Siapa sesamaku manusia?
Pertanyaan praktis yang berbunyi, "Bagaimana sebaiknya saya melaksanakan perintah untuk mengasihi sesamaku manusia seperti diri saya sendiri" tidak henti-hentinya menghadang orang Kristen. Dalam perumpamaan Orang Samaria yang Baik, Yesus mengajarkan bahwa sesama kita adalah siapa pun yang bisa kita layani. Tidak ada batasan mengenai kedudukan sosial, atau pernyataan kepercayaan, atau bangsa, atau tempat tinggal. Siapa pun yang bisa kita jangkau berhak mendapatkan pertolongan kita, yang memang disetujui oleh Allah sendiri. Ajaran Yesus maupun Paulus sangat jelas yaitu manusia harus peduli, dengan ketulusan dan kasih sayang khusus, terhadap anggota-anggota keluarganya sendiri. Bersikap manis dan baik, sabar dan penolong dalam keluarga adalah tugas mengasihi pertama orang Kristen kepada sesamanya. Selanjutnya orang-orang yang terdekat dalam kehidupan sehari-harinya juga memiliki hak untuk dia layani. Dia harus selalu memperhatikan pribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang membutuhkan dan yang dapat ia tolong. Orang Kristen harus membuat pengaruhnya terasa bermanfaat bagi sesamanya, kotanya, dan negaranya. Surat-menyurat dan rute ekspres telah menyatukan seluruh dunia menjadi lingkungan yang tersusun rapat sehingga setiap orang harus merasakan bahwa orang-orang yang membutuhkan pertolongan di setiap sudut dunia sekalipun memiliki hak atas kemurahan hatinya. Tidak perlu dikatakan kalau sukacita yang ada dalam pelayanan seperti itu akan selalu lebih besar, apa pun pengurbanan yang harus kita lakukan. Matius 19:19, 22:39; Lukas 10:36, 37; Rm. 13:10.
Artikel yang terkait dengan Lukas: