ketat, tetapi terasa masih ada yang kurang. Dia tidak puas dengan kehidupannya yang tidak bercacat-cela. Keinginannya menemukan kebutuhan yang tersembunyi inilah yang membuatnya datang kepada Sang Guru, dan bertanya, "Apa lagi yang masih kurang?" Yesus yang bisa membaca isi hatinya, tahu kalau kekayaannya menjadi penghalang antara dia dengan kehidupan rohani yang sangat dibutuhkannya; bahwa pengaruh dan kedudukan di tengah masyarakat yang diperoleh karena kekayaan itu begitu berarti bagi dia sehingga dia merasa tidak sanggup untuk melepaskannya, bahkan untuk mencapai cita-citanya memiliki hidup yang sempurna. Kekayaannya menjadi berhalanya, dan hal ini diketahui Gurunya. Jadi ketika Yesus dalam hikmat-Nya memberikan ujian, yang memaksa pemuda ini untuk memilih antara kekayaan dan surga - di mana dia sendiri harus membuang batu sandungan dari jalan rohaninya - dia gagal menghadapi kemelut ini, membalikkan punggungnya dari Sang Guru, dan pergi dengan sedih. Yesus menuntut penyerahan hati dan segenap hidup secara mutlak, meletakkan segalanya dalam timbangan sebagai persembahan hati. perbuatan baik tidak bisa menyelamatkan, tetapi mempersembahkan pekerjaan dan kekayaan membawa kita ke dalam sebuah hubungan baru dan ilahi sebagai ahli waris kerajaan. Lihat Matius 19:29, yang menjanjikan upah rohani atas pengurbanan semacam itu. Pemimpin muda yang kaya ini sudah mendekati kerajaan, tetapi tidak bisa memasukinya. Perkiraannya sendiri tentang ketaatannya tidaklah benar, sebab kalau dia benar-benar memelihara Firman yang pertama maka dia akan menempatkan Allah sebagai yang terutama, bahkan melampaui harta benda duniawinya yang mahal harganya, dan dia tidak akan pernah meninggalkan Kristus.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA