Kapan dan mengapa hari Sabat diubah menjadi hari pertama dalam seminggu?

Tidak ada perintah tercatat, dan mungkin tidak satu perintah pun yang diberi untuk mengubah, tetapi perubahan itu dibuat pada peringatan kebangkitan Kristus dari kematian. Dalam konsili besar yang pertama dari Gereja, sewaktu pertanyaan ini dibahas apakah orang bukan Yahudi yang bertobat diwajibkan untuk menaati hukum bangsa Yahudi, telah diputuskan hanya empat hal yang diwajibkan bagi mereka (lih. Kis. 15). Perayaan hari Sabat Yahudi tidak termasuk dalam keempatnya, dan orang Kristen bukan Yahudi tampaknya tidak pernah melaksanakannya. Para rabi telah menjadikan hari sabat itu konyol dengan peraturan-peraturan yang tak masuk akal tentang apa yang boleh dilakukan atau tidak oleh seseorang pada hari itu. Kristus acapkali dituduh telah melanggar hari Sabat. Cara bangsa Yahudi merayakan hari Sabat paling menjengkelkan dan berat, dan para Rasul dengan sangat bijaksana tidak mencoba memperbudak bangsa bukan Yahudi dengan hal itu. Tulisan-tulisan Bapa-bapa Gerejawi yang mula-mula menunjukkan bahwa di awal mula era Kristen, mungkin pada masa para rasul, hari pertama dalam seminggu secara keseluruhan menjadi hari pertemuan ibadah dan pantangan melakukan pekerjaan duniawi, dan dengan demikian merayakan Ciptaan baru sebagaimana Sabat Yahudi merayakan ciptaan yang lama. Beberapa kiasan soal-soal sepele dalam Kisah Para Rasul menunjukkan bahkan pada masa-masa para rasul, kebiasaan ini sudah lazim. Tetapi kita tidak merayakan hari Minggu sebagai hari Sabat. Hari ini jarang sekali menjadi hari istirahat bagi orang-orang Kristen yang bersungguh-sungguh, tetapi suatu hari kegiatan kudus untuk melayani Tuhannya.




Artikel yang terkait dengan Kisah Para Rasul:


TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA