Jika orang yang selamat langsung menuju surga setelah dia mati, kenapa ada kebangkitan yang diikuti oleh hari penghakiman?
Dalam membicarakan hal-hal rohani, orang harus menjaga terhadap berbagai pemikiran materialistik tentang alam baka yang berlaku sebelum kedatangan Kristus. Roh manusia mempunyai kesadaran akan waktu dan barang hanya jika ia dikaitkan dengan hal fisik dan materi. Yesus.harus menggunakan bentuk-bentuk pidato ini agar ajaran-ajaran-Nya dimengerti oleh orang banyak; tetapi pada banyak kesempatan Dia berusaha meninggikan dan menerangi pikiran mereka agar memiliki pengertian rohani yang lebih jelas. Allah adalah Roh, tidak terpahami, tak tergambarkan. Allah berada di surga, namun Dia ada di mana-mana, karenanya surga ada di mana-mana. Lihat Matius 6:33; Lukas 17:20, 21; Lukas 23:43 dan ayat-ayat lainnya. Dari ayat-ayat ini haruslah jelas bahwa istilah "surga" yang dimaksud adalah suatu keadaan eksistensi. Kebangkitan dan penghakiman akhir diajarkan di Mesir berabad-abad sebelum zaman Musa; melalui modifikasi digabungkan dalam ajaran-ajaran bangsa Ibrani, dan dengan demikian diwariskan ke dalam doktrin-doktrin Gereja Kristen. Itu semua adalah persediaan yang cocok dari kepercayaan dalam kekekalan, dan menandai batas-batas yang dapat dicapai oleh akal budi manusia. Tetapi, ketika kita sampai pada pertanyaan kenapa dan mengapa, kita sedang mencari penyataan yang lebih dalam mengenai maksud-maksud Allah ketimbang yang Dia berkenan memberikan kepada kita. Yohanes 3:13 tidak boleh dipisahkan dari ayat sebelumnya. Tidak seorang pun dapat menerangkan keadaan rohani tanpa dia sendiri lebih dahulu mengalami kerohanian itu, demikian pula ajaran atau penjelasan seperti itu tidak mungkin dipahami oleh siapa pun yang belum mengalaminya sendiri. Itulah alasannya mengapa gagasan-gagasan materialistik tentang keadaan masa yang akan datang secara universal masih berlaku. Lihat Efesus 4:9, 10.
Artikel yang terkait dengan Lukas:
