Apakah kita harus tetap berusaha berbuat baik walaupun tidak dihargai?

Orang-orang yang menjadi bagian dari rumah tangga orang beriman dinasihati "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, .karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah" (Gal. 6:9). Ini berlaku bahkan dalam perkara-perkara kecil dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak hal yang jika dipandang dari kaca mata penilaian dunia akan melemahkan semangat, seperti kurangnya penghargaan atas kebaikan atau kurangnya kegembiraan untuk menolong orang lain. Namun, ini tidak perlu mengganggu orang yang sedang berbuat baik' bukan untuk mendapatkan pujian atau balasan dan bahkan ucapan terima kasih, tetapi demi Dia "yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik" (Kis. 10:38). Semangat yang sungguh mulia, diilhami oleh kasih terhadap Kristus dan terhadap kemanusiaan, tidak untuk mencari balasan apa pun, selain pengakuan tentang hati nurani yang baik dan pengenalan bahwa dia sedang melayani (melakukan) kehendak ilahi. Jasa sebenarnya dari perbuatan baik ada pada fakta bahwa kita melakukannya karena semangat kasih persaudaraan, tanpa memikirkan balasan, dan lebih baik jika itu dapat dilakukan diam-diam serta tidak dipamerkan, bahkan secara rahasia sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanan (Mat. 6:3, 4). Rahasia melayani Allah ialah yang berkelimpahan upah rohani.




Artikel yang terkait dengan Kisah Para Rasul:


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA