Apakah kita sebagai orang Kristen wajib menaati Sepuluh Perintah?
Orang Kristen tidak hidup di bawah Taurat melainkan di bawah anugerah. Akan tetapi hal ini tidak membuat mereka bebas dari kewajiban. Lebih banyak yang diharapkan dari mereka yang hidup pada jalan kebenaran ketimbang hidup di bawah hukum. Anda menetapkan peraturan-peraturan bagi anak-anak Anda dan menyuruh mereka patuh kepadanya, tetapi sewaktu mereka dewasa, mereka bebas dari peraturan-peraturan Anda. Tidakkah Anda berharap mereka akan menjaga sikap tanpa ada peraturan? Sasaran Anda adalah melatih mereka, mencetak watak yang bisa menjaga mereka supaya bersikap benar ketika diperhadapkan dengan pengambilan keputusan sendiri. Lalu, perintah-perintah mana yang Anda sebagai orang Kristen yang bebas dari Hukum Taurat merasa boleh melanggarnya? Anda akan tetap mematuhinya demi kasih kepada Allah, entah Anda terikat atau tidak. Sehubungan dengan perintah-perintah dan keputusan-keputusan dari Perjanjian Lama, ketika pertanyaan ini dipertimbangkan dalam sidang apostolik pertama (Kis. 15:5-29) maka diputuskan bahwa orang bukan Yahudi yang bertobat tidak wajib menaati hukum Imamat. Kristus juga, dalam khotbah-Nya di atas bukit, berkata: "Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita", selanjutnya Ia berkata, "namun Aku berkata kepadamu", dan seterusnya, dengan jelas menganggap hukum yang ada tunduk pada pembatalan yang dilakukan-Nya. Akan tetapi, seharusnya tidak ada anggapan bahwa sistem agama orang Kristen tidak begitu ketat. Siapa pun yang menaati Kristus harus mematuhi kewajiban-kewajiban yang lebih tinggi ketimbang kewajiban yang ditetapkan Hukum Taurat. Contohnya, Hukum Taurat melarang pembunuhan dan Kristus melarang kemarahan yang menuju kepada pembunuhan. Karena kasih itu lebih tinggi daripada hukum, maka Kristus dengan membebaskan umat-Nya dari hukum dan menempatkan mereka di bawah kewajiban kasih, menanamkan moralitas yang lebih tinggi.
Artikel yang terkait dengan Kisah Para Rasul:
