Apakah baptisan Yohanes mempunyai otoritas ilahi?

Yohanes sendiri menganggap misinya lebih rendah dan tidak memiliki otoritas ilahi seperti pekerjaan sang Juruselamat. Dia menganggap agama Yahudi yang ada seperti batu loncatan bagi orang-orang bukan Yahudi untuk sampai kepada kerajaan Kristus. Dia mengajar dengan wibawa seorang nabi, yang dalam pengembaraannya yang panjang di padang gurun dia telah menerima ilham rohani dan petunjuk untuk pekerjaannya. "Bertobatlah dan beri dirimu dibaptis" adalah perintah dari misinya. Bagaimanapun, baptisannya tidak dianggap memberikan penyucian, melainkan sebagai persiapan, dan murid-murid Yesus, karena mengakui pandangan ini, membaptis kembali para pengikut Yohanes (lih. Kis. 19:3-5). Para penafsir menjelaskan pokok perbedaan antara baptisan yang dilakukan Yohanes dengan yang dilakukan Yesus bukanlah bersifat pribadi, melainkan antara baptisan air tanda pertobatan dengan baptisan Roh Kudus yang dijanjikan sebagai tanda hidup baru. Yohanes sendiri mengatakan (Mat. 3:11): "Aku membaptis kamu dengan air ... tetapi Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api." Mengenai arti penting baptisan Kristus, murid-murid yang bersahaja ini belum diberi pencerahan. Karenanya mereka dibaptis oleh Paulus sendiri "sebagai tanda seluruh kepenuhan dari penatalayanan baru yang kini terbuka bagi pikiran mereka yang percaya."




Artikel yang terkait dengan Kisah Para Rasul:


TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA