Apakah Firaun tenggelam di Laut Merah?

Semua bukti menentang teori yang menyatakan Firaun tenggelam di Laut Merah. Beberapa informasi yang sangat menarik, yang menyediakan penegasan yang melengkapi kisah Alkitab, baru-baru ini didapatkan, dengan cara menguraikan prasasti pada monumen-monumen kuno di Mesir. Dari monumen-monumen ini terbukti bahwa Firaun yang "menolak untuk membiarkan umat itu pergi" bernama Meneptah. Dia adalah putra bungsu dari Firaun yang agung, Ramses II, Firaun yang menindas bangsa Ibrani dan memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki, dan yang kematiannya disebut dalam Keluaran 2:23. Meneptah adalah seseorang yang sudah berumur, setidaknya enam puluh tahun, sewaktu dia naik takhta, dan pada dasarnya pemalu serta lemah. Dia bergabung dalam pemerintahan putranya yang berotak cemerlang, Seti, seorang pemuda yang pribadi dan karakternya mirip dengan kakeknya, Ramses. Seti sebenarnya adalah raja meskipun ayahnya, Meneptah, hanyalah raja sebatas nama. Alkitab menyinggung Seti sebagai "anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya" (Kel. 12:29). Makam pemuda ini telah ditemukan, dan ada sebuah catatan tentang prestasi-prestasinya, yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang jenderal dan pengelola yang hebat. Tetapi namanya tidak terdapat dalam daftar Firaun dan prasasti di makamnya menunjukkan kalau dia tidak pernah menjadi raja, dan meninggal dengan tiba-tiba, sewaktu dia masih menjadi seorang pangeran. Alkitab memberitahukan kepada kita bagaimana dia mati. Ini terjadi pada malam hari malaikat membunuh semua anak sulung. Meneptah sebagaimana yang kita ketahui dari kisah Alkitab, Meneptah mengejar bangsa Ibrani. Sekarang dia tidak memiliki anak laki-laki untuk memerintah seperti yang sebelumnya. Saat itu dia berusia delapan puluh dua tahun. Apa yang mungkin dilakukan olehnya sewaktu dia harus mengirim pasukannya dan dia sendiri harus tinggal, tanpa mempedulikan usianya, dan pada malam harinya, mengadakan perjalanan yang penuh bahaya. Catatan Mesir menyatakan bahwa pernah sekali sebelumnya, di malam sebelum peperangan, ketika seharusnya ia memimpin pasukan, orang lanjut usia ini mendapatkan sebuah visi yang tepat, yang memerintahkan dia supaya tidak terjun ke medan perang, melainkan menyerahkan pimpinan kepada putranya. Sudah pasti dia menarik diri pada peristiwa itu dan dengan demikian dia menyelamatkan nyawanya. Kasus serupa dari seorang ayah dan anak yang memerintah bersamaan terjadi atas Belsyazar, meskipun pernah berfungsi sebagai raja, namanya tidak tercantum dalam daftar raja-raja. Dia ada hubungannya dengan pemerintahan bersama dengan ayahnya, Nabodinus, dan sama seperti Seti di Mesir, dia meninggal sebelum ayahnya.




Artikel yang terkait dengan Keluaran:


TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA